Telset.id, Jakarta – Pemerintah China meminta Telsa untuk menutup pabrik mereka. Bukan karena alasan bisnis, melainkan karena China khawatir karyawan Tesla di China terkena wabah virus Corona yang saat ini telah menewaskan ratusan orang.
Akan tetapi, menurut Kepala Keuangan Tesla, Zach Kirkhorn, apabila pabrik Tesla di China ditutup, maka akan mempengaruhi produksi Tesla Model 3 di sana. Tersendatnya produksi, maka akan berdampak pula pada keuntungan perusahaan di kuartal pertama tahun ini.
Meski demikian, dikutip Telset.id dari The Verge, Kamis (30/01/2020), pabrik Tesla di China akan tetap ditutup sampai 9 Februari mendatang.
“Pada titik ini kami sebenarnya mengharapkan penundaan 1 hingga 1,5 minggu di Shanghai ini agar tidak menunda produksi Tesla Model 3. Penutupan dilakukan karena pemerintah mengharuskan penutupan pabrik,” kata Zach kepada awak media.
{Baca juga: Kantor Google di China Terpaksa Tutup Akibat Virus Corona}
Tesla adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang terpengaruh akibat wabah virus Corona. Perlu diketahui, Tesla mulai mengirimkan mobil pertama yang diproduksi di Shanghai pada akhir tahun 2019. Pengiriman tersebut menandai tonggak penting bagi Tesla, yang berharap untuk mendapatkan pasar di China melalui pabriknya di China.
Memiliki pabrik di China dapat mempercepat pengiriman dan dapat melindungi perusahaan dari perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China. Sayangnya, serangan virus Corona membuat pabrik mereka China harus ditutup sementara.
{Baca juga: Gegara Wabah Virus Corona, Xiaomi Tutup Semua Toko di China}
Tesla bukan satu-satunya perusahaan yang terganggu oleh wabah virus. Google misalnya, kantor mereka di China harus tutup sementara waktu. Begitu juga dengan Apple dan Facebook yang membatasi perjalanan karyawan minggu ini.
Sedangkan perusahaan lokal Xiaomi, terpaksa menutup seluruh toko yang tersebar di berbagai kota di China. Penutupan toko offline Xiaomi mulai berlaku pada 29 Januari 2020. (NM/MF)