Telset.id, Jakarta – Anggapan “ponsel ghoib” kerap dikaitkan dengan Xiaomi. Sebagai contoh, Redmi Note 8 dan Redmi Note 8 Pro yang dilaporkan sulit ditemukan dan didapatkan oleh para konsumen yang mencarinya via toko offline dan online.
Bahkan, fenomena ini langsung melekat di benak Country Manager Xiaomi Indonesia yang baru, Alvin Tse. Pria yang juga menjabat Head of Poco Global itu mengatakan, “ghaib” adalah kata pertama saat ia datang ke Indonesia pada Oktober lalu.
“Sejak datang ke Indonesia, satu kata pertama yang saya tahu adalah ‘ghoib’, berkaitan dengan fenomena itu (ponsel ghoib) di sini,” katanya, di acara temu media di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
{Baca juga: Adu Kuat Samsung dan Oppo, Siapa Raja Sesungguhnya?}
Alvin pun langsung blak-blakan soal fenomena “ponsel ghoib” yang dikeluhkan para konsumen dan Mi Fans Indonesia terkait Redmi Note 8 dan Redmi Note 8 Pro. Ia tidak menampik adanya fenomena tersebut, dan menjelaskan tiga alasan kenapa hal tersebut terjadi.
“Jadi, ada tiga alasan kenapa hal tersebut (ponsel ghoib) terjadi,” ucap Country Manager Xiaomi Indonesia tersebut, di acara temu media di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Alasan pertama menurutnya adalah, terdapat proses bernama “Ramp-up” yang terjadi saat proses perakitan di pabrik Indonesia. Proses ini bermula dari material smartphone yang dikirim dari China, dan kemudian dikirimkan ke Indonesia.
{Baca juga: Samsung Klaim Masih Nomor Satu di Pasar Smartphone Indonesia}
Pabrik tidak lantas merakit produk atau smartphone yang baru dirilis. Tapi, mereka perlu melatih para pekerja dan melakukan serangkaian pengujian terlebih dahulu.
“Di proses ini, biasanya benar-benar memakan waktu, karena akan banyak produk yang cacat,” jelasnya.
Alasan kedua, penjualan online di Indonesia yang rumit dan cenderung bermasalah. Alvin mengeluhkan, penjualan online di Tanah Air tidak hanya dimanfaatkan oleh end user, tapi juga oleh dealer sampai toko-toko yang ingin menjual kembali produk mereka.
“Kami ini perusahaan yang fokus ke online. Tapi, online di sini sangat rumit. Yang beli bukan hanya end-user saja, tapi ada dealer, retailer, dan lainnya,” tegas Alvin.
“Si end-user kalah cepat membelinya, sehingga tidak dapat barang yang diinginkan. Jadi, itu yang membuat mereka merasa kami tak punya barang,” lanjutnya.
{Baca juga: Review Redmi Note 8 Pro: Comeback Sempurna dari Xiaomi}
Hal ini menurutnya, diperparah dengan jalur penjualan offline lewat Mi Store dan mitra yang belum maksimal.
Terakhir adalah, jumlah permintaan yang selalu jauh lebih tinggi dari stok yang ada. Redmi Note 8 Series misalnya, terdapat stok 125 ribu unit yang disediakan pada bulan pertama sejak meluncur. Namun, karena tingginya permintaan, stok tersebut selalu habis terjual lewat penjualan online.
Alvin memastikan, pihaknya akan terus meningkatkan produksi untuk mengatasi fenomena ponsel ghoib yang menimpa mereka. Selain itu, ada beberapa strategi yang diterapkan Xiaomi untuk mengatasi masalah ini.
Salah satunya adalah, memberikan F-Code kepada Mi Fans setia. Kode khusus ini bisa digunakan untuk pembelian di Mi.com, dan dijamin mendapatkan perangkat yang diinginkannya segera. (FHP)