Telset.id, Jakarta – Sepotong kulit buatan hasil temuan para ilmuwan Singapura bisa dicetak dalam waktu kurang dari satu menit. Kulit manusia buatan seukuran kuku ibu jari itu merupakan hasil pengujian non-hewani untuk kosmetik dan produk lain.
“Terbuat dari sel-sel kulit dari donor dan kolagen, kulit in-vitro memiliki sifat kimia dan biologis yang sama dengan kulit manusia,” demikian kata John Koh, manajer laboratorium di perusahaan DeNova Sciences.
Dilansir New York Post, Kamis (14/11/2019), dalam melakukan pengujian tersebut, DeNova Sciences bekerja sama dengan Nanyang Technological University Singapura.
{Baca juga: Aneh bin Unik, Peneliti ini Buat Casing Kulit Manusia untuk Smartphone}
“Kami ingin menawarkan solusi untuk pengujian tanpa kulit binatang atau manusia,” tambahnya.
Tim penguji telah mempercepat proses pembuatannya menggunakan mesin printer untuk memasukkan lapisan-lapisan dengan pola yang persis seperti kulit manusia. Setiap bagian kecil kulit butuh waktu satu menit untuk dicetak.
Campuran itu kemudian diinkubasi selama sekitar dua minggu. Ketika sel-sel bertambah banyak, kulit bakal berubah menjadi membran keputihan. Kulit tersebut dapat digunakan untuk menguji toksisitas atau potensi iritasi suatu bahan.
{Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Printer 3D untuk Sembuhkan Luka di Kulit}
Kulit buatan para ilmuwan di Singapura juga bisa dipakai untuk menguji kualitas penetrasi bahan aktif dalam produk seperti kosmetik. Dengan begitu, produk yang sudah diluncurkan di pasaran dijamin tidak berdampak negatif.
Para ilmuwan DeNova Sciences dan Nanyang Technological University sekarang fokus kepada pengembangan kulit yang mencakup sel-sel pigmen Asia untuk menguji efek pemutihan kosmetik dan produk perawatan kulit. (SN/FHP)
Sumber: New York Post