Kena Tipu! Militer AS Beli Barang “Abal-abal” dari China

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Jaksa federal Amerika Serikat (AS) telah mengajukan tuntutan pidana, menuduh perusahaan New York mengimpor dan menjual barang abal-abal alias peralatan pengawasan dan keamanan yang dijual secara ilegal dari China untuk militer AS.

Tuduhan terhadap Aventura Technologies Inc, yang berbasis di Commack, New York, dan tujuh karyawan saat ini serta mantan karyawan diumumkan pada Kamis (7/11/2019) di pengadilan federal di Brooklyn.

{Baca juga: Militer AS Tanamkan Sistem Operasi ke Senjata Api}

Enam orang ditangkap, termasuk Jack Cabasso, pria yang dituduh memimpin skema itu. Cabasso diperintahkan masuk penjara tanpa jaminan, sedangkan lima lainnya, termasuk istri Cabasso, dibebaskan.

Dilansir Reuters, dikutip Telset.id, Jumat (8/11/2019), jaksa mengatakan bahwa para terdakwa secara salah memberi tahu kepada pelanggan bahwa produk-produk perusahaan merupakan buatan AS, bukan impor.

Praktik tersebut dilakukan oleh Aventura Technologies Inc sejak 2006 hingga bulan ini. Jaksa penuntut menyatakan bahwa eberapa produk yang diimpor serta dijual mengandung risiko keamanan siber.

Pelanggan terbesar Aventura Technologies Inc adalah badan pemerintah AS, termasuk militer AS, baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Aventura Technologies Inc juga punya pelanggan perusahaan swasta.

{Baca juga: Angkatan Laut AS akan Dipersenjatai Laser Anti-Rudal}

Aventura Technologies Inc memperoleh pemasukan dari penjualan barang abal-abal dari China ini sekitar USD 88 juta atau lebih kurang Rp 1.23 triliun sejak 2010. Aventura Technologies Inc sering menjual barang impor China dengan label “Made in USA”.

Sebelumnya dikabarkan bahwa militer AS menyatakan bahwa menggunakan senjata AI atau senjata yang dilengkapi dengan teknologi berbasis kecerdasan buatan merupakan satu-satunya cara untuk mengalahkan senjata musuh.

Militer negara berjuluk Negeri Paman Sam itu memang sangat mendukung penggunaan AI. Mereka mengatakan, bahwa AS tidak akan bisa bersaing dengan negara kuat lain seperti Rusia dan China tanpa menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan.

Meski demikian, tetap ada kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi jika kendali atas senjata mematikan dipercayakan kepada teknologi kecerdasan buatan itu.

{Baca juga: Militer AS Kembangkan Robot dengan Otak Serangga}

Oleh karenanya, para petinggi militer AS mengambil pendekatan konservatif terkait kecerdasan buatan. Mereka memastikan, manusia akan memiliki peran pada setiap senjata AI yang ada. [SN/HBS]

Sumber: Reuters

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI