Telset.id, Jakarta – Pengembang game Call of Duty mengantisipasi kemarahan China dengan menangguhkan seorang gamer profesional dan membatalkan semua kemenangannya. Gara-garanya, gamer itu berteriak “Bebaskan Hong Kong” saat wawancara pasca-pertandingan.
Activision Blizzard, yang berbasis di Santa Monica, California, di mana lima persen sahamnya dimiliki oleh Tencent Holdings di Shenzhen, China, melarang pemain Hearthstone Ng Wai Chung bermain di kompetisi video game selama setahun gara-gara aksi mendukung pro-demokrasi di Hong Kong.
{Baca juga: Rayu China, Apple Hapus Aplikasi Cek Rute Demonstran Hong Kong}
Unit Blizzard juga memutuskan hubungan dengan dua pewawancara gamer yang merunduk di bawah meja. Kebijakan tersebut berlaku ketika National Basketball Association (NBA) menepis serangkaian tindakan balasan dari perusahaan-perusahaan China soal cuitan pro-demokrasi.
Menurut laporan Ubergizmo, seperti dikutip Telset.id, Kamis (10/10/2019), manajer umum Houston Rockets sebelumnya menyerukan dukungan pro-demokrasi via Twitter. Hal itu membuat perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis dengan China menjadi berada di ujung tanduk.
Blizzard mengutip aturan terhadap segmen publik yang menyinggung kemenangan Ng Wai Chung senilai USD 7.000 atau sekitar Rp 90 juta. Kemenangan tersebut dikenal sebagai “Blitzchung”. Apalagi, ia masih berkesempatan untuk memenangkan hadiah tambahan USD 200 ribu.
Namun, gara-gara keputusan itu, pendukung pidato pro-demokrasi mengecam Activision Blizzard. Beberapa di antaranya menyerukan boikot menggunakan tanda pagar #boycottblizzard. “Saya tidak akan lagi memainkan permainan Blizzard, ”kata Lettii lewat akun Twitter @ ttvlettii.
{Baca juga: Twitter dan Facebook Hapus Akun Provokator Demo Hong Kong}
Selasa (8/10/2019) lalu, China Central Television menyatakan tidak akan menyiarkan dua pertandingan bola basket NBA lantaran pernyataan manajer umum Houston Rockets. Mereka melakukan penyelidikan terkait semua kerja sama dan pertukaran yang melibatkan NBA. [SN/HBS]
Sumber: NY Post