Telset.id, Jakarta – Toko kecantikan Sephora sedang mengalami masalah. Kabarnya terjadi kebocoran data pribadi pelanggan di Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Selandia Baru, Australia dan Indonesia.
Dilansir Telset.id dari Asia One pada Selasa (30/07/2019), kasus ini bermula ketika ada 12 toko di Singapura yang memberi tahu jika terjadi pelanggaran data pribadi pelanggan selama dua minggu terakhir.
Direktur Pelaksana Sephora untuk Asia Tenggara, Alia Gogi mengatakan jika informasi pribadi pelanggan diduga telah bocor ke pihak ketiga yang tidak sah.
{Baca juga: Facebook Tuding Pelaku Peretasan Data adalah Spammer}
“Termasuk nama depan dan belakang, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat email dan kata sandi terenkripsi, seperti serta data yang terkait dengan preferensi kecantikan,” tulis Alia.
“Perusahaan tidak punya alasan untuk percaya bahwa data pribadi telah disalahgunakan” tambah Alia.
Tidak diketahui berapa banyak pelanggan yang terpengaruh dalam pelanggaran privasi data ini. Perusahaan asal Perancis tersebut meminta maaf dan membatalkan semua kata sandi yang ada untuk akun pelanggan.
Mereka juga melakukan peninjauan sistem keamanannya dan menawarkan layanan pemantauan data pribadi gratis kepada pelanggannya, melalui penyedia pihak ketiga. Dalam email yang dikirimkan, perusahaan juga merekomendasikan agar pelanggannya mengubah kata sandi ke akun mereka.
Masalah data pengguna bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya 13 juta akun Bukalapak diretas oleh hacker asal Pakistan bernama Gnosticplayers.
Hacker itu mengklaim telah meretas puluhan situs populer dan menjual hasil retasannya di dark web. Yang mengejutkan, nama Bukalapak masuk ke dalam daftar situs yang ia retas.
{Baca juga: 13 Juta Akun Bukalapak Diretas dan Dijual di Dark Web}
Menurut The Hacker News, seperti dilansir Telset.id pada Senin (18/03/2019), Gnosticplayers telah meretas 890 juta akun pengguna dari 32 situs populer beberapa waktu lalu.
Kemudian, ia menjual ratusan juta akun pengguna tersebut pada 6 dark webdalam empat putaran. Tiga putaran di antaranya telah dilakukan pada bulan lalu pada darknet bernama Dream Market. [NM/HBS]
Sumber: Asia One