Telset.id, Jakarta – Apple memohon kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump agar mendapatkan pengecualian terkait pemberlakuan tarif impor. Maklum, Apple ingin memindah pabrik Mac Pro dari Texas ke China.
Menurut laporan Bloomberg, seperti dikutip Telset.id, Jumat (26/07/2019), Apple sudah mengajukan surat permohonan keringanan ke Gedung Putih pada 18 Juli 2019. Isinya, Apple meminta dispensasi terkait 25 persen tarif tambahan.
Jika permohonan dispensasi kepada Trump terkabul, Apple otomatis bakal menghemat biaya tambahan hingga USD 300 miliar atau sekitar Rp 4.202 triliun. Jumlah itu jelas tetap sangat berharga bagi perusahaan sekelas Apple.
{Baca juga: Stand Monitor Dijual Rp 14 Juta, Fans Apple ‘Ngamuk’}
Sebelumnya, pada gelaran Apple Worldwide Developer Conference 2019, Apple merilis Mac Pro 2019. Dengan tampilan lebih baru, Mac Pro anyar dibanderol USD 5.999 atau sekitar Rp 85 juta dan kemungkinan diproduksi di China.
Memang terdengar mengagetkan mengingat sejak 2013 Apple merakit Mac Pro di pabrik Texas. Namun, tak bisa dimungkiri, mayoritas produk Apple memang diproduksi di China. Masalahnya, AS dan China sekarang memanas akibat perang dagang.
Ya, Apple memutuskan untuk memproduksi Mac Pro terbaru di China di tengah perang dagang. Kendati begitu, Mac Pro terbaru tetap masih memiliki komponen yang dibuat di AS dan mendukung industri pabrik di 30 negara bagian.
{Baca juga: Spesifikasi dan Harga Hp Apple Terbaru}
Tampilan Mac Pro terbaru cukup unik. Apple menghadirkan desain perutan keju dengan frame stainless-steel dan bungkus alumnium. Diameternya mencapai 52,9 cm x 21,8 cm x 45 cm dengan berat lebih kurang 18 kilogram.
Mac Pro anyar pakai sistem operasi macOS Catalina dengan prosesor Intel Xeon W. Mac Pro terbaru juga berbekal 3.5GHz octa-core dan dapat diperbesar hingga prosesor 2.5GHz 28-core dengan cache 66.5MB. Memorinya DDR4 ECC 32GB. (SN/FHP)
Sumber: Bloomberg