Telset.id, Jakarta – LinkAja bukanlah aplikasi pembayaran non-tunai pertama di Indonesia, karena sudah cukup banyak aplikasi sejenis telah lebih dulu eksis di Indonesia. Sebut saja seperti Go-Pay dan OVO. Lantas, bagaimana LinkAja melihat pemain-pemain lain yang akan menjadi kompetitornya itu?
CEO LinkAja, Danu Wicaksana menjelaskan jika di Indonesia terdapat aplikasi pembayaran non-tunai lain seperti OVO, Go-Pay dan DANA. Meski begitu, menurut Danu, pihaknya tidak melihat ketiganya sebagai kompetitor, tetapi sebagai perusahaan yang turut mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
“LinkAja bersama beberapa pemain uang elektronik lain akan saling bahu-membahu dalam mengedukasi masyarakat untuk mengadopsi budaya non-tunai, dan meningkatkan inklusi keuangan,” kata Danu di Jakarta, Kamis (04/07/2019)
Danu membeberkan terkait inklusi keuangan di Indonesia. Saat ini inklusi keuangan masih di bawah 50% sehingga perlu didorong agar meningkat hingga 90%.
{Baca juga: Jadi Dompet Digital, LinkAja Bisa untuk Bayar Apa Saja?}
“Data Worldbank 2018 itu inklusi layanan keuangan kita baru mencapai 49%. Kami berkeinginan membantu percepatan inklusi keuangan sampai akhir tahun 2019 sampai 75%. Syukur-syukur bisa 90% di tahun-tahun mendatang,”
Selain itu LinkAja merupakan layanan yang berbeda dibandingkan dengan layanan yang lain. Dengan bekerja sama operator telekomunikasi, transportasi publik dan perusahaan BUMN, maka LinkAja bisa digunakan untuk membeli pulsa, tiket kereta pesawat, serta bahan bakar kendaraan di SPBU.
“Jika diperhatikan kegunaan utama LinkAja ini tidak hanya ride sharing atau retail merchants, melainkan juga small denom airtime atau bisa beli pulsa dengan nominal Rp 10 ribu. Link Aja juga bisa untuk Petrol atau minyak dan transportasi,” tambah Danu.
Selain itu, layanan uang elektronik ini juga tidak berfokus pada pemberian diskon pada pengguna. Dia mengakui jika diskon bisa menarik jumlah pengguna, tetapi strategi itu jangan dijadikan fokus utama.
“Yang paling bisa bikin orang akhirnya mengubah kebiasaan dan membuat orang mau mencoba. Kalau memberikan promo diskon sih, kita juga ada (diskon), tapi itu bukan jadi yang utama,” katanya.
{Baca juga: LinkAja Targetkan Genjot Transaksi Non Tunai Hingga 75%}
Aplikasi yang dikembangkan oleh PT Fintek Karya Nusantara (Fintara) dan merupakan sinergi antar beberapa perusahaan BUMN ini diklaim akan bisa memenuhi kebutuhan pengguna.
Untuk itu, mereka menghadirkan beragam fitur dan layanan pembayaran lebih dari 150 ribu outlet, 20 e-commerce dan moda transportasi. “Kita membantu mereka di kehidupan sehari-hari. Itu yang kita fokuskan,” tutup Danu. [NM/HBS]