Telset.id, Jakarta – PT Smartfren Telecom telah mengumumkan awal ekspansi jaringan mereka di tahun 2019 ini. Rencananya, dengan menggunakan jaringan serat optik Palapa Ring, Smartfren akan melakukan ekspansi di Natuna, Kepulauan Riau.
Menurut Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys mengatakan bahwa akan melakukan ekspansi ke luar pulau Jawa, khususnya Natuna, yang berada di bagian barat wilayah Indonesia.
“Bulan depan kita akan buka area baru di Pulau Natuna lewat implementasi Palapa Ring. Dengan adanya Palapa Ring, kita berani ekspansi sekitar awal-awal atau pertengahan Maret di Natuna,” ungkap Merza di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Rabu (20/02/2019)
Setelah Natuna beroperasi, kata Merza, nantinya daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa akan segera menyusul untuk diekspansi layanan Smartfren.
{Baca juga: Bos Smartfren Akui Sudah Bicarakan Merger dengan XL}
Kemudian Merza juga mengatakan bahwa dengan menggunakan Palapa Ring, maka beban Capital Expenditur (Capex) mereka bisa berkurang. “Biasanya proyek-proyek yang di luar Jawa membuat Capex menjadi mahal,” tuturnya.
Smartren sendiri di tahun 2019 ini menganggarkan Capex mencapai $ 200 juta atau Rp 2,8 triliun. Melalui Capex tersebut, anak usaha Grup Sinar Mas ini akan fokus ke perluasan jaringan dengan membangun sejumlah BTS (base transceiver station) baru.
“Sekarang kita punya hampir 17.000 BTS, targetnya bisa lebih dari 20.000 sampai akhir tahun 2019,” ungkap Merza.
Pembangunan proyek Palapa Ring semakin mendekati akhir. Kabar terakhir menyebutkan setelah Paket Barat tuntas, selanjutnya pembangunan Paket Tengah juga telah tuntas 100% dan siap diuji coba sebelum mulai dioperasikan penuh.
Seperti diketahui, jaringan kabel serat optik proyek Palapa Ring memiliki panjang 2.995 km dan melintasi 17 kabupaten dan kota.
{Baca juga: Tuntas 100%, Palapa Ring Paket Tengah Siap Uji Coba Operasi}
Palapa Ring Paket Tengah dibangun melintasi Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara itu terdiri atas kabel darat sepanjang 1.326,22 km dan 1.787,06 km kabel laut.
Proyek bernilai Rp 1,38 triliun ini diharapkan dapat memperluas jaringan internet di Indonesia. Dan diklaim nantinya memungkinkan akses kecepatan internet 4G sampai dengan 30 Mbps. [NM/HBS]