Telset.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut telah cukup banyak konten hoaks yang muncul menjelang pemilihan umum (pemilu) 2019.
Dilansir Telset.id dari laman resmi Kominfo pada Kamis (03/01/2019), pihak Kominfo mengidentifikasi 62 konten hoaks yang tersebar di internet dan media sosial berkaitan dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden.
Menurut Plt. Kabiro Humas Kominfo Ferdinandus Setu, konten hoaks semakin banyak bermunculan dan jumlah terbanyak muncul di bulan Desember 2018 lalu.
“Hasil penelusuran dengan menggunakan mesin AIS oleh Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Direktorat Pengendalian Ditjen Aplikasi Informatika itu mengidentifikasi jumlah konten hoaks terbanyak ditemukan pada bulan Desember 2108, yakni sebanyak 18 konten hoaks,” ucap Ferdinandus.
{Baca juga: Kominfo Temukan Dua Konten Hoaks Terkait Tsunami Anyer}
Menurut Ferdinandus, setidaknya 11 konten hoaks ditemukan pada bulan Agustus 2018, 8 pada bulan September 2018, 12 konten pada bulan Oktober 2018 dan 13 konten pada bulan November 2018.
“Selama ini Kementerian Kominfo merilis informasi mengenai klarifikasi dan konten yang terindikasi hoaks melalui portal kominfo.go.id dan stophoax.id,” ujarnya.
Ferdinandus mengatakan bahwa Kominfo mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan pengecekan dan penyaringan dulu sebelum menyebarkan informasi yang belum dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
{Baca juga: Kominfo Temukan 8 Berita Hoaks Gempa Sulteng}
Seperti diketahui jika Pemilu 2019 akan dilaksakan pada tanggal 17 April 2019 serentak di seluruh Indonesia. Pada pemilu tersebut masyarakat akan memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Presiden serta Wakil Presiden.
Masyarakat akan memilih 2 pasangan presiden dan wakil presiden, 575 anggota DPR, 136 anggota DPD, serta anggota ratusan DPRD untuk periode 2019–2024.
Sementara terkait konten hoaks pada bencana alam Tsunami di Selat Sunda kemarin, Kominfo juga menemukan dua konten hoaks terkait informasi soal peristiwa Tsunami di Anyer atau di Pantai Barat Provinsi Banten dan Lampung Selatan yang terjadi pada Sabtu 22 Desember 2018.
{Baca juga: 5 Konten Hoaks Paling Berdampak di Tahun 2018}
Masih menurut Ferdinandus Setu, dua konten tersebut ditemukan berdasarkan hasil penelusuran Direktorat Pengendalian Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo dengan mesin AIS usai peristiwa itu terjadi.
Dilansir Telset.id dari laman resmi Kominfo pada Senin (24/12), konten hoaks yang pertama terkait alat deteksi letusan gunung. Beredar konten di media sosial yang menampilkan jika sebuah alat di desa Selat Duda disebut dapat mendeteksi letusan gunung dalam kurun waktu 2 jam sebelum meletus. [NM/IF]