Data Tamu Dibobol Hacker, Marriott Digugat Rp 177 Triliun

Telset.id, Jakarta – Hotel Marriott mengumumkan bahwa data 327 juta tamu mereka dibobol hacker pada Jumat lalu. Atas kejadian yang dianggap merugikan konsumen tersebut, jaringan hotel mewah itu digugat sebesar US$ 12,5 miliar atau Rp 177 triliun oleh pelanggan.

Dilansir oleh ZDNet, Senin (3/12/2018), sebenarnya ada dua orang warga negara bagian Oregon dan satu warga negara bagian Marryland Amerika Serikat (AS) yang melayangkan gugatan pada jaringan hotel yang tersebar di berbagai penjuru dunia itu.

Namun hanya dua warga Oregon yang menyebutkan nilai gugatannya, sedangkan warga Marryland tidak menyebut gugatan class action tersebut.

Jumlah gugatan tersebut setara dengan kerugian US$25 atau sekitar Rp 355 ribu untuk tiap-tiap orang, jika dikalikan 500 juta total pelanggan yang disinyalir datanya dicuri dari server Marriott.

Jumlah tersebut dinilai sebagai kompensasi atas waktu yang dipergunakan mereka untuk membatalkan kartu kredit akibat pembobolan jaringan hotel asal AS itu.

Gugatan di Marryland diajukan oleh firma hukum asal Baltimore Murphy, Falcon & Murphy. Marriott tidak mengungkapkan berapa banyak data finansial pelanggan yang diakses hacker, namun angka pastinya diklaim tidak akan melampaui 327 juta.

Tak hanya itu, gugatan class action lain juga akan diajukan untuk Marriot dalam beberapa bulan lagi. Gugatan tersebut akan digabungkan untuk memudahkan proses di persidangannya.

Gugatan yang seperti ini biasanya memerlukan waktu hingga tahunan untuk mencapai meja hijau dan banyak yang berakhir dengan penyelesaian. Contohnya Uber yang setuju membayar US$148 juta atau mencapai Rp 2,1 triliun ketika kalah dalam gugatan class action pada kasus peretasan 2016 lalu.

Sedangkan Yahoo setuju membayar US$ 85 juta atau setara Rp 1,2 triliun ketika 500 juta data pribadi pengguna dibobol peretas pada 2014 lalu.

Pembobolan data Marriott ini merupakan peretasan kedua terbesar sepanjang sejarah, yang sebanding dengan jumlah korban Yahoo. Sedangkan peretasan terbesar terjadi pada 2013 lalu yang berdampak pada 3 miliar data pengguna.

Pasca pengumuman kejadian pembobolan data tersebut, saham Marriott anjlok 8,7 persen dan kini naik sedikit menjadi 5 persen dibanding harga pada penutupan bursa Kamis lalu.

Sementara riset yang dirilis Centrify menunjukkan bahwa peretasan dan pembobolan data tidak memiliki dampak jangka panjang pada harga saham dan kebanyakan perusahaan korban mereka bisa pulih. [WS/HBS]

Sumber: ZDNet

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI