Ngaku Pejabat AS, Hacker Rusia Bobol Perusahaan Amerika

Telset.id, Jakarta – Hacker Rusia dikabarkan melakukan peretasan pada dua perusahaan Amerika, yakni CrowStrike dan FireEye Inc. Kedua perusahaan itu mengatakan hacker tersebut mengirimkan pesan email dengan mengaku sebagai asisten Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).

Dilansir Telset.id dari Channel News Asia, Minggu (18/11/2018), operasi peretasan dilakukan sejak Rabu (14/11), atau tepatnya usai gelaran pemilu paruh waktu AS.

Cara Hacker Rusia meretas terbilang unik. Mereka mengirimkan email dan mengaku sebagai pejabat spesialis urusan publik Departemen Luar Negeri, Susan Stevenson.

Pada email yang dikirimkan hacker tersebut, ada pula dokumen dari pejabat lainnya yakni Heather Nauert untuk menipu penerima supaya percaya atas surat yang dikirimkan tersebut.

Menurut FireEye, dokumen itu sangat berbahaya karena ketika diunduh maka akan memberikan akses luas kepada peretas ke sistem perangkat mereka.

Dari peretasan tersebut kabarnya ada lebih dari 20 pengguna termasuk agen militer, penegak hukum kontraktor pertahanan, perusahaan media dan farmasi yang diretas oleh mereka.

Identitas peretas sendiri belum diketahui. FireEye hanya mengatakan jika kelompok tersebut merupakan bagian dari APT29 yang bekerja untuk Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia.

Tetapi keberadaan APT29 sendiri dipertanyakan oleh perusahaan cybersecurity Rusia, Kaspersky Lab. Menurut mereka kelompok tersebut sudah tidak aktif sejak setahun lalu.

Perwakilan Rusia di Washington tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Sedangkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS juga enggan mengomentari kabar tersebut.

Rusia tampaknya terus menjadi sorotan dalam kejahatan siber antar negara. Sebelumnya agen-agen intelijen AS telah menuduh bahwa Rusia berada di balik serangkaian peretasan dalam kampanye presiden 2016 dalam upaya untuk meningkatkan dukungan bagi Donald Trump.

Pada gelaran Piala Dunia 2018 lalu, warga AS disebutkan menjadi incaran hacker Rusia. Seorang pejabat AS menyarankan kepada para pelancong asal Amerika untuk tidak membawa perangkat elektronik ke Rusia selama ajang Piala Dunia berlangsung.

“Korporasi dan pejabat pemerintah adalah pihak paling berisiko. Namun, jangan menganggap Anda terlalu tidak berarti untuk menjadi sasaran para hacker,” kata William Evanina, direktur Pusat Kontra dan Keamanan Nasional AS, dilansir CNET.

Evanina menjelaskan bahwa jika Anda bisa tanpa perangkat selama di Rusia, tentu akan aman, tetapi sepertinya mustahil. Jadi, kalau bisa, mereka sebaiknya mengambil perangkat yang berbeda dari yang biasa digunakan. Kemudian, cabut baterai saat perangkat tidak digunakan. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI