Telset.id, Jakarta – Pemerintah Perancis dan Microsoft mendesak pemerintah dan perusahaan dunia terlibat dalam suatu gagasan untuk membuat regulasi di dunia internet. Upaya itu sebagai cara melawan acaman, seperti serangan siber, sensor internet, dan ujaran kebencian.
Menurut laporan Reuters, Senin (12/11/2018), pemerintah Perancis dan Microsoft menyebut deklarasi itu sebagai “Paris call for trust and security in cyberspace”.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron, berharap, deklarasi tersebut bisa menjadi upaya untuk mengatur dunia maya pascakegagalan perundingan di PBB.
Dalam perundingan itu, banyak negara Eropa sebagai pihak yang mendukung dan menandatangani kesepakatan. Mereka mendesak pemerintah negara-negara Erop meningkatkan perlindungan atas kejahatan serangan siber, mencegah pencurian data rahasia terkait perdagangan dan pemilu.
Deklarasi tersebut awalnya didorong oleh perusahaan teknologi, tetapi ditetapkan kembali oleh pejabat di kursi pemerintah Perancis. Hal itu untuk meneruskan pekerjaan yang sempat dilakukan oleh ahli PBB, beberapa tahun terakhir.
“Internet adalah ruang yang dikelola oleh sebuah komunitas yang mengetahui bidang teknologi. Hal tersebut belum diatur. Sekarang, setengah umat manusia mengakses internet sehingga perlu cara untuk mengatur dunia maya,” kata pejabat dari kantor Macron.
Menurutnya, dunia maya masih bebas dan terbuka, tapi membuka peluang adanya serangan siber sebagai ancaman baru bagi masyarakat. Maka dari itu, dengan deklarasi ini Macron ingin mendorong kerja sama global yang lebih kuat.
Sayang, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, enggan bergabung menyetui prakarsa tersebut karena dianggap sebagai upaya mengganggu kedaulatan negaranya. Namun, Perancis menyebut bahwa Facebook dan Google akan terlibat.
Sebagai informasi, kasus serangan siber memang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini semakin diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di Microsoft yang dirilis tahun lalu.
Dalam laporan bernama Security Intelligence Report (SIR) Volume 22 tersebut, peneliti Microsoft mengatakan bahwa serangan siber terhadap akun pengguna meningkat hingga mencapai 300 persen pada kuartal pertama 2017 jika dibandingkan dengan kuartal yang sama pada 2016. [AU/HBS]
Sumber: Reuters