Telset.id, Jakarta – Setelah Galaxy A8 Star dan A7, Galaxy J6+ adalah smartphone Samsung lainnya yang sempat mampir ke redaksi Telset.id pekan lalu. Secara peruntukkan, ini merupakan smartphone kelas menengah. Dengan sejumlah fitur yang juga tak jauh berbeda dari kedua saudaranya.
Seperti A8 Star, misalnya, Samsung juga mendandani Galaxy J6+ dengan fitur Dual Camera. Bedanya, terletak pada sensor, dimana J6+ membawa besaran masing-masing 13MP dan 5MP. Fungsi salah satu kamera sama, bertugas menangkap efek bokeh dan mengatur kedalaman. Di bagian depan, penerus Galaxy J6 ini memboyong kekuatan 8 MP.
Ukuran yang sama dengan apa yang dibawa pendahulunya, tapi bukan berarti tak lebih baik. Sebagai penerus, ada beberapa perbaikan atau upgrade yang dibawa Galaxy J6+, salah satunya tentu saja layar yang lebih besar. Disini Samsung mengandalkan ukuran 6 inci, lengkap dengan aspek rasio 18,5:9 yang membuatnya hampir memenuhi seluruh body bagian depan.
Dari luar, tampak bagus. Tapi apakah bagus di luar juga membuat smartphone ini ikutan bagus di dalam? Kita lihat saja!
Desain
Sama seperti Galaxy A8 Star yang baru-baru ini juga mampir ke markas Telset.id, Galaxy J6+ membawa faktor bentuk yang agak tinggi. Ini terlihat terutama dengan dibenamkannya Infinity Display. Secara garis besar, besar, namun tetap terhitung nyaman di dalam genggaman. Apalagi 178 gram juga tak terhitung berat di tangan.
Bagian depan terlihat penuh, dan ini bagus. Apalagi saat membiarkannya tergeletak di atas meja dalam keadaan mati. Namun kami tidak menilai bezel di bagian atas dan bawah terhitung tipis. Masih banyak ruang tersisa.
Tapi kesan solid tak bisa dipungkiri. Kami rasa ini karena perpaduan kaca di bagian depan, dan material yang menyerupai kaca di bagian belakang. Sebatang pulpen kami minta untuk menari-mari di atasnya, aman. Yang justru menjadi ancaman baginya adalah jejak jari. Satu lagi masalah klasik di kerajaan smartphone, khususnya yang datang dengan lapisan kaca dan yang menyerupai kaca.
Beralih ke bagian belakang, seperti yang telah kami sebutkan, ada lapisan menyerupai kaca yang membuat Galaxy J6+ tampak berkilau, bahkan bisa dipakai ngaca. Kamera ganda juga ditempatkan di bagian ini, dengan posisi agak ke tengah, dan bersebelahan dengan lampu kilat LED. Sisanya, logo Samsung dan informasi seputar sertifikasi.
Lalu dimana sensor sidik jari berada, mengingat Samsung juga menyebut perangkat ini dipersenjatai fitur tersebut? Tenang, alih-alih menempatkannya di bagian belakang – yang ujung-ujungnya akan diprotes entah ketinggian atau kerendahan, Samsung memilih meletakkan fitur ini di tombol power. Adanya di sisi kanan ponsel, berseberangan dengan volume rocker dan slot khusus untuk kartu SIM (nano-SIM plus satu nano-SIM dan micro SD) di sisi kiri.
Samsung membiarkan bagian atas kosong tak berpenghuni, sementara di bagian bawah duduk manis port Micro-USB, port mikrofon dan jack audio 3,5 mm.
Layar
Seperti sudah kami bahas di atas, Samsung mendandani Galaxy J6+ dengan Infinity Display berukuran 6 inci, HD (720×1480 piksel) dengan aspek rasio 18.5: 9. Tidak ada poni-ponian, all clear.
Dengan resolusi yang dibawanya, ini mungkin sedikit mengecewakan. Apalagi rekan-rekan sekelasnya ada yang memiliki resolusi lebih tinggi. Tapi sepanjang menjalani hari bersamanya, kami merasa tidak ingin terlalu banyak mengeluh. Lumayan akurat. Bahkan di bawah sinar matahari langsung, kami tidak dibuat terlalu kesulitan untuk membaca konten di layar. Meski ya, dengan harga yang ditawarkan, tidak berlebihan juga jika kita berharap layar yang lebih wah. Dimana Super AMOLED?
Untuk urusan pengaturan layar, sama seperti Galaxy A8 Star yang baru-baru ini mampir ke tangan kami, Anda juga bisa mendandaninya sesuai keinginan. Mulai dari mengatur resolusi, mengatur font, menentukan mode layar, memilih home screen, hingga mengatur bar navigasi. Fitur bernama ‘Blue light filter’ yang berguna untuk menjaga mata, memungkinkan Anda tidur nyenyak setelah berlama-lama memandang smartphone juga ada. Ini bisa diaktifkan baik secara otomatis maupun dijadwalkan.
Kamera
Sama seperti beberapa rekannya, Samsung juga membekali Galaxy J6+ dengan kamera belakang ganda. Satu disini berukuran 13 MP dengan bukaan f / 1.9, sedangkan satu lagi (kamera sekunder) membawa sensor 5 MP. Kamera depan bagi penikmat selfie ada di angka 8 MP.
Hasilnya, bagus. Meski bukan yang teristimewa. Kami menguji kamera Galaxy J6+ di pagi hari, atau dengan kata lain dalam kondisi pencahayaan yang baik. Tidak mengecewakan. Kondisi sebaliknya yang tidak mengesankan. Banyak noise.
Samsung menyediakan beberapa mode jepretan di kamera Galaxy J6+. Selain panorama, ada juga beauty, auto, dan live focus. Mode terakhir memungkinkan Anda untuk mendapatkan efek buram di latar belakang. Bokeh, demikian orang-orang menyebutnya. Kami juga tak mau ketinggalan untuk menguji coba mode yang satu ini.
Kamera 8MP di bagian depan bukan sesuatu yang membuat kami terkesan. Lebih dari cukup, tapi foto tampak agak terang. Selfie di bawah situasi rendah cahaya juga sepertinya bukan ide bagus. Beruntung, J6+ juga menyertakan banyak stiker untuk diutak-atik. Membuat selfie yang tampak terang teratasi.
Performa
Samsung mempersenjatai Galaxy J6+ dengan prosesor besutan Qualcomm, lebih tepatnya Snapdragon 425 dengan GPU Adreno 308. Ada RAM 3GB disini, yang dikombinasikan dengan penyimpanan internal 32GB.
Sepanjang bersamanya, jujur kami tak dibuat terkesan dengan sektor yang satu ini. Galaxy J6+ kerap membuat gemas dengan kegagapannya. Apalagi saat ingin berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan cepat. Ggrr… Dan ini dibanderol dengan harga yang relatif mahal, Rp 2.7 juta. Eeerrr…
Namun, kesalahan ini ditebus dengan menjadi petarung dalam membelah hari. Ok, agak berlebihan. Anyways, yang kami maksud disini adalah ketahanan baterai. Meski tak bisa dibilang super, tapi 10 jam untuk marathon YouTube lebih dari cukup untuk Anda yang menyukai sesuatu yang normal. Termasuk pemakaian ponsel. Itupun masih dengan catatan, tersisa baterai 20%, dari posisi awal 96%. Lumayan dong, untuk baterai sebesar 3.300 mAh. Hasil uji PCMark juga mendukung itu.
Di luar kamera ganda, dan baterai yang bisa diandalkan, Galaxy J6+ juga punya pemindai sidik jari, yang dalam hal ini ditempatkan Samsung di tempat yang tak biasa. Menyatu dengan tombol power. Sama seperti penempatan sensor sidik jari di bagian belakang, yang bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah bagi sebagian orang, keberadaan sensor sidik jari di sisi kanan ponsel ini juga pada akhirnya hanya masalah kebiasaan. Kami menghabiskan waktu seminggu bersamanya, dan sayangnya tetap tak terbiasa dengan posisi itu. Buat para pengguna, semangat!
Oh, jangan lupakan juga keberadaan Samsung Experience UI 9.5 yang berbasis Android 8.1 Oreo.
Kesimpulan
Galaxy J6+ adalah smartphone besutan Samsung yang diperuntukkan bagi segmen menengah. Sebagai penerus dari seri sebelumnya – sebut saja dia yang tak memiliki embel-embel plus di badannya, sejumlah upgrade pun tak pelak diberikan Samsung pada ponsel ini. Dan diantara beberapa yang patut diapresiasi, layar adalah satu yang kami suka. Tidak datang dengan resolusi yang wah memang, namun kami dibuat merasa cukup dengan apa yang disajikan. Lumayan akurat. Bahkan di bawah sinar matahari langsung sekalipun. Ukuran layar yang lebih besar dengan aspek rasion 18,5:9 juga menjadi nilai plus, apalagi buat Anda yang hobi nonton. Mahal, jika dibandingkan dengan pesaing China-nya, apalagi prosesornya juga terbilang usang. Tapi ini adalah ponsel yang bisa dibanggakan penggunanya jika bicara soal penampilan.