Karena Suhu, Smartphone Xiaomi di Indonesia Dirancang Khusus

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Xiaomi memastikan smartphone mereka yang dijual secara resmi di Indonesia telah dirancang khusus agar sesuai dengan konsumen dan lingkungan di Tanah Air. Diungkapkan Country Manager Xiaomi Indonesia, Steven Shi, rancangan smartphone Xiaomi di Indonesia berbeda dengan negara lain, seperti China.

“Untuk smartphone yang kami jual di sini, sudah kami sesuaikan dan tingkatkan khusus untuk Indonesia,” klaim Steven, kepada Telset.id, di Jakarta, Selasa (07/11/2018).

Menurutnya, smartphone Xiaomi yang beredar resmi di Indonesia menggunakan komponen khusus yang dirakit di pabrik lokal di Indonesia.

Komponen itu digunakan agar smartphone dapat sesuai dengan lingkungan Indonesia yang cenderung panas dan lembab.

“Di China, sebagian besar kotanya itu tidak lembab, tapi kering. Maka, komponen smartphone-nya tidak dirancang khusus, normal-normal saja,” ucapnya.

“Tapi di Indonesia, temperaturnya panas dan 365 hari di sini sangat lembab. Jadi, kami menggunakan komponen khusus lewat pabrik lokal di sini, karena kami ingin menjamin smartphone cocok digunakan di lingkungan Indonesia,” jelasnya.

Ia mengakui, penggunaan komponen khusus untuk smartphone Xiaomi yang beredar di Indonesia akan berdampak pada meningkatnya biaya produksi. Namun, itu dilakukan agar konsumen mendapatkan layanan dan produk terbaik tanpa ada masalah yang berarti.

“Kami memang mengeluarkan biaya sedikit lebih mahal, tapi itu untuk konsumen,” ujar Steven.

Karenanya, Xiaomi merekomendasikan kepada konsumen di Indonesia untuk membeli produk resmi Xiaomi yang didistribusikan oleh distributor resmi dan telah melewati aturan yang berlaku. Selain produknya sudah disesuaikan dengan lingkungan di sini, konsumen juga akan mendapatkan layanan after sales service yang lebih baik.

Misalnya saja seperti, penggantian perangkat baru apabila smartphone pengguna yang diperbaiki tidak kunjung selesai dalam jangka waktu 7 hari setelah dilakukan servis. Lalu, Xiaomi juga akan memberikan akses layanan servis yang mudah, melalui Mi Authorized Service Center yang tersebar di kota-kota Indonesia.

“Kami merekomendasikan konsumen Indonesia untuk membeli produk official dari Xiaomi di sini,” pungkasnya.

Sertifikat Palsu

Sebelumnya tim Telset.id menulis hasil investigasi tentang peredaran ponsekl BM di Indonesia dengan modus pemalsuan sertifikat SDPPI, yang dijual bebas tanpa ada penindakan dari pihak regulator, dalam hal ini Kominfo.

Hal itu dibuktikan dari hasil investigasi tim Telset.id, yang menemukan sejumlah merek ponsel yang dijual para importir atau distributor tidak resmi di Indonesia menggunakan sertifikat palsu. Ponsel-ponsel BM dengan sertifikat palsu itu sangat mudah didapatkan di lapak-lapak toko fisik dan juga online shop. Anehnya, semua ponsel BM itu “bersertifikat”.

Salah satu merek ponsel yang dari dulu terkenal banyak ponsel BM-nya adalah Xiaomi. Menurut hasil pengamatan kami, para distributor nakal ini sangat senang memasukkan ponsel BM merek Xiaomi karena memang peminatnya banyak di Indonesia. Tak heran, ponsel BM merek Xiaomi selalu membanjiri lapak gelap, karena para distributor nakal bisa meraup untung besar.

Apakah cuma Xiaomi? Tentu saja tidak. Karena hampir semua merek ponsel ada “versi BM-nya”. Mulai dari Samsung, iPhone, Huawei, Asus, LG, Sony, dan masih banyak lagi. Bahkan, iPhone menjadi merek kedua terbanyak setelah Xiaomi yang ada di pasar gelap.

Untuk membuktikan aksi tipu-tipu para distributor ini, kami memutuskan untuk melakukan investigasi langsung ke lapangan. Dan akhirnya kami menemukan salah satu ponsel yang terindikasi ponsel BM, yakni Xiaomi 6X dan Xiaomi Mi A2. Keduanya sejatinya adalah satu produk yang sama tapi dipasarkan dengan nama yang berbeda, tergantung wilayah pemasarannya.

Khusus untuk Xiaomi 6X ini menarik, karena sejatinya tidak dipasarkan secara resmi di Indonesia, tapi bisa dengan mudah ditemukan di sentra-sentra ponsel di Jakarta, maupun di toko-toko online. Ponsel Xiaomi 6X yang kami beli, ditawarkan dengan garansi distributor “B-Cell”. Saat memutuskan untuk membelinya, kami tertarik dengan stiker sertifikat SDPPI yang tertera di kardusnya, karena terindikasi bodong alias palsu.

Indikasi sertifikatnya palsu karena kami melihat sertifikat SDPPI yang tertulis di kardusnya diterbitkan tahun 2014. Sementara Xiaomi 6X sendiri baru dirilis tahun 2018. Untuk membuktikannya, kami coba mengecek nomor sertifikat tersebut di website Ditjen SDPPI (https://sertifikasi.postel.go.id), untuk mengetahui apakah sertifikat itu resmi terdaftar atau tidak. [FHP/HBS]

Baca juga berita terkait Seribu Akal Distributor Nakal di Lapak Ponsel BM dan Sengkarut Ponsel BM: Modus Baru Masalah Lama.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI