Telset.id, Jakarta – Sering bermain ponsel tak hanya mengganggu lingkungan sekitar, tetapi juga membawa dampak buruk bagi kesehatan diri sendiri. Buktinya, seorang wanita di kota Changsha, Hunan, China, “mati jari” gara-gara kelamaan main ponsel.
Wanita yang tak disebutkan identitasnya itu tak dapat menggerakkan jari-jari tangan setelah kelamaan bermain ponsel selama berjam-jam.
Menurut laporan India Times yang dikutip Telset.id, jari-jari tangannya tak bisa digerakkan, menekuk membentuk posisi seperti masih memegang ponsel.
Wanita tersebut awalnya mengambil cuti kerja selama satu minggu. Alih-alih berlibur, ia justru menghabiskan waktu dengan memainkan ponsel di rumah.
Konyolnya, dia hanya berhenti memainkan ponselnya ketika tidur pada malam hari saja. Tapi saat pagi sampai petang, waktunya habis untuk mengutak-atik papan tombol ponsel.
Lantas, apa saja yang dilakukannya dengan ponselnya? Ternyata dia seharian asyik berselancar di media sosial, ngobrol chat via aplikasi pesan dengan teman dan kerabatnya.
Hingga akhirnya, wanita itu mulai mengalami rasa sakit yang serius di tangan kanan. Jari-jarinya bahkan tiba-tiba kaku tak bisa digerakkan dalam posisi memegang ponsel.
Melihat jarinya itu, dia pun panik dan memutuskan segera pergi ke rumah sakit karena khawatir dengan kondisi tangannya.
Setelah diperiksa oleh dokter, wanita tersebut didiagnosis mengalami tenosinovitis, yakni kondisi peradangan berisi cairan di sekitar tendon. Pemicunya adalah pengulangan gerakan jari tangan secara sama dan intensif dari hari ke hari.
Setelah menjalani perawatan, gerakan tangan wanita itu kembali normal. Dokter kemudian mengingatkan wanita itu dan semua pecandu ponsel agar sering-sering mengistirahatkan tangan. Sang dokter juga meminta kepadanya untuk lebih bijak dalam bermain perangkat ponsel.
Kecanduan ponsel memang telah menjadi perhatian, karena menimbulkan masalah baru bagi kesehatan si penggunanya. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang mengungkapkan jika kecanduan ponsel bisa menyebabkan kerusakan otak bagi penggunanya, yang membuat ketidakseimbangan bagi otak.
Hasil penelitian ini telah dibuktikan lewat studi yang dipresentasikan oleh Radiological Society of North America. Dalam menghasilkan hasil studinya, lembaga tersebut melibatkan 19 remaja umur 15 tahunan yang kecanduan internet dan ponsel.
Para peneliti juga melibatkan 19 orang lainnya yang tidak terlalu kecanduan ponsel, untuk mengetahui dampak dari penggunaan spektroskopi resonansi magnetik dari smartphone.
Hasilnya, remaja yang kecanduan ponsel lebih beresiko mengalami depresi, kegelisahan, insomnia dan impulsif. Selain itu berdasarkan hasil pemeriksaan MRS, remaja-remaja ini pun menerima lebih banyak paparan GABA atau Gamma Aminobutyric Acid terhadap glutamat glutamin di korteks anterior cingulate mereka.
“Akan sebabkan hilangnya fungsional integrasi dan regulasi pemrosesan di jaringan saraf kognitif dan emosional,” jelas Dr. Hyung Suk Seo salah seorang profesor neuroradiologi dari Universitas Korea, Korea Selatan soal dampak dari GABA. [SN/HBS]
Sumber: India Times