Gara-gara Perang Dagang AS-China, Bisnis Display Lesu

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Dampak perseteruan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China mulai melebar ke seluruh lini bisnis. Perang dagang AS dan China ini bahkan sudah mulai dirasakan oleh para produsen layar, yang ditandai semakin lesunya bisnis mereka

Lesunya bisnis display lesu ditandai dengan turunnya laba kuartal ke-3 2018 di pasar display hingga 76 persen, walaupun ada kenaikan harga secara musiman.

Berdasarkan laporan Reuters, bisnis LCD telah lesu selama kuartal 1 dan 2 berturut turut, namun harga perangkat keras ini mulai membaik pada kuartal ke-3. Kendati demikian, tren kenaikan harga LCD diprediksi tidak terjadi pada kuartal ke-4.

Perusahaan riset Mordor Intelligence mengatakan saat ini pasar display panel global mencapai nilai US $ 164 miliar atau sekitar Rp 2.492 triliun.

Kendati angkanya sangat besar, prospeknya masih suram karena dibayangi kelebihan pasokan produk China dan kekhawatiran dampak ekonomi kebijakan perang tarif tersebut.

“Pasar LCD masih berharap ada pertumbuhan pasokan dua digit. Soal permintaan, volatilitas pasar terus berkembang karena ketidakpastian makro semakin parah oleh tarif, friksi perdagangan dan risiko valuta asing di negara berkembang,” ujar Executive Vice Presiden LG Display Don Kim, seperti dilansir ChannelNewsAsia.

Menurut data IHS Markit Oktober, saat ini LG Display menempati posisi kedua perusahaan dengan pengiriman unit panel LCD besar terbanyak, di bawah China BOE Technology Group Co Ltd.

LG Display membukukan laba operasional 140 miliar won (US $ 123,2 juta) atau mencapai Rp 1,8 triliun untuk kuartal Juli-September, setelah dua kuartal berturut-turut merugi.

Laba ini disokong oleh harga panel musiman yang lebih tinggi. Namun pendapatan mereka turun 12 persen dari tahun sebelumnya menjadi 6,1 triliun won atau setara Rp 81,8 triliun.

Data WitsView mengungkapkan harga untuk panel LCD Liquid Crystal Display (LCD) 50-inci (127 cm) mulai pulih pada Agustus menjadi US $ 117 atau sekitar Rp 1,7 jutaan, setelah mencapai rekor terendah US $ 109 atau sekitar Rp 1,6 jutaan pada Juni.

Tak hanya LCD, bisnis panel TV layar OLED juga menuai laba pada kuartal ketiga, karena pertumbuhan volume penjualan. Namun LG Display tidak mengungkapkan jumlah laba mereka.

Saat ini, LG Display dan Lenovo dikabarkan sedang mengembangkan tablet layar lipat, tetapi belum akan dirilis ke pasaran dalam waktu dekat. [WS/HBS]

Sumber: ChannelNewsAsia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI