Telset.id, Jakarta – Bagian body mobil yang berbahan serat karbon kabarnya bisa menggantikan baterai mobil listrik. Hal ini bisa menjadi kabar gembira karena penggunaan baterai saat ini dikhawatirkan menimbulkan banyak resiko seperti meledaknya baterai.
Dilansir Telset.id dari Ubergizmo, Senin (22/10/2018), peneliti di Universitas Teknologi Chalmers, Swedia telah berusaha untuk mengubah serat karbon menjadi elektroda baterai.
Jika percobaan ini berhasil, maka di masa depan kita akan bisa melihat mobil listrik bisa menyimpan energi di body mobil.
Penggunaan body mobil sebagai pengganti baterai diharapkan bisa menggantikan baterai tradisional yang memberatkan mobil.
Selain itu penggunaan body mobil sebagai baterai dapat membuat harga mobil listrik lebih murah dan aman karena baterai tradisional menimbulkan beberapa risiko potensial seperti ledakan baterai.
Menurut Leif Asp, Profesor Bahan dan Mekanika Komputasi dan salah satu peneliti yang mengembangkan inovasi tersebut mengatakan jika body mobil memiliki potensi untuk itu.
Body mobil bisa berfungsi ganda tidak hanya sebagai penutup mesin tetapi juga baterai yang menyimpan energi bagi mobil listrik.
“Tubuh mobil kemudian bukan hanya elemen penahan beban, tetapi juga bertindak sebagai baterai. Juga dimungkinkan untuk menggunakan serat karbon untuk keperluan lain seperti memanen energi kinetik, untuk sensor atau untuk konduktor energi dan data. Jika semua fungsi ini adalah bagian dari badan mobil atau pesawat terbang, ini bisa mengurangi bobot hingga 50 persen,” jelas Leif.
Namun teknologi ini ada sisi buruknya, yakni biaya. yang mahal. Selama ini penggunaan serat karbon sebagai body mobil digunakan untuk mobil sport kelas atas yang harganya selangit.
Jadi jika bahan serat karbon digunakan di mobil listrik, maka sudah pasti akan mendongkrak biaya produksi mobil listrik dan akan berimbas pada harga jualnya yang mahal.
Mobil listrik memang menjadi tren di dunia. Demi menjaga lingkungan banyak konsumen yang mencari mobil listrik karena ramah lingkungan. Para perusahaan otomotif pun juga melirik mobil listrik untuk diproduksi massal.
Beberapa waktu lalu, bos VW Herbert Diess mengajak kompatriotnya dari Jerman untuk membuat lebih banyak mobil listrik dan baterai atau aki, ketimbang mobil bermesin konvensional.
“Dari pandangan saat ini, kesempatan perusahaan otomotif Jerman berada di jajaran elit global hanya 50 persen dalam 10 tahun lagi,” ujar Diess seperti dilansir channelnewsasia,Selasa (16/10/2018).
Menurut Diess, perusahaan otomotif di Jerman harus melakukan transformasi teknologi untuk menyesuaikan dengan regulasi baru yang mengedepankan teknologi kendaraan berpenggerak dinamo listrik. Transformasi ini juga mencakup rantai pasokan kendaraan besutan mereka.
Volkswagen kabarnya akan memproduksi kembali VW Bus atau populer dengan nama VW Kombi bertenaga listrik pada tahun 2022 mendatang. Diprediksi, VW Kombi listrik akan menjadi mobil elektrik paling menarik di dunia, karena memiliki banyak kelebihan dibanding kendaraan lain.
Menurut Ketua Dewan Manajemen Volkswagen ini lagi, mobil listrik tidak hanya menawarkan banyak kelebihan, tetapi juga dapat dijual dengan harga yang cukup terjangkau.
“Kami ingin memproduksi mobil listrik tercanggih dan terlaris di seluruh dunia. Kami ingin mobil ikonik di zaman listrik harus menjadi milik Volkswagen,” kata Herbert, seperti dikutip Telset.id dari Dailymail, Rabu (10/10/2018). [NM/HBS]