Telset.id, Jakarta – Rencana investasi Arab Saudi sebesar USD 1 Miliar Dollar atau setara Rp 15 Triliun dalam bidang perjalan luar angkasa telah ditunda, akibat kasus hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi sejak 2 Oktober lalu.
Rencananya, Arab Saudi akan menanamkan investasi luar angkasa kepada Virgin Galactic, dan perusahaan di bawahnya, yakni The Spaceship Company serta Virgin Orbit untuk mengembangkan pesawat pariwisata ke luar angkasa.
Namun, pihak Virgin Group langsung berubah pikiran setelah Khashoggi menghilang di Konsulat Arab Saudi pada 2 Oktober lalu.
Baca Juga : Blue Origin Bawa Turis ke Luar Angkasa Tahun 2019
Dilansir Telset,id dari The Verge, Senin (15/10/2018), CEO Virgin Galactic, Richard Branson mengatakan bahwa pihaknya dalam sementara waktu akan menunda untuk menerima investasi dengan negara timur tengah tersebut.
“Apa yang telah dilaporkan di Turki tentang hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi, jika terbukti benar akan jelas mengubah kemampuan kita di barat untuk melakukan bisnis dengan pemerintah Arab Saudi,” ucap Branson.
Ketegangan antara Virgin Galactic dengan Pemerintah Arab Saudi bermula dari kasus hilangnya jurnalis dari Washington Post bernama Jamal Kashoggi. Khashoggi, seorang kritikus dan penulis opini dari Arab Saudi yang hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
Dia terakhir terlihat memasuki kawasan konsulat Arab Saudi di Turki pada Selasa 2 Oktober 2018. Ia diduga telah dibunuh di dalam konsulat, dan pemerintah Turki dilaporkan memiliki rekaman audio dan video yang mendukung dugaan tersebut.
Baca Juga : Wow! Jepang Berencana akan Bangun Lift ke Ruang Angkasa
Pemerintah Arab Saudi membantah dugaan tersebut dan mengatakan bahwa Khashoggi telah meninggalkan konsulat di hari itu juga.
Rencana investasi Arab Saudi ke Virgin Galactic sebenarnya sangat menggiurkan. Pasalnya, selain akan mengembangkan proyek wisata ke luar angkasa, sempat ada pembicaraan tentang penggunaan uang investasi untuk membantu impian Virgin dalam menciptakan perjalanan “point-to-point”.
Sekadar informasi, perjalanan “point-to-point” adalah konsep perjalanan yang menggunakan roket untuk membawa orang ke berbagai tempat di Bumi dengan cepat. Sebagai gantinya, Virgin bakal membantu Arab Saudi dengan menciptakan “industri hiburan ruang-sentris” di sana.
Baca Juga : SpaceX Dapatkan Penumpang Pertama ke Bulan
“Saya memiliki harapan besar untuk pemerintahan saat ini di Kerajaan Arab Saudi dan pemimpinnya Putra Mahkota Muhammad bin Salman, dan itulah mengapa saya senang menerima dua direktur dalam proyek-proyek pariwisata di sekitar Laut Merah,” ungkap Branson dalam sebuah blog.
Sejak 2016, Virgin Galactic memang telah menguji pesawat luar angkasa yang diberi nama VSS Unity. Walaupun belum mendapat dukungan dana, Branson mengklaim bahwa proyek pesawatnya ini tetap berjalan dan secepatnya akan melakukan uji coba untuk terbang ke luar angkasa. (NM/FHP)