Telset.id, Jakarta – Pentagon telah mengungkapkan praktik pelanggaran data catatan perjalanan sebuah kontraktor yang tidak disebutkan namanya. Data tersebut memuat informasi pribadi staf militer Amerika, termasuk staf sipil yang memuat informasi kartu kredit.
Seperti dikutip Telset.id dari Engadget, Senin (15/10/2018), pelanggaran itu telah berdampak kepada sekitar 30.000 pekerja di Amerika Serikat (AS). Bahkan, ada kemungkinan jumlah tersebut bisa bertambah besar.
Baca Juga: Duh! Calon Pelamar Militer Amerika Ditipu Situs Palsu
Sayang, tidak disebutkan kapan praktik pelangaaran itu terjadi. Staf departemen pertahanan telah memperingatkan para pimpinan pada 4 Oktober 2018 setelah menemukan pelanggaran tersebut. Bisa jadi, kasus ini telah lama terjadi, tapi luput dari perhatian.
Kabar mengenai pelanggaran data yang ditemukan oleh Pentagon tentu menjadi perhatian serius otoritas AS. Apalagi pada pertengahan 2018 lalu, mereka juga “teledor” mengantisipasi serangan peretas yang sukses memperoleh dokumen rahasia Angkatan Udara AS.
Baca Juga: Mirip Transformer, Kendaraan Militer AS Pakai Roda Segitiga
Dokumen rahasia Angkatan Udara AS yang disimpan di komputer hilang diambil oleh para peretas lantaran sistem router atau alat pengirim data yang tidak diperbarui. Peretas berhasil mengakses kode rahasia komputer dan mencuri dokumen penting.
Namun, sampai kini belum ada informasi, dokumen apa saja yang dicuri oleh para peretas. Beberapa di antaranya, kemungkinan merupakan dokumen perawatan drone MQ-9 Reaper, petunjuk pelatihan tank M1 Abrams, dan taktik pertahanan kontra alat peledak.
Baca Juga: Facebook Hapus Akun Jenderal Militer Myanmar
Dokumen tersebut diketahui telah dijual di sebuah situs. Kasus pencurian dokumen penting itu kali pertama terungkap ketika badan intelijen dari Recorded Future menemukan dokumen rahasia Angkatan Udara AS dijual di sebuah situs. (SN/FHP)