Ngeri! Letusan Gunung Vesuvius Mendidihkan Darah dan Otak

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Gunung Vesuvius yang terletak 12 kilometer dari Kota Napoli, Italia, pernah meletus hebat di tahun 79 Masehi dan sampai sekarang menjadi salah satu bencana terparah dan paling mengerikan di dunia. Letusan tersebut mengakibatkan hancurnya kota Pompeii dan Herculaneum.

Kita mungkin merasa bersyukur tidak mengalami letusan gunung berapi yang menghancurkan kota Pompeii dan Herculaneum itu. Tapi hasil temuan tim arkeolog dari Italia membuat kita merasa ngeri.

Penelitian terbaru menunjukkan seberapa parah dampak yang diterima warga sekitarnya. Mulai dari hawa panas ekstrem yang menyebabkan tengkorak para korban meledak, darahnya mendidih, dan otot, daging, serta tulang menjadi abu.

Dilansir Telset.id dari Business Insider, tim arkeolog dari Federico Il University Hospital melakukan investigasi dari sisa-sisa tengkorak korban di kota Herculaneum yang menjadi pusat bencana.

Herculaneum sendiri sebuah kota yang terletak sekitar 7 kilometer dari Gunung Vesuvius, yang turut hancur akibat letusan Gunung Vesuvius. Para peneliti ingin mencari tahu bagaimana para penduduknya mati.

Baca juga: Fosil Kuda Purba Ditemukan di ‘Pintu Gerbang Neraka’

Di Herculaneum, 12 bilik tepi laut yang berada di pantai merupakan tempat pengungsian bagi sekitar 300 jiwa. Namun, tempat tersebut justru menjadi makam mereka ketika gelombang panas yang membawa gas dan pecahan batu dari letusan gunung menelan mereka.

Gelombang itu disebutkan sangat panas dengan suhu antara 200 hingga 500 derajat celsius dengan kecepatan antara 100 hingga 300 kilometer per jam. Para pengungsi di bilik tersebut diduga tewas dengan cepat.

Mereka mengkaji tulang-belulang yang ditemukan pada 12 bilik tepi laut tersebut. Tim itu mendapatkan residu mineral berwarna merah dan hitam pada tulang-belulang, termasuk di dalam tengkorak, yang menyerap abu pada seluruh bagian tengkorak.

Hasilnya ditemukan bahwa residu itu mengandung zat besi dan besi oksida yang hanya dapat terbentuk ketika darah mendidih dan menguap.

“Di sini kami tunjukkan untuk pertama kalinya bukti eksperimental yang meyakinkan adanya penguapan cairan tubuh dan jaringan lunak yang (terjadi dengan) cepat pada korban meninggal di Herculaneum tahun 79 Masehi akibat (paparan) panas yang ekstrem,” tulis tim peneliti yang dipimpin oleh antropolog forensik Pier Polo Petrone.

Ia dan rekan-rekannya mengajukan hipotesis bahwa residu zat besi itu bukan berasal dari benda metal yang berada di dekat tubuh korban, melainkan sisa dari penguapan darah akibat panas yang berlebihan. Residu itu ditemukan pula pada tulang-belulang yang tidak dikelilingi artefak dari besi.

Mereka juga mendapatkan bukti daging pada tubuh korban dengan cepat “berganti” dengan abu. Biasanya, tubuh yang terekspos panas yang berlebihan ditemukan dalam posisi pugilistic attitude, yaitu keadaan ketika semua sendi tertekuk dan tangan terkepal.

Namun dalam laporan yang diterbitkan di PLOS ONE tersebut, tim peneliti justru menemukan sisa tulang-belulang di Herculaneum dalam postur seperti “hidup” akibat sendi-sendi yang masih menopang dan mempertahankan bentuk tubuh.

Pada laporan ilmiah dituliskan bahwa temuan itu hanya dapat dijelaskan jika daging pada tubuh dengan cepat berubah menjadi abu. Serpihan tulang-belulang itu juga memiliki tepian yang tajam dan menghitam akibat pembakaran, seperti dikremasi.

Baca juga: “Manusia Ikan” Suku Bajau Mampu Menyelam 70 Meter

Laporan tersebut turut menjelaskan penyebab keretakan tengkorak pada korban. Diduga tengkorak yang pecah itu diakibatkan oleh paparan langsung panas yang ekstrem hingga mendidihkan otak. Uap yang dihasilkan dalam tengkorak tidak memiliki ruang untuk keluar. Alhasil, mendorong tengkorak dari dalam hingga pecah.

Gabungan dari patahnya tulang, tengkorak yang pecah, darah mendidih, dan daging yang berubah menjadi abu menghasilkan kematian instan, menurut tim tersebut.

Hingga saat ini, Gunung Vesuvius masih aktif dengan letusan terakhir terjadi tahun 1944. Sekitar 3 juta orang tinggal di sekitarnya. [AU/HBS]

Sumber: CNET, Business Insider, PLOS ONE

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI