Telset.id, Jakarta – Alibaba membatalkan rencananya untuk membuka 1 juta lowongan pekerjaan di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diakibatkan oleh rencana Presiden AS, Donald Trump yang menaikkan tarif bea masuk barang asal China dari 10 persen menjadi 25 persen pada akhir tahun ini.
Dilansir dari The Verge, Kamis (20/09/2018), pendiri sekaligus pimpinan Alibaba, Jack Ma mengatakan rencana pembukaan lowongan pekerjaan di AS sudah dibatalkan karena konflik perdagangan kedua negara yang tak kunjung reda. Padahal, Alibaba sudah menjanjikan lowongan tersebut kepada Trump pada tahun lalu.
Baca Juga : Pendiri Alibaba, Jack Ma Pensiun Dini
“Janji waktu itu berdasarkan kerjasama yang baik antara AS dan China dan hubungan perdagangan yang rasional. Situasi saat ini tidak seperti itu, jadi tak mungkin kami bisa menepati janji saat ini,” jelas Jack Ma.
“Tapi kami tidak akan menghentikan upaya mempromosikan perkembangan perdagangan kedua negara yang sehat,” lanjutnya.
Janji untuk membuka lowongan pekerjaan dalam jumlah yang masif di AS pertama kali diucapkan Jack Ma pada Januari tahun lalu, tepat sebelum Trump dilantik sebagai Presiden AS. Saat itu, Jack Ma terlihat skeptis atas ucapannya, karena tidak memberikan rincian lowongan tersebut.
Baca Juga: Amerika Turunkan Tarif Impor Produk Teknologi China?
Setelah gagal memperbaiki kondisi perdagangannya dengan China, AS pada awal pekan ini merilis skema tarif baru terhadap barang-barang impor asal Negeri Tirai Bambu ini yang nilainya mencapai USD 200 miliar atau Rp 2.970 triliun.
Tarif yang melonjak drastis, bahkan meroket hingga 25 persen hingga akhir tahun ini, pastinya akan berdampak pada seluruh perusahaan AS yang berbisnis dengan China.
Baca Juga: Kongres AS Masih ‘Kepo’ Rencana Google di China
Melihat situasi tersebut, Jack Ma menyatakan bahwa hal ini memiliki konsekuensi jangka panjang, bahkan hingga beberapa dekade. Ia menegaskan, perdagangan seharusnya menjadi alat untuk menciptakan kedamaian, bukannya perang.
“Saya ingin mengatakan bahwa perdagangan antara dua negara, perdagangan di dunia, harus ditingkatkan. Tetapi perdagangan bukanlah merupakan senjata, ini tak bisa digunakan untuk perang. Ini harus dipergunakan untuk membawa kedamaian,” tandasnya. (WS/FHP)