Telset.id, Jakarta – Tak ingin tertinggal dengan negara lain, pemerintah Rusia kini menggodok undang-undang (UU) baru yang akan memungkinkan pemerintah menghukum dengan memberikan sanksi denda pada media sosial penyebar hoax.
Menurut Engadget, seperti dilansir harian New York Times, UU baru yang jika disahkan tersebut akan mengharuskan situs dengan lebih dari 100.000 pengunjung harian dan fitur komentar untuk menghapus informasi tidak akurat yang diposting dalam waktu 24 jam.
Jika tidak mematuhi, pemerintah Rusia akan memberikan sanksi denda pada situs atau media sosial itu sebesar 50 juta rubel (US$ 793.000) atau sekitar Rp 11,5 miliar.
UU itu akan akan menambah aturan lain yang sudah membatasi apa yang diizinkan pengguna media sosial untuk ditulis. Saat ini RUU tersebut sedang dipertimbangkan di Majelis Pendah Parlemen Rusia, yakni Duma Negara (State Duma). Tentu saja UU yang diusulkan parlemen Rusia ini sudah memicu kekhawatiran mengenai penyensoran.
Pendiri situs anti-sensor Roskomsvoboda Artem Kozlyuk mengatakan kepada harian New York Times meskipun RUU itu dikemas sebagai cara untuk meningkatkan keselamatan publik dan membendung kesalahan informasi yang berbahaya, tapi upaya ini biasanya berakhir dengan cara yang sama dengan perluasan kekuatan dan sensor pemerintah.
Awal tahun ini, Malaysia mengesahkan UU yang mengkriminalisasi penyebaran berita palsu. Sedangkan parlemen Mesir baru-baru ini menyetujui UU yang akan memperlakukan dan mengatur akun media sosial populer dan blog sebagai media tradisional.
Sebelumnya militer Rusia dikabarkan membangun sistem komputasi raksasa bernama War Cloud. Fungsinya sebagai sarana cadangan internet guna mengantisipasi ketika masa perang tiba.
Pembuatan cloud tersebut direncanakan rampung pada 2020 mendatang. Konon, cloud itu akan mengoneksikan jaringan internal militer sekaligus menjaga pertahanan siber Rusia ketika perang benar-benar pecah.
Menurut Daily Mail, Rusia akan tetap mampu menjalankan trafik komersial dengan jaringan internal milik sendiri. War Cloud juga sangat penting dan merupakan bagian dari motor modernisasi milik Rusia. [WS/HBS]
Sumber: Engadget