Telset.id, Jakarta – Serangan siber Rusia terhadap Amerika Serikat (AS) disinyalir masih terus terjadi kendati Presiden mereka sudah mengklaim sudah menghentikannya. Untuk itu pihak intelijen dan militer negara Paman Sam tersebut terus meningkatkan upaya mereka melawan ancaman yang sedang berlangsung itu.
Salah satu upaya menghadapi serangan hacker terorganisir itu adalah pembentukan gugus tugas khusus (task force) untuk Rusia (Rusia Small Group) oleh Badan Keamanan Amerika alias NSA dan Kepala Komando Siber Paul Nakasone, seperti dilansir engadget.com, Senin (23/7/2018).
Nakasone tidak merinci apa yang akan dilakukan kelompok kecil ini. Namun dia menyatakan pembentukan tim itu sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh badan intelijen sejak pemilihan presiden Amerika 2016. Singkatnya, mereka mencurahkan energi ekstra untuk mencegah terulangnya peretasan yang meluas dari dua tahun yang lalu.
Menurut Nakasone, AS tidak akan tinggal diam dan hanya menyaksikan musuh-musuh digital seperti Rusia dan China beraksi menebarkan ancaman dimana-mana karena berisiko membiarkan mereka membentuk medan perang virtual.
“Mereka melemahkan pemilu, memicu ketegangan sosial dan mencuri info sensitif. Anda membutuhkan orang-orang yang dapat mengatasi ini secara terus-menerus,” kata Nakasone.
Sebenarnya langkah Nakasone mengejar pelaku ancaman siber ini tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya Dia merupakan jenderal bintang empat Angkatan Darat yang membawahi NSA sekaligus Komando Siber yang baru-baru ini menjadi populer.
Dia cenderung fokus pada ancaman dari negara tertentu dan melihat gambaran keamanan online yang lebih besar. Pertanyaannya adalah apakah tim Task Force ini akan memiliki efek yang berarti pada pemilihan jangka menengah 2018?
Mungkin iya, tapi tim itu dibentuk baru-baru ini, sehingga mungkin perlu waktu untuk mencapai potensi penuh dan membuat hacker Rusia berpikir ulang melakukan ancaman sibernya. (WY/HZ)
