Musik dan Batik, Dua Karya Anyar GNLD Siberkreasi

Telset.id, Jakarta – Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi merilis dua karya anyar, yakni musik dan batik, sebagai bagian dari upaya peningkatan literasi digital masyarakat. Dua karya tersebut dirilis secara resmi dalam Halalbihalal Siberkreasi yang berlangsung di Rumah Dinas Menkominfo, Jakarta, Jum’at (29/06/2018).

Karya pertama adalah video musik berjudul Sosmed Cinta yang digagas oleh Yosi Mokalu, influencer sekaligus Ketua Divisi Kreatif Siberkreasi, bersama dengan pegiat konten kreatif CameoProject.

Lagu Sosmed Cinta ini merupakan karya kedua di Siberkreasi, setelah tahun lalu para pegiat konten kreatif juga meluncurkan video musik berjudul “Cek Dulu”.

Yosi mengatakan pesan yang disampaikan di antaranya terlihat dalam lirik: “Harusnya ada etikanya bermain sosial media, tak bisa asal mengirim tanpa dipikirin, bisa fatal akibatnya” dan “Bersihkanlah udara kita dari kebencian, sebarkan saja cintamu untuk Indonesia”.

“Saya punya passion, kepedulian yang sama dengan bapak dan ibu untuk membersihkan udara digital Indonesia dari hate speech, cyber bullying, kebencian. Kami perlu media-media dan bahan-bahan yang kreatif untuk mendukung literasi digital,” jelas Yosi.

Baca juga: Menkominfo: Stop Konten Negatif di Sosmed

“Kalau tahun lalu Cek Dulu, sekarang kita bikin Sosmed Cinta,” sambungnya, dalam keterangan resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Sedangkan karya kedua adalah motif batik Siberkreasi yang digagas oleh Komunitas Cinta Batik sebagai Mahakarya Indonesia (CBMI). Motif batik ini terinspirasi dari semangat Siberkreasi dalam menggelontorkan konten positif dalam literasi digital nasional.

Selain itu, komunitas CBMI merasa perlu membuat satu karya literasi digital yang turut menyuarakan kultur budaya khasanah Indonesia. Dalam pembuatannya, batik tersebut melibatkan sejumlah seniman batik dari Yogyakarta.

“Pada Oktober 2017 lalu, seminggu setelah Hari Batik Nasional, dibuat cantingan pertama oleh Pak Rudiantara. Ini gerakan literasi digital yang belum pernah ada di dunia, mengkombinasikan dengan kultur budaya,” jelas Donny BU dari Siberkreasi.

Menkominfo mengapresiasi kedua karya tersebut dan mendorong supaya Siberkreasi membuat fokus literasi digital dalam periode waktu tertentu.

“Ketekunan pebatik bisa di jadikan rujukan agar semua tekun tingkatkan literasi digital. Saya usulkan ke teman-teman, buat fokus yang mau di dorong. Seperti tadi karyanya Mas Yosi, diangkat etika. Di tentukan misalnya tiga bulan ke depan fokusnya etika,” kata Menkominfo.

Menurut Rudiantara, begitu berhadapan dengan media sosial, masyarakat yang biasanya memiliki batasan-batasan malah cenderung berperilaku tanpa etika. Untuk itu dia tak bosan mengingatkan supaya dilakukan berbagai upaya atau langkah menanggulangi konten negatif seperti gerakan literasi siberkreasi.

Baca juga: Banyak Akun Palsu Facebook di Indonesia

“Saat bertemu seperti ini, ada batasan, ada etika. Tapi kalau sudah sendiri di ponsel, jadi kaya Tuhan. Apapun dituangkan, yang ada di pikiran, kekesalan ngga ada batasan, ngga ada etikanya,” tukas Menkominfo. [WS/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI