Telset.id, Jakarta – Belakangan ini berbagai negara di seluruh dunia melakukan perlombaan riset Komputasi kuantum alias Quantum Computing untuk mengaplikasikan sistem komputer masa depan tersebut.
Berbeda dengan komputasi klasik, komputasi kuantum menggunakan mekanika kuantum untuk operasionalnya dan menggunakan qubit untuk menghitung datanya.
Namun dari seluruh negara tersebut hanya Amerika yang memiliki regulasi untuk mengaturnya. Bahkan sebentar lagi akan ada regulasi anyar mengenai komputasi kuantum yang sedang digodog di senat negara Paman Sam itu, yang membuatnya semakin maju dalam risetnya.
Senator Kamala Harris telah memperkenalkan regulasi riset kuantum computing alias Quantum Computing Research Act yang pertama, untuk memberikan pengembangan keunggulan kompetitif di bidang itu.
Regulasi ini akan menciptakan konsorsium riset kuantum komputing (Quantum Computing Research Consortium) di Departemen Pertahanan untuk mengoordinasikan kemajuan, menawarkan hibah dan mengawasi inisiatif.
Nantinya, Seperti yang Telset.id kutip dari Engadget, teknologi ini akan meningkatkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan keamanan nasional.
Sedangkan rancangan undang-undang (RUU) kedua, adalah untuk memulai Program Prakarsa Quantum Nasional selama satu dekade untuk menetapkan prioritas mengembangkan teknologi, termasuk investasi dan kemitraan.
Baca juga: Canggih! Mesin IBM Tebak Password Kurang dari 2 Menit
Departemen Energi, Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional, Institut Standar dan Teknologi Nasional dan Direktur Inteligensi Nasional Amerika rencananya akan mendorong pendidikan dan penelitian komputer kuantum di Amerika.
RUU itu juga akan menciptakan hingga lima pusat penelitian Ilmu Informasi Kuantum serta dua pusat Riset dan Pendidikan Kuantum.
Jelas saja para pionir akademika dan komputasi kuantum jadi tidak sabar ingin melihat RUU tersebut segera disahkan menjadi undang-undang (UU). D-Wave dan IBM juga memberikan dukungan mereka terhadap RUU ini.
Masalah pertahanan nasional dan pekerjaan mungkin membuatnya menjadi kandidat kuat untuk diwujudkan menjadi UU anyar. Tetapi komputasi kuantum sedang mengalami masa pertumbuhan paling pesat.
Oleh karenanya Harris dan pendukung lainnya harus menunjukkan bahwa perusahaan dan ilmuwan yang baru saja menemukan kegunaan potensi komputasi kuantum itu patut didukung teknologi penunjangnya. [WS/HBS]
Sumber: Engadget