Telset.id, Jakarta – Ada kejadian menarik saat peluncuran roket Falcon 9 milik SpaceX pada Selasa (22/5) waktu Amerika Serikat (AS). Kamera DSLR milik fotografer kondang Badan Antariksa AS (NASA), Bill Ingalls, meleleh gara-gara merekam peluncuran roket pembawa dua satelit seukuran mobil sport itu.
Saat mengambil gambar, Bill mengatur kamera dari jarak jauh, diarahkan ke landasan peluncuran roket Falcon 9. Ketika roket Falcon 9 lepas landas, Bill mendapati kameranya merek Canon 5DS seharga USD 3.500 atau sekitar Rp 50 juta dalam kondisi tak berbentuk. Lensa Canon seri L yang melengkapinya pun hancur.
“Kamera saya telah terpanggang. Kamera itu jelas tidak lagi berfungsi,” kata Bill, seperti dilaporkan Space.com, Kamis (24/5/2018)
Beruntung, Bill tetap berhasil mengambil kartu memori yang berada di dalam kamera. Bill pun bisa mengambil semua hasil jepretan menggunakan kamera tersebut, termasuk dari ketinggian.
Yang paling menarik, kamera Bill sempat pula memotret kobaran api yang diembuskan oleh roket Falcon 9. Kuat dugaan, api itulah yang meluluhlantakkan kamera serta lensa Bill. Anda penasaran seperti apa hasilnya? Berikut hasil jepretan yang tersimpan di kartu memori kamera hancur milik Bill.
Bill menjelaskan, kamera miliknya rusak bukan karena berada sangat dekat dengan landasan peluncuran roket Falcon 9. Bill menyebut, kamera itu dipasang di jarak 400 meter dari titik lepas landas.
“Kamera saya meleleh gara-gara ada kobaran api setelah peluncuran roket,” papar Bill.
Sebelumnya diberitakan, SpaceX kembali meluncurkan roket Falcon 9 ke luar angkasa, Selasa (22/5) waktu setempat. Roket tersebut membawa dua satelit seukuran mobil sport yang akan dipakai untuk mengukur perubahan kenaikan permukaan air laut, pencairan es, dan kekeringan di Bumi.
Baca juga: SpaceX Luncurkan Satelit Seukuran Mobil Sport, untuk Apa?
Kali ini, roket Falcon 9 yang mengangkut satelit buatan AS dan Jerman meluncur dari Pangkalan Udara Vandenberg di California, pukul 12.47 waktu Pasifik. Di dalamnya terdapat muatan senilai 521 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,34 triliun bernama Gravity Recovery and Climate Experiment Follow-on (GRACE-FO).
Menurut The Independent, dua satelit itu sudah berada di orbit yang berjarak sekira 500 kilometer di atas Bumi hanya dalam waktu tak jurang dari 10 menit setelah peluncuran. Kedua satelit kemudian mengambang secara terpisah di luar angkasa dengan jarak 220 kilometer satu sama lain.
Misi peluncuran GRACE-FO merupakan kelanjutan dari GRACE, sepasang satelit yang diluncurkan pada 2002 untuk melacak jumlah es yang mencair setiap tahun di Greenland dan Antarktika sampai 2017. NASA dan SpaceX berharap misi kali ini berjalan sukses.
Selama periode waktu tertentu, dua satelit bawaan roket Falcon 9 akan memonitor air tanah, samudera, danau, sungai, dan lapisan es. Dalam proyek tersebut, NASA bekerja sama dengan dengan Pusat Riset Jerman untuk Geosains atau GFZ.
Baca juga: Disindir Elon Musk, Jawaban Komunitas Bumi Datar Bikin “Ngakak”
Nantinya, satelit-satelit GRACE-FO membuat peta air di Bumi setiap 30 hari. Dengan begity, ada pemetaan tentang area mana yang memiliki lebih banyak dan lebih sedikit air, baik di atas atau di bawah tanah. Mereka beroperasi presisi setara dengan perubahan 0,4 inci (satu sentimeter) dalam ketinggian air di seluruh wilayah sekitar diameter 211 mil atau sekitar 340 kilometer. (SN/HBS).