Kominfo Kepincut Teknologi Penyaring Konten Negatif Bigo

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Dulu musuh, sekarang menjadi kawan. Mungkin itu perumpamaan yang menggambarkan hubungan antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Bigo. Pernah memblokir Bigo Live pada akhir 2016, kini Kominfo malah kepincut teknologi besutan perusahaan internet asal Singapura tersebut.

Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangarepan menjelaskan saat ini Bigo memiliki teknologi penyaring konten negatif yang cukup canggih karena bisa memblokir konten pornografi dan pornoaksi. Dengan teknologi ini, maka Kominfo akan sangat terbantu dalam menyisir konten pornografi dan konten negatif lainnya yang jumlahnya disinyalir mencapai jutaan.

“Dulu Bigo kami tutup karena ada konten pornografinya. Tapi mereka sudah bertransformasi dengan sangat baik. Kami bahkan telah datang ke kantornya di China melihat teknologi penyaring konten negatif,” ujar Semuel di Jakarta, Senin (21/5/2018).

Menurut Semuel, transformasi perusahaan internet seperti Bigo patut dicontoh karena akan memiliki dampak positif terhadap kemajuan mereka sendiri karena bisa meningkatkan pangsa pasarnya. Dia berharap semua perusahaan internet yang beroperasi di Indonesia menerapkan langkah seperti Bigo untuk mendukung program internet positif yang terus digaungkan Kominfo.

Global Marketing Head Big Live Chang Chen mengaku pihaknya mendukung program internet positif Kominfo dengan memperkuat kinerja penyaringan konten negatif. Untuk itu pihaknya menyiapkan 33 orang tenaga ahli dalam tim monitor yang bertugas memantau seluruh konten di seluruh aplikasi besutan Bigo, yakni Bigo Live, Cube TV, Helo Yo! Dan Like.

“Tim kami bekerja selama 24 jam tujuh hari dalam seminggu bergantian tak berhenti. Jadi jika ada konten negatif langsung kami blokir,” tutur Chang.

Upaya ini dinilai tidak berlebihan mengingat saat ini terdapat 30 juta pengguna Bigo Live yang terdaftar di Indonesia. Ini membuat Bigo Live menjadi aplikasi live streaming terbesar di Indonesia dengan 1 juta pengguna melakukan siaran langsung alias live setiap hari.

“Kami selalu mendukung program internet positif pemerintah Indonesia untuk memerangi kejahatan di dunia maya,” tukas dia.

Sementara itu Kominfo juga menegaskan akan terus memburu penyebar konten radikal dan terorisme di media sosial. Selain mengandalkan mesin pengais konten, Kominfo juga langsung menindaklanjuti semua laporan masyarakat terkait peredaran konten negatif termasuk hoax terkait terorisme.

Baca juga: Menkominfo: Stop Konten Negatif di Sosmed

“Kemarin kami sudah menutup 9.500 konten, dimana 5.000 diantaranya berasal dari laporan masyarakat. Itu semua terkait terorisme,” kata Semuel.

Dia juga mengaku tidak mudah untuk memberantas dan memburu penyebar konten radikalisme dan terorisme karena mereka selalu berpindah tempat tinggal. Untuk itu Kominfo merangkul semua pihak yang dianggap bisa membantu seperti Bigo dengan teknologi penyaring konten negatifnya.

Dari hasil penyaringan Kominfo, terdapat 1.200 konten di Facebook dan 300 channel Telegram yang sudah ditutup karena terkait radikalisme dan terorisme.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI