Telset.id, Jakarta – Menyusul kasus pembunuhan yang melibatkan salah satu mitra pengemudinya pekan lalu, perusahaan ridesharing asal Tiongkok, Didi Chuxing akhirnya mulai menerapkan langkah-langkah keamanan baru untuk layanan carpooling Hitch miliknya. Pengemudi harus memverifikasi identitas mereka melalui pengenalan wajah sebelum memulai perjalanan.
Selain itu, pengemudi yang menggunakan program ridesharing Didi lainnya juga harus lulus tes pengenalan wajah sebelum masing-masing shift. Sekedar informasi, tersangka pembunuh penumpang, yang juga ditemukan tewas beberapa hari kemudian, diketahui menggunakan akun Hitch sang ayah ketika membunuh korban.
Hitch menangguhkan aktivitas selama seminggu setelah pembunuhan, dan tidak mengizinkan perjalanan antara pukul 10 malam dan 6 pagi sambil mengeksplorasi tindakan keamanan tambahan untuk perjalanan malam hari. Sementara itu, pengemudi dan penumpang yang melakukan perjalanan yang kemungkinan akan berakhir di atas pukul 22:00 akan menerima pengingat keselamatan sebelum memulai perjalanan.
Sebelumnya, Hitch membiarkan pengemudi dan penumpang saling menilai foto profil masing-masing dan menandai gambar dengan label bermuatan seksual seperti “dewi” dan “cantik.” Fitur itu menuai kritik, seperti dicatat Bloomberg, dan sekarang Didi telah mencabutnya. Perusahaan menghapus semua tag tersebut dan membuat informasi pribadi dan foto profil menjadi pribadi untuk setiap pengguna – gambar default akan menggantikan foto profil publik.
Selain itu, Didi memperbarui fitur bantuan darurat Hitch, dan itu akan menampilkan tombol lebih jelas dalam aplikasi. Ketika penumpang mengaktifkan fitur, aplikasi akan merekam audio dan meminta perwakilan pelanggan untuk memantau perjalanan, sementara kontak darurat penumpang akan menerima informasi perjalanan. Pengguna juga dapat mengatur tombol untuk memanggil layanan darurat atau hotline darurat Didi.
Perusahaan berencana meluncurkan semua langkah-langkah ini pada akhir bulan, lapor Engadget.
Didi juga dilaporkan berkonsultasi dengan pelanggan sebelum mengaktifkan protokol keselamatan lainnya, seperti tindakan opt-in untuk merekam audio dari setiap perjalanan. Kekhawatiran privasi atas rekaman tersebut mungkin membuat ini berlebihan untuk beberapa orang, meskipun Didi bersikeras bahwa data yang dienkripsi hanya akan disimpan di servernya dan bukan ponsel pengguna, dan akan dihapus setelah 72 jam. Didi mengisyaratkan bahwa rekaman video juga dalam pertimbangan.
Komentar ditutup.