Telset.id, Jakarta – Menurut hasil penelitian, ledakan nuklir bawah tanah di Korea Utara (Korut) pada 3 September 2017 begitu kuat hingga bisa memindahkan gunung. Ledakan tersebut dihasilkan oleh uji coba nuklir keenam dan terbesar milik Korut.
Kala itu, Korut menguji nuklir buatannya di terowongan bawah tanah di bawah Gunung Mantap, berjarak sekitar 400 mil dan terletak di bagian timur laut Pyongyang. Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong-un, mengklaim ledakan bom hidrogen tersebut berlangsung sukses.
Namun, sulit untuk mendapatkan informasi akurat baik dari dalam maupun luar Korut terkait klaim itu. Dunia ikut repot, sampai-sampai mencoba merekonstruksi apa yang benar-benar meledak di lokasi dan dari mana aslinya getaran yang memancar dari situs uji datang.
Sekarang, tim ilmuwan telah menunjukkan cara baru untuk menyelidiki klaim Korut. Mereka menganalisis citra satelit resolusi tinggi menggunakan radar untuk merekonstruksi permukaan Bumi. Gambar tersebut membantu para peneliti menunjukkan di mana titik ledakan yang terjadi di bawah Gunung Mantap.
Mereka mempersempit ukuran ledakan, kira-kira 13 sampai 16 kali ukuran bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada 1945.
“Ledakan besar membuat tonjolan gunung ke samping sekitar 12 kaki dan runtuh secara vertikal sekitar satu setengah kaki,” kata ahli seismologi, Roland Burgmann.
Kalau Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, jadi memimpin negosiasi dengan Kim Jong-un pada bulan depan, penting untuk mengetahui seberapa kuat dan berbahayanya senjata nuklir milik Korut.
“Informasi radar tampaknya membantu menciptakan gambaran akurat tentang apa yang terjadi di lokasi uji,” kata David Albright, presiden Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional non-pemerintah.
Para peneliti setidaknya sudah memiliki satu potongan teka-teki. Ledakan nuklir bisa dikendalikan oleh sensor yang sama dipakai untuk mengukur gempa bumi. Namun, semua masih serba analisa. Bukti sahih belum bisa ditemukan terkait uji coba peledakan nuklir Korut yang (katanya) super dahsyat itu. [SN/IF]