Telset.id, Jakarta – Larangan pengiriman komponen oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada perusahaan setempat membuat ZTE kelimpungan. Kabar terbaru, perusahaan asal Tiongkok ini terancam berhenti beroperasi.
Menurut informasi dari Phone Arena, ZTE telah mengirimkan pesan ke Bursa Saham Hong Kong. Isinya, ZTE mengaku aktivitas utama perusahaan yang berbasis di China telah berhenti.
Mau tak mau, ZTE sekarang harus berpikir keras untuk menjaga kas perusahaan yang untuk sementara tanpa pemasukan. ZTE juga masih mencoba lobi-lobi untuk meminta ampun soal embargo AS.
Seperti diketahui, sejak awal April 2018 ZTE tak lagi bisa membeli chipset Qualcomm yang notabene milik AS. Hal itu terjadi setelah ada larangan resmi dari Departemen Perdagangan Negeri Paman Sam.
Keputusan Departemen Perdagangan AS tersebut bertujuan untuk menghukum ZTE. Mereka menilai, perusahaan tersebut telah melanggar kesepakatan atas kesalahan yang diperbuat pada tahun lalu.
ZTE mengaku bersalah lantaran ketahuan mengirimkan barang dan teknologi buatannya di AS ke Iran dan Korea Utara. ZTE pun diwajibkan menindak pihak yang bertanggung jawab.
ZTE didorong memecat empat karyawan senior dan mendisiplinkan 35 orang lainnya dengan mengurangi bonus dan memberikan teguran keras. Sayang, ZTE melanggar kesepakatan itu.
ZTE tidak mendisiplinkan serta tidak mengurangi bonus untuk 35 orang yang bertanggung jawab, meski empat karyawan senior telah dipecat. Pihak pemerintah AS pun berang. [BA/IF]