Telset.id, Jakarta – Uber menandatangani perjanjian Space Act Agreement yang kedua dengan NASA terkait pengembangan layanan mobilitas udara di perkotaan. Keputusan tersebut membuktikan bahwa Uber memang serius ingin menggandeng pemerintah guna merealisasikan proyek taksi terbang.
Berdasarkan perjanjian itu, Uber akan memberi NASA rincian dan data tentang rencana untuk layanan taksi terbang. DIlaporkan The Verge, data yang dimaksud berupa pembahasan skenario mengenai pengaturan lalu lintas udara, mitigasi tabrakan, dan manajemen ruang udara.
Perjanjian dengan Uber merupakan yang pertama bagi NASA terkait layanan mobilitas udara di perkotaan. Uber telah memberi pernyataan resmi mengenai perpanjangan kerja sama tersebut pada konferensi Elevate kedua yang diadakan di Los Angeles, Amerika Serikat.
Los Angeles dan Dallas adalah dua kota yang telah setuju untuk menyelenggarakan tes awal layanan taksi udara milik Uber. Kota-kota lain belum menyampaikan sikap, tetapi Uber tengah menjajaki kemungkinan penerapan layanan serupa. Uber sedang terus mengupayakan hal itu.
Perjanjian Space Act Agreement yang pertama antara Uber dan NASA ditandatangani pada November 2017. Dibanding pernjanjian pertama, perjanjian kali ini jauh lebih spesifik. NASA akan menggunakan data Uber untuk menyimulasikan taksi terbang saat terbang melintasi langit Dallas-Fort Worth.
Wilayah udara di atas kota di Amerika Serikat memang sangat ramai. Simulasi betul-betul penting karena akan menjadi kunci dalam membantu Uber untuk mendapatkan slot layanan. Maklum saja, ketika rencana sudah berjalan, Uber bakal mengoperasikan ratusan taksi terbang hanya untuk wilayah Dallas.
Berita Terkait: Penampakan Mobil Terbang Uber di Ajang CES 2018
“NASA sangat antusias bermitra dengan Uber,” kata Jaiwon Shin, administrator asosiasi untuk Misi Penelitian Aeronautika NASA. “Mobilitas udara perkotaan dapat merevolusi mobilitas orang dan kargo. Hal itu akan mengubah gaya hidup manusia, layaknya perkembangan teknologi ponsel,” imbuhnya.
Selain dengan NASA, Uber menandatangani pula perjanjian dengan Angkatan Darat Amerika Serikat untuk mengembangkan dan menguji taksi terbang. Lewat kerja sama itu, Uber bakal mengembangkan dan mendanai riset teknologi rotor di lab riset milik Angkatan Darat Amerika Serikat. [SN/IF]