Facebook Ingkar Janji, Pendiri WhatsApp Pilih Hengkang

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kabar mundurnya CEO dan pendiri WhatsApp, Jan Koum langsung menjadi headline di banyak media. Desas-desus penyebab mundurnya Koum dari perusahaan yang dididirikannya itu menjadi cerita yang semakin menarik.

Panasnya hubungan Koum dan petinggi Facebook sudah santer diberitakan sejak setahun lalu. Saat itu disebutkan konflik dipicu oleh kebijakan privasi pengguna antara WhastApp dan Facebook, selaku induk semangnya.

Seperti diketahui, sejak awal Koum dan Brian Acton selaku pendiri WhatsApp tetap tegas menjaga privasi pengguna dan menolak kehadiran iklan. Koum bahkan secara tegas menjamin akan tetap mempertahankan prinsip WhatsApp (menolak kehadiran iklan), meski telah diakuisisi Facebook.

“Anda masih bisa yakin bahwa tak akan ada iklan sama sekali yang menganggu komunikasi,” tegas Koum, saat menyampaikan komentarnya pasca akuisisi WhatsApp oleh Facebook.

Meski awalnya Facebook nampaknya “setuju” dengan prinsip WhatsApp yang menolak kehadiran iklan, namun lambat laun Facebook mulai “ingkar janji”, dan menekan WhatsApp untuk mulai menghasilkan uang lewat iklan.

Berita Terkait: Kecewa pada Facebook, CEO WhatsApp Mundur

Terus menerus ditekan, akhirnya pada 2016 lalu WhatsApp mengumumkan akan memberikan data nomor telepon penggunanya ke Facebook, untuk keperluan targeting iklan. Keputusan ini pada akhirnya berujung pada denda sebesar USD 122 juta yang dijatuhkan regulator Uni Eropa.

Tak sampai disitu, Facebook kembali menekan Koum dan timnya untuk pengembangan WhatsApp Business. Untuk keperluan ini, Facebook diduga memaksa WhatsApp untuk menurunkan tingkat enkripsi end-to-end agar lebih mudah dipakai menerapkan aneka tools bisnis.

Padahal seperti diketahui, enkripsi ini adalah fitur privasi andalan WhatsApp untuk tetap menjaga data pengguna, agar tak bisa diintip oleh siapa pun, termasuk WhastApp dan Facebook sendiri.

Puncak dari semua perselisihan ini adalah terungkapnya skandal Cambridge Analytica, yang menjual data pengguna Facebook untuk pemenangan kampanye pemilu presiden AS, Donald Trump.

Baca juga: Mengenal Cambridge Analytica dan Sepak Terjangnya

Koum sendiri merupakan imigran asal Ukraina, pecahan Uni Soviet, yang pindah ke Amerika Serikat untuk memulai hidup baru. Koum bertemu dengan Brian Acton pada 1997 saat sama-sama bekerja di Yahoo. Acton dan Koum lalu mendirikan perusahaan WhatsApp Inc.

Saat WhatsApp Inc berdiri pada Februari 2009 di California, Amerika Serikat, fokus utama bisnisnya adalah menyediakan layanan pembaruan status di ponsel. Lambat laun, Koum dan Acton mengubahnya menjadi aplikasi pesan instan.

Pada 2014, WhatsApp diakuisisi oleh Facebook pada 2014 dengan mahar berupa uang dan saham yang bernilai 19 miliar dolar Amerika Serikat. Facebook berniat menjadikan WhatsApp sebagai lumbung pendapatan baru melalui iklan. [HBS]

Sumber: Techcrunch

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI