Telset.id, Jakarta – Teknologi 5G rupanya tak hanya bermanfaat untuk pengguna jaringan seluler yang bisa mengakses data jauh lebih cepat ketimbang teknologi 4G pada saat ini. Teknologi internet supercepat ini juga diklaim akan jauh lebih menguntungkan bagi operator telekomunikasi.
Laporan potensi bisnis 5G Ericsson mengungkapkan bahwa secara global operator telekomunikasi dapat mengerek pendapatan mereka hingga US$ 619 miliar atau mencapai Rp 8.523 triliun, naik 36 persen dari perkiraan pendapatan mereka sebesar US$ 1,7 triliun atau setara Rp 23.407 triliun pada 2026.
Ini terjadi apabila operator menjadikan transformasi digital dari industri lain sebagai target seperti menggunakan teknologi 5G internet of things (IoT).
Sedangkan untuk operator di Indonesia, pada tahun yang sama akan ada peluang mengerek pendapatan mereka hingga 30 persen atau setara US$ 6 miliar (mencapai Rp 82 triliun). Potensi ini untuk operator yang menangani digitalisasi industri 5G.
“Peluang pendapatan terbesar terkait 5G untuk operator adalah di sektor manufaktur, energi dan utilitas,” ujar Presiden Ericsson Indonesia Jerry Soper dalam acara Eksebisi Teknologi Terkini Ericsson Welcome to the Do Zone Indonesia di Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Laporan The Industry Impact of 5G Report yang dirilis Ericsson awal tahun ini didasarkan temuan dari 900 lebih perusahaan yang memiliki minimal 1.000 karyawan di 10 industri yang berbeda.
Dalam laporan tersebut, kata Jerry, uji coba kasus penggunaan 5G akan di mulai pada tahun ini, yang kemudian kegiatannya bakal semakin meningkat. Lebih dari 70 persen perusahaan menargetkan untuk memproduksi layanan pemanfaatan 5G pada 2021.
Sektor yang kemungkinan paling awal memproduksi pemanfaatan teknologi ini pada 2021 antara lain manufaktur, energi, utilitas, transportasi umum dan jasa keuangan.
“Penggerak utama mengaplikasikan teknologi 5G dari prespektif strategis adalah untuk menciptakan keuntungan first mover,” imbuh dia.
Baca juga: 3 Kota Pertama yang Cicipi 5G, Mana Saja?
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Sumberdaya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ismail mengatakan 5G bukan semata-mata perubahan dari 4G, tetapi sudah menjadi paradigma baru. Untuk itu Kominfo berharap teknologi anyar ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk kemajuan industri nasional.
Kominfo, kata dia, juga mendorong supaya para operator telekomunikasi membangun berbagai aplikasi baru yang bermanfaat. Jadi pemerintah ingin supaya ada perangkat berteknologi tinggi hasil karya orang Indonesia supaya tidak hanya menjadi target pasar raksasa teknologi asing.
“Pemerintah siap memberikan segala bantuan untuk mendorong pembuatan aplikasi baru. Bisa dari berbagai cara, asal tidak melanggar WTO. Kami harap ada pusat riset yang mendorong mahasiswa membuat peralatan teknologi tinggi,” tukas dia. [WS/HBS]