Telset.id, Jakarta – Dalam sidang senat kemarin (10/04/2018) di parlemen Amerika Serikat, CEO Facebook, Mark Zuckerberg diberondong pertanyaan mengenai kemungkinan Facebook yang secara diam-diam merekam audio melalui mikrofon smartphone penggunanya.
Facebook dicurigai telah tanpa izin merekam suara pengguna untuk mendapatkan lebih banyak informasi demi mendapatkan target iklan yang lebih baik. Dituduh seperti itu, Zuckerberg pun langsung membantah dan menyatakan bahwa layanannya tidak pernah melakukan hal ilegal tadi.
“Ya atau tidak, apakah Facebook menggunakan audio yang diperoleh dari perangkat seluler untuk memperkaya informasi pribadi tentang pengguna?,” tanya Senator Gary Peters, seperti dikutip dari The Verge, Rabu (11/04/2018).
“Tidak,” jawab Zuckerberg dengan tegas.
Baca Juga: Isi Lengkap Kesaksian Bos Facebook Soal Skandal Data
Zuckerberg menjelaskan bahwa Facebook memang memiliki akses ke audio smartphone penggunanya, namun akses ini hanya aktif ketika pengguna merekam video di smartphone mereka. Menurutnya, dengan akses tersebut pihaknya hanya ingin memberikan layanan terbaik bagi penggunanya dengan proses perekaman video yang lebih baik.
“Senator, izinkan saya menjelaskan ini. Anda berbicara tentang teori konspirasi ini yang disebarluaskan yang nyatakan bahwa kami mendengarkan apa yang terjadi di mikrofon Anda dan menggunakannya untuk iklan,” kata Zuckerberg.
“Agar jelas, kami mengizinkan orang untuk mengambil video di perangkat mereka dan membagikannya, dan video memiliki audio. Jadi kami melakukannya saat Anda mengambil video, merekam itu dan menggunakannya untuk membuat layanan lebih baik dengan memastikan video Anda memiliki audio,” sambungnya.
Lewat pernyataan tertulis bertajuk “Facebook: Transparency & Use of Consumer Data”, Mark Zuckerberg juga telah mengakui kesalahan Facebook yang membuat 87 juta data penggunanya dibagikan secara ilegal kepada lembaga konsultan politik, Cambridge Analytica.
Baca Juga: Terjerat Skandal, Dominasi Facebook Segera Tamat?
Namun meski telah meminta maaf, publik menilai Zuckerberg tidak memberikan jawaban memuaskan terkait kasus kebocoran data itu. Sehingga membuat Kongres Amerika Serikat mendorong undang-undang baru yang secara ketat dapat mengatur Facebook.
“Kami mengakui telah melakukan kesalahan besar. Saya merasa sangat bersalah. Saya meminta maaf,” ucapnya dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh Komisi Energi dan Perdagangan AS. (FHP)