Telset.id, Jakarta – Salah satu mantan petinggi Facebook, Chamath Palihapitiya baru-baru ini memberikan pandangannya tentang media sosial. Dia menganggap, media sosial telah merusak tatanan sosial kehidupan di masyarakat. Palihapitya bahkan mengatakan selama dirinya kerja di Facebook, dia dihantui perasaan ‘sangat bersalah’.
Mendengar pernyataan mantan karyawannya itu, pihak Facebook nampaknya ikut gerah. Perusahaan jejaring sosial terbesar di dunia itu kemudian memberikan tanggapan yang tak kalah pedasnya.
[Baca juga: Mantan Petinggi Facebook Sebut Medsos Hancurkan Hidup Manusia]
Facebook tidak menyalahkan atau membenarkan pernyataan Palihapitiya, namun mereka menegaskan Facebook kini telah berubah, dan menyebut Palihapitiya sudah ketinggalan zaman.
“Palihapitiya sudah tidak berada di Facebook selama lebih dari enam tahun. Ketika Chamath berada di Facebook, kami fokus untuk membangun pengalaman media sosial baru dan mengembangkan Facebook di seluruh dunia,” ujar perwakilan Facebook, seperti dikutip Telset.id dari laman The Verge.
“Facebook adalah perusahaan yang sangat berbeda saat itu dan saat kami tumbuh, kami telah menyadari bagaimana tanggung jawab kami tumbuh juga.”
Facebook menyatakan bahwa mereka sudah banyak bekerja sama melakukan penelitian dengan para ahli dan akademisi luar. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai efek manusia dan media sosial.
“Kami bersedia mengurangi profitabilitas kami untuk memastikan investasi yang tepat dilakukan,” kata Facebook.
[Baca juga: Yuk, Bikin ‘Kaleidoskop 2017’ di Facebook]
Terlebih lagi, pada November lalu. Zuck — panggilan akrab Mark Zuckerberg — telah menekankan kepada para investor bahwa Facebook ingin melindungi para pengguna ketimbang hanya mencari keuntungan semata.
“Saya sangat serius dalam hal ini. Melindungi masyarakat kita lebih penting daripada memaksimalkan keuntungan kita,” ujar Zuck.
Sebagai informasi, apa yang diungkapkan oleh Palihapitiya terkait media sosial sempat menghiasi beberapa koran di Inggris. Selain itu, artikel mengenai pernyataan Palihapitiya juga menjadi topik hangat di beberapa negara. [NC/HBS]