Penggunaan IoT Terbanyak Ada di Asia

Telset.id, Jakarta – Berbagai perusahaan di Asia menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan Internet of Things (IoT) dunia. Perusahaan yang menggunakan perangkat yang saling terhubung (connected devices) meningkat pesat 200% sejak 2013 menjadi 36% pada 2017. Hal itu terungkap dalam laporan terbaru terbitan Vodafone.

Laporan tersebut – berjudul “Vodafone IoT Barometer 2017/18“, merupakan survei global yang terdepan dalam hal sentimen bisnis terkait investasi dan inovasi IoT. Salah satu temuan penting dalam survei ini menunjukkan, Asia menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan connected device dan yang lebih penting lagi penerapan IoT telah mencapai titik critical mass di dunia dan sekarang telah digunakan secara luas.

Dalam laporan tersebut ditemukan: 77% perusahaan di Asia menganggap IoT sangat penting bagi bisnis mereka, 88% responden di Asia telah meningkatkan penggunaan solusi IoT selama 12 bulan terakhir, Lebih dari separuh (53%) perusahaan di Asia merasa IoT telah meningkatkan daya saing mereka di pasar, 42% perusahaan di Asia memiliki lebih dari 1.000 connected devices dan 53% mencetak laba atas investasi (returns on investment) yang signifikan

Mengenai optimisme dan masa depan – pesan perusahaan Asia bagi dunia bahkan lebih jelas, 91% yakin IoT akan berdampak besar bagi lingkup ekonomi yang lebih luas dalam lima tahun ke depan 79% yakin IoT akan semakin banyak digunakan seiring dengan kekhawatiran mengenai keamanan dan privasi yang semakin berkurang, 91% yakin kolaborasi lintas industri akan menghasilkan solusi IoT gabungan, 89% yakin kecerdasan buatan (AI) dan machine learning akan umum digunakan pada 2022

Justin Nelson, Direktur, IoT for APAC, Vodafone, berkata, “Ini merupakan momen menentukan bagi IoT. Perusahaan di Asia kini telah memandang IoT sebagai komponen kunci bagi bisnis mereka sekarang dan pada masa depan. Keyakinan mereka bahwa IoT memberikan keuntungan kompetitif, semakin meningkat.

Studi Barometer tersebut memeriksa empat faktor utama di perusahaan modern,  Kondisi Pasar (State of the Market); Keuntungan Bisnis (Business Benefits); Bergerak Maju (Moving Forward); dan Optimisme Masa Depan (Future Optimism).

Laporan tersebut mencatat bahwa selain tingkat adopsi yang semakin tinggi, faktor paling signifikan adalah IoT semakin banyak digunakan secara luas, serta menghasilkan ROI yang meningkat. Laporan tersebut juga mengutip, keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin beragam – beberapa yang teratas adalah wawasan bisnis (business insights) makin luas, biaya berkurang serta produktivitas karyawan meningkat.

Dari aspek keuntungan bisnis – diferensiasi merek yang meningkat (42%) serta daya saing di pasar yang semakin baik (53%) menjadi keuntungan utama, dibandingkan 35% di Amerika serta 33% di Eropa. Sementara itu, kemampuan memonetisasi IoT tetap sama dengan rata-rata dunia, yaitu 53%.

Mengenai langkah berikutnya, secara mengejutkan dalam laporan ditemukan bahwa keamanan IoT dipandang positif. Alih-alih dilihat sebagai halangan dalam penggunaan IoT, hal tersebut justru dianggap memberi keyakinan bagi perusahaan untuk berbuat lebih banyak. Asia sekali lagi jauh lebih positif di arena ini, dengan 86% responden menyebut aspek keamanan sebagai pendorong, sementara di dunia hanya 79% yang menjawab demikian. Di Asia pula, 83% menyatakan mereka memiliki kemampuan yang cukup untuk mengelola keamanan IoT, jauh di atas Eropa yang hanya 70% dan Amerika di 65%. (MS)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI