Telset.id, Jakarta – Akhir Juni lalu, CEO sekaligus pendiri perusahaan ride-sharing Uber, Travis Kalanick resmi mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan yang ia bangun sejak 2009 silam.
Keputusan tersebut diambil setelah lima investor dengan saham mayoritas dalam dewan direksi Uber menuliskan surat berjudul “Moving Uber Forward”, yang mengharuskan Kalanick untuk menanggalkan jabatannya sebagai CEO.
Sebulan lebih setelah kasus tersebut, muncul rumor jika Kalanick sedang mempertimbangkan untuk menduduki kembali jabatan sebagai CEO Uber. Namun ternyata dewan direksi Uber dan co-founder Uber Garrett Camp memastikan Kalanick tidak akan kembali menjadi seorang CEO Uber.
[Baca juga: Dipaksa Mundur Investor, CEO Uber Akhirnya Lengser]
“Travis tidak kembali sebagai CEO. Kami berkomitmen untuk merekrut CEO kelas dunia yang baru untuk memimpin Uber,” jelas Garret Camp, seperti dilansir dari The Next Web, Selasa (08/08/2017).
Menurutnya, saat ini Uber memang sedang memprioritaskan untuk mencari bos baru yang akan memimpin Uber untuk melewati masa pertumbuhan di “chapter” yang baru setelah Kalanick lengser dari jabatannya.
[Baca juga: Pegawai Uber Minta Travis Kalanick Kembali Jadi CEO]
Kisah Kalanick ini sendiri mirip seperti cerita Steve Jobs yang pernah ditendang dari Apple, perusahaan yang ia bangun. Namun nasib Kalanick sedikit berbeda, karena ketika itu Jobs “diajak” kembali untuk menjadi bos Apple. Sementara Kalanick justru disingkirkan. (FHP/HBS)