Telset.id, Jakarta – Selama ini pengguna Facebook bisa menikmati berbagai konten berita di Facebook secara gratis. Tapi ke depan, Facebook akan muluai membatasinya, karena jejaring sosial terbesar di dunia itu akan membuat layanan berita berbayar mulai Oktober mendatang.
Kehadiran Facebook dianggap sebagai ancaman oleh para publisher, karena mereka dianggap banyak mencomot konten berita tanpa ada pembagian benefit yang jelas. Protes dari pengelola media online sudah sering disuarakan sejak lama, dan akhirnya Facebook mau mendengar keluhan para publisher untuk membuat konten berita berbayar.
Rencana ini diungkapkan oleh pemimpin partnership media Facebook, Campbell Brown. Ia mengatakan bahwa Facebook akan mulai uji coba layanan berita berbayar ini pada bulan Oktober tahun ini. Fitur baru tersebut akan disematkan di atas Facebook Instant Article.
Campbell mengungkap bahwa Instant Article merupakan agregator berita yang berasal dari ratusan publisher. Berita-berita tersebut muncul berdasarkan algoritma yang menggabungkan ketertarikan dan pilihan pengguna terhadap suatu tema berita.
Dilansir dari Tech Crunch, untuk menarik pengguna Facebook mau berlangganan layanan berita berbayar, Campbell akan menerapkan pola free access. Jadi, pengguna Facebook akan dibierikan 10 konten berita secara gratis, untuk kemudian ditawarkan program berlangganan platform berbayar tersebut.
“Satu hal yang kami dengar dari keluhan para publisher, mereka menginginkan produk dengan format berlangganan. Mereka ingin ada konten berbayar di Facebook. Itulah yang akan kami lakukan sekarang. Kami akan meluncurkan produk berlangganan,” ujar Brown di acara konferensi Digital Publishing Innovation Summit di New York pada 18 Juli 2017 lalu.
Layanan baru ini merupakan solusi yang diberikan Facebook atas desakan dari para publisher yang menginginkan adanya kerjasama yang saling menguntungkan. Selama ini perusahaan milik Mark Zuckerberg itu dianggap tidak fair, karena telah mengambil konten berita tanpa memberikan benefit apapun bagi para publisher.
Keluhan ini sebenarnya sudah lama disampaikan kepada Facebook. Bahkan, Aliansi Media Berita di beberapa negara sudah pernah membuat petisi terkait masalah tersebut. Dalam petisinya, Aliansi Media menyebut Facebook dan Google telah mengambil keuntungan dari ribuan karya mereka, tanpa memberikan kompensasi apapun kepada publisher. [NC/HBS]