Telset.id, Jakarta – Kaspersky Lab mengungkapkan sejumlah prediksi kejahatan siber yang akan terjadi di internet sepanjang 2017. Prediksi siber tersebut memang rutin dikeluarkan para ahli Great Research and Analysis Team atau GReAT dari Kaspersky Lab.
Adapun di 2017 yang termasuk dalam daftar diantaranya: dampak yang ditimbulkan dari alat kejahatan yang dibuat secara khusus atau sekali pakai, meningkatnya penggunaan metode penyesatan terkait identitas penyerang, kelemahan dari dunia maya yang tidak pandang bulu, serta penggunaan serangan siber sebagai senjata untuk perang informasi.
Prediksi Ancaman Utama Lainnya di 2017
- Atribusi Berjuang Diantara Isyarat-Isyarat Palsu
Dengan serangan siber memainkan peran yang lebih besar lagi dalam hubungan internasional, maka atribusi atau mencari tahu entitas yang telah berhasil melanggar pertahanan siber akan menjadi isu sentral dalam menentukan arah tindakan politik – seperti aksi balasan. Namun, atribusi dapat mengakibatkan risiko lebih besar dimana penjahat siber akan menyebarkan infrastruktur atau alat eksklusif di pasar terbuka, atau memilih untuk open-source dan malware komersial, belum lagi meluasnya penggunaan metode penyesatan (umumnya dikenal sebagai isyarat palsu) untuk mengaburkan usaha atribusi.
- Peningkatan Perang Informasi
Di tahun 2016, dunia mulai menganggap serius penyebaran informasi hasil peretasan untuk tujuan agresif. Serangan tersebut cenderung meningkat pada tahun 2017, dan ada risiko bahwa penyerang akan mencoba untuk mengeksploitasi kerelaan orang-orang untuk menerima informasi tersebut sebagai suatu fakta nyata dengan memanipulasi atau selektif menyingkap informasi.
- Bersama dengan ini, Kaspersky Lab memprediksi meningkatnya Hacker Main Hakim Sendiri (Vigilante Hacker)
Aksi peretasan dan penyebaran data, diduga untuk kebaikan bersama.
- Peningkatan Kerentanan Menyebabkan Aksi Sabotase Siber
Sistem infrastruktur dan manufaktur penting masih tetap terhubung ke Internet, seringnya dengan sedikit atau tanpa perlindungan – godaan untuk merusak atau mengganggu bisa cukup mengesankan bagi penjahat siber, terutama bagi mereka yang memiliki keterampilan tingkat tinggi, dan jika dilakukan pada periode ketegangan geopolitik yang meningkat.
- Spionase Merambah ke Mobile
Kaspersky Lab memprediksi aksi spionase yang lebih fokus terutama pada ponsel, mengambil keuntungan dari fakta bahwa industri keamanan harus berjuang untuk mendapatkan akses penuh ke sistem operasi dari perangkat mobile untuk sekedar melakukan analisis forensik.
- Komoditisasi Serangan Terhadap Lembaga Keuangan:
Kaspersky Lab memprediksikan kemunculan ‘komodifikasi’ serangan yang memiliki kemiripan seperti aksi perampokan the 2016 SWIFT (the Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) di tahun 2016 – dimana sumber daya khusus diperjualbelikan pada forum-forum underground atau melalui skema jasa (as-a-service).
- Peretasan Sistem Pembayaran
Saat sistem pembayaran semakin populer dan umum, maka Kaspersky Lab memprediksi akan melihat banyak lagi aksi seperti ini dilakukan oleh para kriminal.
- Hancurnya ‘Kepercayaan’ Terhadap Ransomware
Kaspersky Lab juga mengantisipasi peningkatan ransomware, tetapi dengan munculnya rasa ketidakpercayaan antara korban dan penyerang –berbasis pada asumsi bahwa dengan melakukan pembayaran diharapkan dapat mengembalikan data– menjadi rusak dengan makin banyaknya penjahat siber kelas yang lebih rendah memutuskan untuk melakukan aksi kejahatan serupa. Hal ini bisa menjadi titik balik bagi orang-orang yang mau membayar tebusan.
- Integritas Perangkat Dalam Internet Yang Penuh Sesak
Dengan produsen perangkat IoT terus menerus menghasilkan perangkat tanpa adanya jaminan keamanan menimbulkan masalah yang cukup besar. Ada risiko bahwa para hacker yang suka main hakim sendiri (vigilante hacker) menyelesaikan permasalahan menurut cara mereka sendiri dan menonaktifkan perangkat sebanyak mungkin.
- Ketertarikan Penjahat Siber Terhadap Iklan Digital
Selama tahun depan, kita akan melihat sejenis alat pelacakan dan penargetan yang sering digunakan dalam iklan untuk memantau aktivis yang dicurigai dan pembangkang. Begitu juga, jaringan iklan – yang mampu memberikan profil dari target dengan sangat baik melalui kombinasi IP, browser fingerprinting, pemilihan minat dan login ketika browsing – digunakan oleh pelaku spionase siber canggih yang tertarik untuk menyerang secara tepat sekaligus melindungi toolkit terbaru mereka.