Telset.id, Jakarta – Kemacetan lalu lintas yang semakin hari semakin memprihatinkan dijadikan alasan bagi Airbus untuk membesut sebuah mobil terbang otonom. Hal ini sebagaimana diungkapkan kepala eksekutif perusahaan, Tom Enders, yang juga menyebut akhir tahun sebagai waktu yang direncanakan untuk menghadirkan terobosan itu.
Airbus mengklaim mobil terbang otonom tak hanya akan meringankan masalah lalu lintas di kota-kota besar, tetapi juga mengurangi anggaran infrastruktur untuk perencanaan kota, yang tidak akan perlu khawatir tentang jembatan, lampu lalu lintas, atau jalan beton.
“Seratus tahun yang lalu, transportasi perkotaan bergerak di bawah tanah, kini kita memiliki sarana teknologi untuk membawanya ke atas,” kata Enders seperti dilansir Readwrite, Jumat (20/1/2017).
Ia menjelaskan, saat ini perusahaan tengah dalam tahap eksperimen, dan melakukan itu dengan sangat serius.
Airbus membentuk divisi Mobilitas Udara Perkotaan (Urban Air Mobility) tahun lalu, untuk mulai mengerjakan prototipe mobil terbang. Ia berharap dapat menguji mobil tersebut akhir tahun ini, sementara penerapan sendiri kemungkinan besar baru pada 2020.
Selain mobil terbang otonom, perusahaan juga berencana untuk membuat mobil terbang semi-otonom, sehingga seluruh proyek tidak akan terhenti seandainya peraturan mengatakan bahwa kendaraan harus bisa dikendalikan oleh pengemudi.
Lantas, berapa kira-kira harga mobil ini jika nantinya memang benar-benar terwujud? Yang pasti tidak akan murah. Menurut Airbus, mobil terbang ini, yang sama sekali tidak seperti helikopter komersial, mungkin hanya akan bisa dibeli oleh beberapa orang saja. Perusahaan juga ingin mengembangkan aplikasi seperti Uber untuk mobil terbang, di mana penumpang dapat menyewa kendaraan otonom untuk sekali jalan.
Nah, konsep yang sama sebelumnya juga sempat diuraikan oleh Uber.
Tapi, lepas dari mobil terbang akan menjadi kenyataan dalam beberapa tahun ke depan, masalah peraturan sekali lagi akan menjadi isu yang harus dipecahkan. [IF]