Telset.id, Jakarta – Kasus Galaxy Note 7 yang mudah terbakar telah membuat Samsung cukup kelimpungan. “Bencana Note 7” bahkan diprediksi akan membuat Samsung akan merugi sangat besar. Tapi nyatanya, Samsung mampu membalikkan keadaan dan mampu mengamankan isi kantongnya.
Samsung sempat diprediksi akan mengalami kerugian besar pasca kasus Note 7 menimpa mereka. Tanda-tanda itu memang nampak di kuartal ketiga 2016, dimana keuntungan Samsung tergerus hingga 30% dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski menyakitkan, Samsung rupanya tak ingin berlama-lama larut dalam keterpurukan yang menghantam mereka. Raksasa elektronik Korea ini langsung bergerak cepat untuk memulihkan kondisi keuangan mereka dengan membuat kebijakan strategis pada divisi sales mereka.
Salah satu strategi yang dijalankan Samsung adalah dengan menggeber penjualan smartphone andalannya di 2016, yakni Galaxy S7. Dan nampaknya usaha Samsung akhirnya menuai hasil.
Samsung menginformasikan, bahwa perusahaan memprediksi akan mampu mencetak peningkatan keuntungan hingga mencapai 50% di kuartal keempat 2016. Samsung memprediksi bisa mengantongi keuntungan hingga 9,2 triliun won atau sekitar USD 7,75 miliar (setara Rp 103,5 triliun) di triwulan terakhir 2016.
Pundi-pundi keuntungan yang diraih Samsung itu diperolah dari nilai pendapatan yang mencapai 53 triliun won atau setara USD 44,6 miliar. Samsung bisa kembali tersenyum dan melupakan bencana Note 7, karena bisa meraih untung besar di kuartal keempat 2016.
Seperti dilansir Telset.id dari Ubergizmo, raihan yang dicapai Samsung hanya berselisih kurang dari 1% jika dibandingkan pencapaian mereka di kuartal IV 2014, dimana saat itu Samsung sedang mencapai puncak kejayaan.
Hasil ini tentu saja sangat menggembirakan bagi Samsung, karena sebelumnya pabrikan asal Korea Selatan ini diprediksi akan mengalami kerugian akibat kasus Note 7 yang harus dimatikan dari peredaran.
Tapi apakah benar Galaxy S7 menjadi “juru selamat” bagi Samsung? Menurut analis bernama Kim Sung-soo, meski penjualan seri Galaxy S7 meningkat dan cukup berperan penting, namun pencapaian Samsung sejatinya terdongkrak dari penjualan perangkat kelas mengengah mereka.
Selain dari hasil penjualan smartphone, pendapatan Samsung yang cukup besar datang dari bisnis komponen. Bahkan dari bisnis komponen ini dianggap paling stabil, sehingga sangat membantu Samsung menjaga isi kantong mereka tetap terisi penuh saat mengakhiri tahun 2016 lalu. [HBS]