JAKARTA, TELSET.id – Pemblokiran situs dan akun sosial media yang dianggap radikal tak hanya dilakukan di Indonesia, tapi hampir di seluruh dunia. Twitter menjadi salah satunya yang ikut aktif melakukan upaya bersih-bersih dari pengaruh kelompok radikal ISIS.
Twitter mengumumkan telah memblokir/ menghapus lebih dari 125.000 akun selama enam bulan terakhir. Akun-akun yang diblokir itu dianggap telah digunakan untuk menyebarkan ancaman atau menjadi alat propaganda aktivitas para teroris, terutama kelompok ISIS.
“Seperti semua orang di seluruh dunia, kami juga khawatir dengan kekejaman yang dilakukan kelompok radikal. Kami mengutuk penggunaan Twitter untuk mempromosikan aksi terorisme. Aturan Twitter sudah cukup jelas melarang segala bentuk perilaku ancaman kekerasan di layanan kami,” tulis keterangan Twitter di blog resminya, Sabtu (6/2/2016).
Twitter juga menjelaskan bahwa mereka telah memperbanyak jumlah tim yang secara aktif melacak akun yang memiliki hubungan dengan ISIS dengan menerapkan alogaritma anti-spam. Twitter pun menegaskan tidak ada ‘alogaritma ajaib’ untuk mengindetifikasi konten teroris.
Langkah ini bukanlah hal baru. Sebelumnya aplikasi Telegram telah memblokir 78 channel yang berkaitan dengan aktivitas ISIS. Meski begitu, keberadaan kelompok radikal ini tetap masih terus bermunculan dengan membuat akun baru.
Media sosial memang menjadi sarana yang paling sering digunakan kelompok radikal untuk berkomunikasi dalam rangka perekrutan dan juga menyebarkan propaganda. Meski sudah sering dilakukan pembersihan, namun jumlah kelompok teroris ini masih cukup banyak.
Tahun lalu dalam laporannya Brookings menyebutkan jumlah anggota atau simpatisan ISIS di media sosial masih cukup banyak. Misalnya di Twitter saja terpantau sekitar 90 ribu lebih akun terkait ISIS. [HBS]