Samsung sepertinya ingin membuktikan satu hal melalui Galaxy A36 5G: bahwa kelas menengah tak harus sekadar ‘cukup’. Di tengah pasar smartphone yang semakin sesak dengan jargon megapiksel besar dan fitur AI ke mana-mana, A36 5G memilih jalur yang lebih seimbang—terutama di sektor kamera.
Kalau Anda hanya membaca spesifikasinya, mungkin Anda tak langsung terkesima. Tapi seperti kata pepatah, jangan nilai kamera dari jumlah megapikselnya saja. So, cek dulu review kami untuk kamera Samsung Galaxy A36 5G berikut ini.
Perubahan Nyata di Jeroan Kamera
Salah satu gebrakan paling terasa dibanding Galaxy A35 adalah penggunaan sensor utama 50MP Sony IMX882 dengan aperture f/1.8 dan OIS. Ini adalah sensor yang secara teknis cukup menjanjikan: ukuran piksel 0.8µm, PDAF untuk fokus cepat, dan tentu saja stabilisasi optik yang bisa mengubah banyak hal—terutama saat memotret di malam hari atau kondisi bergerak.
Yang mendampingi kamera utama ini adalah lensa ultrawide 8MP dari GalaxyCore (GC08A3) dan makro 5MP (GC05A3). Keduanya terasa lebih sederhana secara spesifikasi, tapi tidak lantas bisa diremehkan—terutama dalam konteks harga.
Namun, satu keputusan menarik justru hadir dari kamera selfie-nya. Samsung mengganti sensor 13MP di A35 dengan 12MP GalaxyCore GC12A2. Bukannya naik, tapi turun. Tapi hasilnya? Justru lebih baik. Ini menjadi bukti bahwa Samsung tak lagi terpaku pada angka, tapi mulai lebih cermat memilih kualitas sensor. Ini langkah yang berani, dan patut diapresiasi.
Pengaturan Kamera
Sebelum masuk ke hasil review pengujian, mari bahas dulu bagaimana pengguna bisa menyesuaikan pengalaman memotret di kamera Samsung Galaxy A36 5G.
1. Intelligent Features: Bantuan AI yang Berguna
Samsung menyertakan beberapa fitur pintar untuk mempermudah pemotretan:
- Scene Optimizer– Secara otomatis menyesuaikan warna dan kontras tergantung subjek (makanan, lanskap, dll).
- Shot Suggestions– Memberi panduan komposisi saat memotret.
- Auto HDR– Menyeimbangkan highlight dan shadow untuk dynamic range lebih baik.
- Scan Dokumen & QR Code– Berguna untuk keperluan sehari-hari.
2. Custom Filters & Shooting Methods
Pengguna bisa memilih:
- Filter warnauntuk gaya berbeda.
- High Efficiency Pictures (HEIF)untuk menghemat ruang penyimpanan.
- Swipe Shutteruntuk burst shot atau membuat GIF.
3. Selfie-Specific Settings
- Save Selfies as Previewed– Gambar tidak dibalik seperti kebanyakan ponsel.
- Wide Selfie– Berguna untuk grup atau landscape selfie.
4. Video Enhancements
- Auto FPS– Menyesuaikan frame rate di kondisi cahaya rendah.
- Super Steady Mode– Stabilisasi ekstra untuk video aktif.
- HEVC Codec– Menghemat ruang tanpa mengurangi kualitas.
Antarmuka Kamera dan Fitur
Begitu Anda membuka aplikasi kamera bawaan, terasa bahwa Samsung ingin perangkat ini siap untuk berbagai gaya pengambilan gambar—baik untuk konten kreatif, dokumentasi harian, hingga eksplorasi artistik.
Tersedia lima mode utama: FUN, PORTRAIT, PHOTO, VIDEO, dan MORE—yang berisi opsi lanjutan seperti PRO, PRO VIDEO, NIGHT, FOOD, PANORAMA, MACRO, SUPER SLOW-MO, SLOW MOTION, HYPERLAPSE, dan SINGLE TAKE.
Mode FUN menghadirkan pengalaman seperti Snapchat langsung di kamera native. Tersedia 10 lensa bawaan, dan jika Anda ingin lebih, bisa menambahkan 9 lagi via tombol pencarian atau langsung diarahkan ke Snapchat.
Mode PORTRAIT memungkinkan pengaturan bokeh dari level 0 hingga 7, tapi hanya bisa digunakan dengan kamera utama. Resolusi disesuaikan otomatis tergantung rasio: 12MP untuk 3:4, 9MP untuk 9:16 dan 1:1, serta 8MP untuk full screen. Tidak ada opsi memilih resolusi manual.
Mode PHOTO membuka lebih banyak opsi: kamera utama dan ultrawide bisa digunakan. Kamera utama mendukung hingga zoom 10x, dengan pilihan resolusi 12MP dan 50MP. Motion Photo hanya tersedia di 12MP. Filter, penghalus wajah, dan format gambar bisa diakses langsung.
Mode VIDEO memperlihatkan batasan dan kekuatan. Kamera utama bisa merekam hingga UHD 30fps dan FHD 60fps. Kamera ultrawide hanya mendukung hingga FHD 30fps dan HD 30fps. Flash dan Super Steady tidak bisa digunakan di kamera ultrawide. Opsi tambahan seperti auto framing, exposure, filter, dan pengaturan rasio video (9:16, 1:1, full) juga tersedia.
Dari sisi antarmuka, Samsung menghadirkan tampilan kamera yang lebih bersih dengan mode-mode utama ditempatkan di bagian bawah layar. Ada mode Pro yang eksklusif untuk kamera utama, serta Night Mode yang bisa digunakan di kamera utama, ultrawide, dan selfie.
Namun, tidak semua mulus. Masalah utama muncul di bagian video:
- 4K Zoom Options: Tombol zoom (2x, 4x) tersembunyi di balik tombol 1x, membuatnya tidak intuitif.
- 1080p Zoom Toggles: Justru menampilkan opsi 0.5x dan 2x secara langsung—ketidakkonsistenan yang bisa membingungkan pengguna.
Ini adalah contoh klasik bagaimana antarmuka yang terlihat sederhana justru bisa menciptakan kebingungan saat digunakan sehari-hari.
Kamera Utama: Sensor Baru, Cerita Lama yang Disempurnakan
Perubahan terbesar datang dari kamera utama. Galaxy A36 5G kini dibekali sensor Sony IMX882 50MP dengan aperture f/1.8 dan OIS—sebuah kombinasi yang menjanjikan sejak di atas kertas. Tapi bukan itu yang bikin kamera ini menarik. Begitu dipakai memotret, ada kesan instan bahwa Samsung sudah semakin mengerti apa yang dibutuhkan pengguna: warna yang “naik” tapi nggak lebay, detail yang cukup tajam tanpa terlihat seperti dipoles pakai algoritma Instagram.
Namun, konsistensi masih jadi tantangan. Dalam kondisi siang hari, hasilnya bisa sangat dinamis—bahkan cantik. Tapi di pengambilan berikutnya, warna bisa tiba-tiba berubah nada, atau eksposur terasa kurang pas. Mode 50MP-nya hadir untuk mereka yang mau main aman dengan detail, tapi butuh waktu ambil gambar yang sedikit lebih lama.
Yang cukup mengejutkan, zoom 2x di mode default justru memberikan efek depth yang lebih menarik dibanding lensa makro-nya sendiri. Efek bokeh-nya terasa lebih natural, dan tekstur obyek masih bisa terbaca jelas. Mungkin Samsung sendiri tahu bahwa pengguna makin jarang memakai mode makro… karena memang tidak terlalu perlu.
Ultrawide & Selfie: Ada yang Menarik, Ada yang Kurang Greget
Beralih ke kamera ultrawide 8MP, di sini kompromi mulai terasa. Meski hasilnya tidak bisa dibilang jelek, tapi perbedaan tone warna dengan kamera utama cukup mencolok. Seolah-olah dua sensor ini berasal dari dua dunia yang berbeda. Di saat kamera utama menawarkan hasil yang hangat dan hidup, ultrawide-nya kadang terlihat datar dan kurang punchy.
Sementara itu, kamera selfie 12MP justru tampil sebagai salah satu kejutan yang menyenangkan. Skin tone-nya terasa natural dan tidak “plastik,” dengan tambahan mode wide yang benar-benar berguna saat wefie rame-rame. Samsung berhasil membuktikan bahwa megapiksel tinggi bukan segalanya—selama kualitas optik dan software-nya selaras.
Low-Light: Siang Masih Juara, Malam Butuh Usaha
Dalam kondisi minim cahaya, performa Galaxy A36 5G bisa dibilang… situasional. Night Mode-nya memang efektif mengurangi noise, tapi kadang terasa terlalu agresif dalam menghaluskan gambar—mengorbankan detail halus yang justru penting untuk nuansa malam.
Menariknya, dalam beberapa kasus, mode reguler malah memberikan hasil yang lebih menarik secara visual. Iya, ada noise, tapi ada juga tekstur yang utuh. Pilihan sulit memang. Tapi ini menandakan bahwa Samsung belum sepenuhnya menyempurnakan algoritma Night Mode-nya di lini mid-range ini.
Sayangnya, kamera ultrawide kembali tampil sebagai anak tiri. Di malam hari, hasilnya soft dan penuh kompromi, bahkan dengan Night Mode aktif.
Baca Juga : Review Samsung Galaxy A36 5G
Video: Stabil Tapi Tak Spektakuler
Galaxy A36 5G bisa merekam video hingga 4K 30fps dengan kamera utamanya, dan hasilnya cukup memuaskan—baik dari sisi warna, detail, maupun kestabilan. Tapi jangan berharap banyak dari fitur tambahan.
Super Steady Mode? Ya, ada. Tapi hanya 1080p dan kualitasnya biasa saja. Bahkan, dalam kondisi low-light, mode ini sebaiknya tidak digunakan karena terlalu banyak noise dan pencahayaan yang buruk.
Ultrawide-nya juga terbatas hanya sampai 1080p 30fps—tidak seperti seri A yang lebih tinggi, yang sudah mendukung 4K.
Kesimpulan: Jangan Tertipu oleh Angka
Sesuai review, kamera Samsung Galaxy A36 5G mungkin tidak membawa angka-angka yang menggetarkan di atas kertas—sensor selfie lebih kecil, ultrawide hanya 8MP, dan tidak ada embel-embel ‘AI kamera’ yang mentereng. Tapi begitu digunakan, justru terasa bahwa pendekatan Samsung kali ini lebih matang.
Sensor utama 50MP dari Sony tampil tajam, mampu merekam momen dalam berbagai kondisi pencahayaan dengan hasil memuaskan. Kamera depan 12MP dari GalaxyCore juga membuktikan bahwa angka megapiksel bukan segalanya. Untuk pengguna media sosial, konten kreator pemula, atau siapa pun yang ingin mengabadikan momen tanpa ribet, A36 5G sangat bisa diandalkan.
Namun tetap ada catatan: kamera ultrawide masih punya ruang untuk perbaikan, terutama dalam pencahayaan rendah. Dan Super Steady yang tidak bisa dipakai di kamera ultrawide mungkin akan membatasi eksplorasi video bagi sebagian pengguna.
Rekomendasi: Cocok untuk Siapa?
– Konten kreator kasual: Kamera utama yang tajam, mode FUN yang terintegrasi Snapchat, serta pilihan perekaman fleksibel sangat mendukung aktivitas konten harian.
– Pengguna aktif media sosial: Dengan dukungan fitur seperti auto framing dan berbagai format rasio video, Galaxy A36 5G siap langsung unggah ke platform favorit Anda.
– Pengguna yang mementingkan kestabilan kamera utama: Dengan OIS dan performa baik di malam hari, ponsel ini bisa diandalkan untuk dokumentasi ringan hingga semi-serius.
– Bukan untuk videografer profesional: Bagi yang butuh perekaman ultrawide dengan stabilisasi penuh dan kualitas tinggi di malam hari, mungkin akan merasa kurang.
Akhir Kata
Galaxy A36 5G adalah contoh bagus bagaimana Samsung tidak hanya menambah spesifikasi, tapi mengatur ulang prioritas. Ia bukanlah raja di semua lini, tapi sangat solid dalam hal-hal yang benar-benar penting untuk pengguna modern: kamera utama yang andal, antarmuka yang ramah, dan pengalaman fotografi yang jujur.
Kalau kamu mencari smartphone kelas menengah dengan pendekatan kamera yang lebih serius dan tidak hanya bermain angka, Galaxy A36 5G layak dipertimbangkan.
*note: Hasil foto tidak mencerminkan kualitas foto sesungguhnya, karena kami kompresi untuk mengurangi besaran ukuran gambar.