Indonesia Krisis Smartphone Flagship
Telset.id – Nokia comeback! Gaungnya mulai didengungkan tahun lalu, dan sepertinya Nokia benar-benar serius. Nokia seri 2, 3, 5, dan 6 sudah diluncurkan untuk Indonesia, dan sekarang seri flagship Nokia 8 sudah dijual untuk pasar Indonesia.
Selama 17 tahun berbagai brand ponsel berkiprah di dunia, tidak ada satu brand-pun sampai saat ini yang pernah menjual ponsel dengan jumlah tertinggi seperti yang dicapai Nokia di tahun 2008, yakni 470 juta unit.
Nokia 8 sebenarnya sudah diproduksi sejak tahun lalu, tetapi baru sempat hadir di Indonesia di awal tahun ini. Kehadirannya menjadi angin segar bagi pasar smartphone flagship Indonesia.
Kalau kita runut, tahun 2017 kemarin, walaupun banyak brand hadir di Indonesia dengan gegap gempita terutama dari negeri Tiongkok, tetapi tidak ada yang berani memasuki pasar smartphone hi-end atau flagship. Sementara pemain global lama yang rajin membawa smartphone flagship sebagian berguguran. Tidak ada lagi HTC di Indonesia, dan tidak ada lagi Sony.
Xiaomi, Oppo, Vivo, di negara aslinya memiliki smartphone kelas flagship, tetapi belum berniat membawanya masuk ke Indonesia. Apakah mereka gentar?, Yup, bisa jadi para pemain China masih belum ada nyali untuk bertarung secara langsung dengan dua penguasa kelas flagship saat ini, yaitu Samsung dan Apple.
Nenurut data GFK, pasar smartphone flagship Indonesia saat ini 75% dikuasai Samsung, dan 23% dikuasai Apple (resmi dan BM). Itu artinya, hanya menyisakan sekitar 2% market share untuk flagship smartphone brand lain.
Jika bicara smartphone flagship berdasarkan prosesor hi-end Snapdragon 835, sampai saat ini Indonesia hanya memiliki 2 smartphone dengan prosesor tersebut, LG V30+ dan Nokia 8. Samsung dan iPhone, keduanya di Indonesia menggunakan prosesor buatan sendiri.
Jadi selama tahun 2017, pasar smartphone Indonesia hanya ramai pilihan di seri mid-end ke bawah, untuk penggemar smartphone flagship yang jumlahnya cukup besar di Indonesia, pilihan mereka sangat terbatas.
Flagship Tanpa Sunat, Harga Memikat
Bicara smartphone flagship, konsumen tentu saja berharap lebih, apa yang mereka beli serba “ter” dalam spesifikasi. Jika sudah menggunakan prosesor flagship teratas, harapan mereka juga spesifikasi yang dimiliki kelas atas.
Sayangnya tidak semua vendor melakukan hal yang sama, terutama vendor brand Tiongkok yang seringkali smartphone flagship-nya banyak “disunat”, tidak menggunakan layar resolusi tinggi, tidak fast charging, tidak menggunakan memori dan storage tercepat, dan lain sebagainya, demi memposisikan harga yang lebih bersaing.
Ada baiknya juga Nokia 8 datang sedikit telat ke Indonesia, sehingga posisi harganya jauh lebih baik. Saat pertama diperkenalkan posisi harganya di pasar global sekitar $700 atau Rp 9,5 juta.
Untuk Indonesia harga resminya di set Rp 6.5 juta, dan saat pembelian online malah bisa di dapat di harga Rp 5.99 juta, harga yang sangat baik untuk smartphone flagship brand global, dengan prosesor Snapdragon 835, 4GB RAM, 64 GB internal, layar resolusi QuadHD, dual camera dan dilengkapi fast charging.
Apa yang menarik dari Nokia 8 flagship ini? Mari kita test lebih jauh.
Desain
Brilian
Berbeda dengan smartphone kebanyakan yang ada sekarang yang memiliki bagian body dengan frame bagian sisi yang terlihat “tebal” karena rata ketebalannya dengan bagian punggung, Nokia mengambil jalur desain melengkung yang cukup ekstrim pada bagian sisi punggung ketika mendekati frame pinggir, sehingga terlihat tipis, dari ketebalan 7.3 mm di tengah hingga hanya sekitar 4.6 mm di bagian frame sisi.
Desain ini selain membuat smartphone terlihat lebih tipis dan terlihat hi-end (karena jarang smartphone “murah” berdesain tipis), sekaligus membuat Nokia bisa mengatasi desain garis antenna dengan cara yang berbeda.
Smartphone hi-end kebanyakan dibuat dari satu blok aluminium yang di carving untuk menjadi casing yang kuat. Demikian juga Nokia 8 dibuat dari cara yang sama, dibuat dari satu blok aluminium 6000.
Blok aluminium 6000 ini bukan yang terkeras, tetapi banyak disukai, karena tahan karat. Block yang lebih atas, membutuhkan treatment tambahan agar tidak mudah karat, seperti vernish atau pewarnaan.
Dengan body berbahan metal, musuh utama tentu sinyal tidak mudah keluar masuk. Banyak desain smartphone metal mengatasinya dengan membuat garis antena dari plastik yang bisa lurus atau sedikit dibentuk lebih cantik.
Nokia 8 dengan ujung menipis menjadi 4.6mm, bisa menghilangkan garis antena, dan melebur garis antena menjadi bagian ujung dari body atas dan bawah. “Frame” antenna besar dari plastik dengan warna senada casing metal ini memanjang di bagian atas hingga melengkung ke sisi lain.
Keuntungan desain ini selain membuat celah yang sangat cukup untuk sinyal keluar masuk dengan leluasa, bagian ujung yang tercover plastik antenna ini akan menjadi pelindung yang baik jika smartphone terjatuh.
Kita menyadari bahan metal memang terlihat mewah dan kuat, tetapi ketika jatuh cenderung akan kentop atau dent, sementara plastik ketika jatuh tidak akan kentop.
Ini menunjukkan HMD global yang membawa nama Nokia untuk kembali, tidak kehilangan jati diri “darah” Finlandia-nya dalam urusan desain. Ya, desain yang seimbang antara seni, fungsi, dan bahan yang tepat, yang menjadi akar sangat kuat terkenalnya desain negara-negara Skandinavia.
Desain mengecil ke ujung juga bukan tanpa resiko, bagian-bagian melengkung yang mengecil ini membuat ruang efektif di dalam smartphone menjadi semakin sempit, sementara ruang di dalam ini setiap milimeternya sangat berharga untuk menata dan membenamkan banyak komponen.
Desain seperti ini mengharuskan perancang komponen di bagian dalam berusaha lebih untuk bisa efisien menempatkan semua komponen, yang tidak semua brand mau repot-repot melakukannya.
Tangguh
Mengapa ketika melihat desain bangunan Eropa, umurnya sudah ratusan tahun dan tetap kokoh berdiri. Mengapa jalan-jalan batu mereka tidak pernah rusak. Mengapa mobil mereka walau sudah tua tetap sanggup melenggang di jalanan? Satu prinsip desain di sana adalah build for last, dibuat untuk waktu pemakaian yang selama mungkin.
Prinsip ini juga diterapkan pada produksi smartphone mereka. Semua orang ingat tangguhnya Nokia 3310, dan sekarang Nokia dalam usahanya untuk kembali, berusaha agar tidak kehilangan setiap bagian yang pernah menghantar mereka kepada kejayaan.
Frame kebanyakan smartphone yang rata sama tebal dengan punggung, memberi kesan smartphone kokoh karena terlihat tebal, sementara Nokia 8 akan terlihat lebih ringkih karena ujung yang menipis.
Tetapi jika kita buka dan melongok bagian dalamnya, kita akan lebih kagum dengan kemampuan Nokia mendesain struktur smartphone yang tangguh, sekaligus memanfaatkannya untuk keperluan lain. Mereka yang belajar desain pasti pernah mendengar istilah keramat form follow function, dan Nokia bisa melakukannya dengan sangat baik.
Sebelum kita melihat bagian dalamnya, kita perhatikan Youtuber Jerry Rig yang menguji banyak kekuatan smartphone. Kadang orang ragu kalau sekedar melihat tangannya mencoba membengkokkan smartphone, mengira apa dia kurang tenaga jika smartphone tidak bengkok. Tetapi kalau sudah melihat perawakannya, orangnya besar dengan body binaragawan. Tidak akan kekurangan tenaga untuk test membengkokkan smartphone.
Ia sudah coba membengkokkan Nokia 8, dan smartphone tersebut hampir sama sekali tidak melengkung sedikitpun. Coba lihat video di bawah ini:
Bisa dibandingkan dengan beberapa smartphone yang terlihat lebih tebal. Apa resep Nokia bisa membuat perangkatnya sedemikian kokoh?
Pertama, seperti diceritakan di awal, casing dibuat dari satu blok aluminium utuh yang di carving, bukan plat yang di cetak. Secara struktur, body yang dibuat dari blok utuh lebih kaku dan solid, dibanding plat yang ditekuk atau di sambung.
Casing dari solid blok aluminium ini cenderung mahal dan pengerjaannya lebih lama, jika terlalu tebal lebih solid tapi akan berat dan menyita ruang dalam, jika terlalu tipis akan mudah koyak. Jadi harus presisi dan seimbang.
Kedua, ketika dibuka dan layar di angkat, akan telihat bagian mid-plate, rangka tengah metal aluminium yang dikunci dengan banyak baut. Mid-plate ini seperti rangka tubuh kita, seperti struktur tiang dan balok pada rumah agar bisa berdiri kokoh. Mid-plate ini yang menjadi rahasia kekuatan Nokia 8.
Tidak banyak smartphone menggunakan mid-plate di bagian tengah, dan jarang sekali smartphone dipenuhi baut seperti struktur Nokia, yang memastikan semua bagian saling mengikat dan menunjang sehingga struktur menjadi sangat solid.
Mid-plate pada Nokia 8 ini ternyata bukan menjadi sekedar rangka penguat saja, ternyata dengan sangat baik sekaligus difungsikan oleh desainer Nokia menjadi plat pelepas panas atau cooling system.
Pada mid-plate ini terlihat cooling pipe tembaga berukuran lebar, membelah diagonal melewati posisi baterai. Ujung heat pipe ini berada di atas AP (prosesor), sehingga panas yang dihasilkan prosesor bisa langsung cepat didinginkan melalu cooling pipe.
Di balik mid-plate ini juga terlihat lapisan karbon berwarna hitam, tujuannya sama, agar panas bisa segera tersebar. Desain mid-plate ini menarik, karena seluruh mid-plate bekerja seperti kisi-kisi pembuang panas yang sering kita temukan pada bebepa peralatan elektronik seperti amplifier mobil, dll.
Prosesor smartphone sekarang bekerja dengan komputasi tinggi dan menghasilkan panas yang tinggi. Saat panas berlebih. Prosesor harus mendinginkan diri secara otomatis dengan merendahkan clock. Jika ini terjadi proses komputasi akan menurun, dan kita akan mendapati kinerja smartphone yang awalnya cepat menjadi lebih lambat.
Pelepasan dan penyebaran panas yang merata, membuat suhu prosesor tidak terlampau tinggi dan bisa bekerja maksimal dalam waktu yang lama, tanpa harus menurunkan kinerja karena panas.
Cooling pipe juga melewati baterai, membantu panas yang dihasilkan baterai saat charging cepat segera dilepas.
Saat bermain game kompleks atau prosesor sedang bekerja keras, mid-plate ini akan memanas dan mungkin saja panas akan mengalir ke body belakang metal untuk segera melepaskan panas, tetapi kinerja prosesor tetap tinggi.
Sekali lagi mid-plate ini tidak terlihat kalau smartphone Nokia 8 tidak dibongkar, tetapi menunjukkan keseriusan dan kelebihan desainer Nokia dalam men-desain, bisa sekaligus merancang mid-plate yang memberikan rigiditas pada smartphone, sekaligus fungsi untuk melepas panas dengan cepat.
Rangkaian part di dalamnya juga terlihat dalam pengelompokan yang jelas, tidak banyak pita kabel lari berseberangan, selain terlihat rapi, juga me-minimalisir kerusakan part lain saat service. Good job Nokia!
Finishing yang Menarik
Smartphone dengan casing metal bisa di-finishing dengan berbagai cara. Apakah dilabur cat, anodize, atau di poles. Nokia mengambil cara finishing yang cukup sulit, yakni dipoles. Kalau kita melihat warna polished blue, akan terlihat seperti kaca, bukan lagi metal karena finishing-nya yang mengkilap.
Agar bisa mengkilap diperlukan 10 kali polesan agar bahan metal bisa se-reflektif kaca. Ini pekerjaan lama yang juga memakan biaya, tetapi menunjukkan produsen-nya peduli untuk menghasilkan device yang perfect.
Banyak vendor enggan memilih proses ini, karena faktor lama dan mahal. Untuk mereka yang tidak suka device dengan tampilan mengkilap dan mudah menyimpan bekas sidik jari, bisa memilih warna steel yang dof dan tidak menyimpan sidik jari.
Kedua macam finishing dan bahan metal, menjadikan device ini licin seperti kebanyakan smartphone sekarang, ada baiknya memilih menggunakan casing tambahan atau sticker pelapis.
Dari sedikit contoh di atas kita bisa melihat HMD Global tetap mewarisi sifat dasar desain Nokia Finlandia yang mau berusaha lebih untuk pencapaian desain dan kerumitan mendesain bagian dalam yang tidak kelihatan.
Hal yang cukup langka sekarang, dimana vendor berkejaran hanya menjual spesifikasi dan rentang harga yang terjangkau saja, tanpa mau banyak repot memikirkan desain yang baik, bahkan terkadang menjiplak desain smartphone lain yang sudah diterima masyarakat.
Prosesor dan Jeroan Kelas Atas
Ya sekarang kita sudah diambang prosesor generasi baru, tetapi sementara ini Qualcomm Snapdragon 835 masih sangat powerful. Ke depan kita masih akan melihat prosesor hi-end ini malah akan menyokong laptop-laptop Windows OS generasi baru yang always connected.
Prosesor Snapdaragom 835 ditenagai 8 inti prosesor semi custom, Kryo280, 4 inti prosesor kencang dengan clock speed hingga 2.5 GHz, dan 4 inti prosesor efisien 1,8 GHz. Ada 2 ciri yang khas dari SoC Snapdragon akhir-akhir ini, bagus dalam grafis (Adreno 540), dan irit dalam daya.
Banyak yang tidak menyadari, kalau SD835 ini sudah generasi kedua dari DSP artificial intelligence atau AI milik Qualcomm. Sehingga walaupun Nokia tidak mengumumkannya secara khusus, akan bisa digunakan untuk aplikasi-aplikasi AI yang dikembangkan.
Sebagai pelengkap SoC kelas atas, Nokia juga menggunakan RAM LPDDR4x (Low Power), RAM berukuran 4GB ini standar RAM yang paling cepat sekarang ini. Internal storage yang dibawanya 64GB dan sudah standar baru UFS 2.1 (Universal Flash Storage) yang jauh lebih kencang dibanding standar lama eMMC.
Jika dirasa kurang, masih bisa ditambah eksternal storage berukuran micro SD hingga 256GB. Untuk mereka pengguna dual SIM, sayangnya eksternal storage ini harus memilih dengan SIM kedua.
Pelengkap ciri smartphone hi-end lain yang dimiliki Nokia 8 adalah layar, IPS LCD 5,3 inci dengan resolusi sudah Quad HD 2560×1440, dengan kerapatan 554 ppi. Layar buatan LG ini dilengkapi dengan pelindung Corning Gorilla Glass 5, dengan sedikit lengkung 2,5D.
Bagian layar ini yang sering “disunat” oleh smartphone hi-end berharga terjangkau, karena merupakan salah satu komponen paling mahal pada smartphone, bahkan bisa mencapai 43% dari keseluruhan harga komponen smartphone.
Layar Nokia 8 bisa menghasilkan kecerahan yang tinggi, 700 nits untuk warna putih, angka yang tinggi di atas rata-rata bahkan di kelas smartphone hi-end sekalipun. Sebagai perbandingan misalnya, LG G6 di 560 nits, OnePlus 5 di 435 nits.
Secara kontras ratio walau belum setinggi layar Amoled, 1840: 1 yang dimiliki Nokia 8 lebih baik dibanding iPhone 7 yang berada dikisaran 1400:1.
Melihat dari sebagian komponen saja dan melihat harga yang ditawarkan, Nokia 8 bisa dikatakan sangat worth it, bagi mereka yang mencari device hi-end dengan part yang baik. Hanya saja terkadang karena kita sedang demam rasio layar kekinian 18:9, banyak yang sekilas menganggap layar Nokia 8 dengan rasio lama 16:9 menjadikan device-nya kurang menantang.
Padahal jika melihat kualitas layarnya, resolusi yang dihasilkan, kalibrasi warna yang baik, dan panel IPS yang dibuat LG, lebih baik memilih layar ini dibanding layar resolusi kekinian yang hanya 720p.
Melengkapi spesifikasi hi-end nya, semua sensor penting juga ada di Nokia 8, dari giroskop, sensor tekanan udara, sensor langkah, hingga NFC.
Karena Nokia menggunakan OS Android pure dari Google, perkembangan update OS nya juga terasa cepat. Jika kita tipe orang yang berharap selalu update dengan perkembangan OS Android, Nokia sekarang menjadi salah satu device bukan buatan Google yang memiliki perkembangan OS tercepat.
Walau pada website Nokia dan keterangan pada dus terlihat OS Android yang di dukung adalah OS 7 Nougat, pada kenyataannya saat kita menyalakan perangkatnya, update OS nya akan langsung tersedia ke OS terakhir, yakni Android Oreo 8.1.
Sedikit perbedaan software Nokia 8 dibanding device buatan Google hanya terdapat pada menu aplikasi kamera, yang disesuaikan dengan standar kamera Nokia, selebihnya kita bisa menikmati semua fitur terbaru dari OS android 8.1
Secara garis besar jeroan, OS, dan performa penggunaan, tidak ada yang dikeluhkan dari smartphone hi-end ini, semua aplikasi mudah dijalankan dengan cepat dan baik, termasuk bermain game dengan intensitas grafis tinggi, termasuk game yang mendukung API baru Vulkan, yang renderingnya grafisnya lebih hidup.
Untuk mereka yang berharap gesture, swipe dan scroll dengan kecepatan fps lebih tinggi lagi, bisa mencoba menggunakan Google Pixel Launcher. Karena Androidnya “polosan”, buat mereka yang suka bergonta-ganti tampilan dan UI, Nokia 8 ini hampir cocok menggunakan berbagai macam launcher.
Pixel Launcher bisa di-download di sini: https://www.xda-developers.com/rootless-pixel-launcher-google-feed/
Kinerja
Bicara kinerja terukur, kita sajikan dalam beberapa benchmark saja. Benchmark bukan ukuran pasti kehebatan sebuah device, tetapi jika cukup lengkap, dan dilakukan dengan benar, bisa membantu memperlihatkan kemampuan sebuah device.
Geekbench
Benchmark ini lebih fokus mengukur kekuatan CPU. Hasilnya kinerja komputasi single prosesor tercepat di angka 1937, dan multi-core prosesor di 6616. Angka ini bisa dibandingkan dengan perolehan smartphone hi-end lain, yang kira-kira seperti ini:
PCMark 2.0 work
Benchmark ini menunjukkan hasil penggunaan device untuk dipakai bekerja ringan seperti yang dilakukan banyak orang, seperti melakukan browsing, edit foto, menulis pesan, dan lain sebagainya.
Hasilnya, Nokia 8 mendapat angka 6700. Perolehan angka ini seimbang dengan device-device hi-end yang lain dengan SoC yang sama seperti Moto Z2 force, HTC U11, Essential phone, dkk. Perolehan angka ini juga lebih baik dibanding LG G30, atau Sony Xperia XZ1.
PCMark 2.0 Battery
Test ini menghitung kira-kira berapa skor device ini bertahan untuk digunakan dalam pekerjaan sehari-hari seperti di atas. Test ini harus dikalibrasi dengan kecerahan layar 200 nits, untuk hasil yang lebih akurat. Nokia 8 mendapatkan skor 8 jam 0 menit. Hasil yang cukup baik untuk device dengan layar resolusi QuadHD dan kecerahan yang bisa tinggi.
Kebanyakan orang menghitung kekuatan baterai juga dari SOT atau screen on time, dan ini bisa berbeda-beda hasilnya antar pengguna. SOT ini menghitung saat device digunakan dengan layar menyala.
Tetapi selama digunakan, Nokia 8 ini cukup mengejutkan, tidak perlu berpikir untuk charging di tengah-tengah hari. Baterai 3090 mAh nya tidak besar untuk ukuran device sekarang, tetapi cukup untuk sehari penuh pemakaian. Untuk mencapai SOT selama 5 jam mudah sekali di dapat setiap digunakan, bahkan bisa mencapai SOT di atas 7 jam. Daya tahan baterai smartphone hi-end dengan layar QuadHD yang baik sekali.
Saat digunakan di mobil untuk GPS tanpa charging, dan posisi terang layar selalu mengikuti kondisi kecerahan matahari yang masuk ke dalam mobil. Perjalanan 4 jam dengan layar terus menyala menghabiskan baterai 50%.
Biasanya banyak orang “terpaksa” memilih smartphone mid-end dengan prosesor hemat daya untuk mendapatkan kinerja baterai yang baik. Dengan Nokia 8, kita bisa mendapatkan smartphone hi-end dengan “jam terbang” baterai yang baik.
Nokia 8 juga sudah mendukung pengisian daya yang cepat QC 3.0 dari Qualcomm. Saat di test pengisian baterai dari 2% hingga 100% membutuhkan waktu 1 jam 55 menit dengan device kondisi standby.
3D Mark, Sling Shot Extreme
3D Mark melakukan benchmark khusus kemampuan grafis, uji terbaru yang mendukung API grafis terakhir dinamai Sling Shot Extreme dan Sling Shot Extreme unlimited untuk device-dvice kelas atas.
Nokia 8 mendapat ranking ke #3 untuk Slingshot Extreme Unlimited diantara device yang di test di awal 2018, ranking #4 untuk API Vulkan pada Sling Shot Extreme, dan ranking #5 untuk API Open GL ES 3.1.
Jadi kira-kira dengan perolehan benchmark 3D ini bisa dikatakan, mereka para gamer smartphone yang senang dengan performa bermain game dengan kemampuan grafis yang bagus bisa melirik Nokia 8 secara serius.
AnTuTu
AnTuTu menjadi perangkat penguji yang paling disukai dan menjadi standard kemampuan smartphone dari Tiongkok. Tetapi kebanyakan situs review yang serius melakukan benchmark, jarang menggunakan standar uji ini.
AnTuTu seri 7 terbaru, mengubah cara skor penilaian, selain menambah tahap uji 3D, juga menguji UX dengan standar yang banyak digunakan pengguna smartphone di Tiongkok, misalnya scan QR code, karena sekarang banyak pembayaran digital dilakukan dengan QR code di sana.
Untuk AnTuTu versi 7.0.4 terbaru Nokia mencatat skor 207.510, dan AnTuTu standar yang lebih lama versi 6.3.5 dengan skor 171.730. Dari ke dua skor AnTuTu ini nilai terbesar dicapai oleh kemampuan chip grafis (GPU) dari Snapdragon 835.
Sinyal Kuat
Apa artinya smartphone tanpa koneksi internet? Sejak dahulu Nokia dikenal dengan penerima sinyal yang baik. Apakah tradisi ini masih diteruskan oleh Nokia baru yang dikomandoi oleh HMD Global?
Saat device ini saya terima, saat itu akan dimulai liburan Imlek. Nokia 8 yang masih dalam dus segel saya bawa untuk pertemuan kumpul keluarga yang ternyata dilaksanakan di perumahan Rancamaya Bogor, di bagian kluster yang paling ujung. Dan mereka yang membawa smarphone mengeluh, karena sinyal sulit di dapat oleh semua operator, terutama untuk koneksi data dan berkirim kabar.
Saat saya memindahkan kartu SIM card ke Nokia 8, ditempat yang sama dimana yang lain mengeluh, Nokia 8 ini bisa mendapatkan sinyal 4G. Saya bisa upload ke Oreo dengan download firmware sebesar 1.5GB, dan bisa menjadikan smartphone tersebut sebagai Wi-Fi hot-spot.
Desain Nokia yang kita ceritakan di awal, menggantikan garis antenna dengan ujung terbuat dari plastik yang lebar di atas dan di bawah, ternyata terbukti menjadikan device ini bisa menerima sinyal dengan lebih baik.
Selain itu, Nokia juga menempatkan antenna di atas maupun di bagian bawah, sehingga ketika smartphone kita pegang di bagian bawah dan mungkin menutupi antenna bagian bawah, sinyal akan diterima oleh antenna bagian atas.
OZO Audio
Di antara banyaknya smarphone hi-end, OZO audio ini bisa menjadi ciri khas pembeda Nokia. Beberapa tahun yang lalu saya ingat, ketika menggunakan smartphone HTC untuk merekam konser musik, suara hasil rekaman bisa didengar dengan baik. Sementara kebanyakan smartphone tidak sanggup merekam ketukan drum dengan baik dan suara gitar yang melengking.
Setelah mencari tahu mengapa HTC bisa merekam dengan lebih baik, ternyata HTC menggunakan teknologi mic buatan Nokia. Saya ingat beberapa smartphone brand lain waktu itu ditegur Nokia karena menggunakan teknologi mic-nya tanpa izin.
Sampai saat sekarang mungkin belum semua smartphone sanggup merekam suara musik atau suara sekitar dengan baik. Coba saja putar musik penuh dentuman di tape dengan speaker yang cukup powerful, dan coba rekam dengan smartphone untuk mengetahuinya.
Ternyata teknologi merekam Nokia yang dinamai OZO audio ini sudah tahap berikutnya dari yang sanggup dilakukan smartphone HTC saya yang dulu. Nokia 8 memiliki 3 buah mic pada smartphone, satu di bagian speaker kuping, satu di bagian bawah, dan satu di bagian belakang dekat kamera.
Dengan 3 buah mic ini rekaman suara menjadi spatial 360 derajat, tahu darimana sumber suara berasal dan level suaranya. Proses ini sama seperti kuping kita bekerja. Saat suara masuk ke telinga, kita tahu asal sumbernya, dan bisa membedakan banyak layer suara. Mana suara yang lebih kencang, mana yang lebih dekat, mana yang berasal dari kiri atau kanan, mana depan dan belakang, dan lain sebagainya.
Bisa merekam sumber asal suara ini menjadikan video atau rekaman yang kita buat menjadi lebih hidup. Untuk bisa mendengarnya lebih baik dibutuhkan earphone atau headphone, yang harus digunakan tidak terbalik, mana untuk kuping kiri dan mana untuk kuping kanan.
Sebelum mencobanya kita mungkin tidak percaya bahwa sebuah smartphone bisa merekam suara dengan sangat baik. Saya mencobanya dan dibuat kagum dengan OZO audio dari Nokia.
Silahkan pasang earphone dan coba nikmati video ini, dan perhatikan petunjuk yang saya sertakan pada video, semua hasil video dan audio direkam hanya menggunakan smarphone Nokia 8.
Satu video lagi saya buat saat live music di sebuah cafe sedang pentas. Suaranya cukup menggelegar, karena di ruang yang terbatas, band dengan peralatan komplit dan loud speaker yang kencang membuat kita tidak bisa bicara dengan lawan bicara tanpa berdekatan dan teriak. Kekerasan suara seperti ini juga menjadi tantangan untuk bisa direkam dengan baik oleh smartphone.
Sekali lagi saya mengajak menggunakan earphone atau headphone, dan coba menonton video ini:
Pada video itu, saya juga merekam perbandingan smartphone tanpa OZO audio, untuk mengetahui perbedaannya. Untuk merasakan audio spatial 360 derajat, smartphone Nokia 8 diajak berputar, dan kita bisa mendengarkan kalau sumber suara berubah arah.
Mendengar kualitas perekaman audio dari OZO audio di Nokia 8, membuat saya berpikir, mungkin para musisi atau mereka yang memiliki talenta musik yang sering memamerkan kebisaan mereka bermain musik di Youtube, bisa memilih Nokia 8 ini sebagai alat perekam video untuk bisa menyajikan kebolehan mereka dengan lebih utuh tanpa harus menggunakan peralatan rekam tambahan. Suara yang direkam bisa jernih, jika ada ketukan drum bisa terasa degup-nya di kuping, dan tidak terasa distorsi.
Para penikmat konser musik juga bisa menjadikan Nokia 8 ini pilihan, untuk memutar kembali hasil rekaman dan mendengarkannya seperti suasana mirip di area konser dengan segala bunyinya. Atau sekedar merekam video saat rapat, sehingga sumber suara yang ditangkap juga menjadi lebih jelas.
Thumbs up untuk Nokia dengan teknologi OZO audio ini.
Kamera
Kamera utama di bagian belakang Nokia 8 terdiri dari dual camera, satu kamera berwarna 13 MP dengan aperture f/2.0 dan memiliki OIS (Optical Image Stabilization), dan satu lagi kamera Monokrom 13 MP, tanpa OIS dan aperture f/2.0 .
Kamera ini bisa digunakan secara independent, jadi kita bisa memilih hanya kamera berwarna, atau mengambil foto hitam putih dengan kamera monokromnya, atau twin, gabungan keduanya. Perpaduan kamera berwarna dengan monokrom biasanya untuk mendapatkan hasil foto berwarna yang lebih jelas kontrasnya.
Karena di luar sana Nokia 8 sudah di-release dari tahun lalu, maka banyak review juga menyorot kemampuan kamera ini. Lensanya sudah menggunakan merek terkenal Zeiss, tetapi hasil fotonya belum bisa menyamai kamera hi-end lain. Skor yang diberikan DxOmark juga tidak hebat jika dibandingkan dengan smartphone hi-end saat ini, seperti Samsung, Apple atau Huawei.
Kekurangan utama di kamera Nokia 8 adalah tingginya noise dan penangkapan detail yang kurang. Tetapi ini bukan berarti hasil kameranya jelek, hanya memang belum selevel dengan kamera smartphone hi-end lain.
Ada catatan yang bagus setelah update Oreo, saya rasakan pada kemampuan kamera Nokia 8, terutama pada live bokeh, dimana dua kamera bekerjasama untuk menentukan mana objek di depan dan mana background di belakang.
Mode bokeh ini menarik, karena tidak hanya bisa membuat blur gambar depan atau belakang, tetapi juga bisa mengambil bagian tengah sehingga objek di depan dan belakang blur.
Live bokeh ini terutama digunakan untuk foto potrait, atau foto diri dengan background blur. Nokia bisa mengatur tingkat blur ini baik saat foto diambil atau sesudah foto jadi, bahkan menukar fokus, dari objek di depan ke objek di belakang.
Kemampuan foto potrait ini walau dimiliki oleh banyak kamera smartphone sekarang, tidak banyak yang bisa melakukannya dengan baik pada objek bukan foto orang atau potrait, tetapi misalnya pada benda.
Saya coba ber-eksperimen dengan mode live bokeh Nokia 8 untuk foto lebih kepada objek dan dilakukan di malam hari dengan penerangan seadanya. Untuk itu saya mencobanya di pasar yang buka malam hari, dan ternyata hasilnya cukup menarik.
Silahkan lihat hasilnya di bawah ini:
Pada kondisi foto di malam hari atau lowlight, seringkali butuh waktu lebih lama kamera untuk fokus dan mengambil gambar, karena bukaan kamera yang lebih lama. Hasilnya memang tidak sehebat kamera smartphone hi-end sekarang yang bisa mengambil foto malam hari dengan lebih terang dan jelas. Nokia 8 bisa mengambil foto low-light, tetapi tidak terlalu terang, dan kalau kita besarkan, tidak banyak detail tertangkap.
Ini kelemahan hasil kamera dari Nokia yang harus diperbaiki pada update selanjutnya, dan saya percaya Nokia bisa melakukannya kalau melihat track record mereka dulu. Sampai sekarang banyak orang masih teringat beberapa tipe handphone Nokia, termasuk Lumia, memiliki hasil kamera yang mumpuni dan unggul di Zamannya.
Untuk foto pada pencahayaan cukup, warna yang dihasilkan kamera Nokia 8 menarik dan pop up.
Ini contoh hasil kamera monokromnya, fitur yang menarik untuk mereka yang rajin mengambil foto dalam warna hitam putih saja.
Kamera depan atau selfie Nokia 8, single camera berukuran 13 MP, apertur f/2.0 dan ada pilihan fitur beauty juga. Ini contoh hasilnya:
Dunia kamera smartphone sekarang sedang ramai dengan kehadiran kamera dari Google Pixel2, yang memanfaatkan AI untuk menghasilkan foto potrait dan HDR+ yang bagus. Banyak yang berlomba-lomba untuk porting aplikasi kamera Pixel2 ini ke smartphone.
Walau bukan solusi permanen, ternyata tidak seperti smartphone lain yang repot harus root dan melakukan banyak persiapan langkah, Nokia 8 bisa diinstall aplikasi kamera dari google pixel2 ini secara langsung dari file .apk nya saja.
Buat mereka yang berminat bisa mencoba mengambil file .apk nya di sini: https://goo.gl/BP6D7Q, klik dan langsung terinstall sebagai aplikasi kamera kedua.
Aplikasi kamera ini tidak menggantikan aplikasi kamera bawaan Nokia asli, kita hanya memiliki aplikasi tambahan untuk bisa membuat foto potrait ala Google Pixel dengan bantuan AI. Untuk HDR+ nya sendiri terkadang terlalu berlebihan. Untuk live bokeh pada objek bukan orang, saya lebih memilih aplikasi bawaan Nokia sendiri.
Ini hasil contoh foto potrait menggunakan aplikasi kamera Google Pixel:
Untuk perekaman video, Nokia memiliki fitur Bothie atau Dual Sight. Layar akan terbagi dua dan menampilkan hasil kamera belakang dan kamera depan. Bothie ini juga mendukung untuk live di Facebook dan Youtube.
Untuk para vlogger, fitur ini akan sangat menarik, tetapi saya berpikir fitur ini juga bisa dikembangkan juga untuk keperluan lain. Misalnya pemusik menjelaskan cara basic bermain gitar, guru mengajar bahasa inggris dengan pelafalan yang benar, diskusi produk secara live, dan lain sebagainya.
Kualitas Suara
Nokia tidak secara spesifik mengedepankan fitur ini, seperti misal pada produk LG yang mengedepankan quad DAC nya. Suara yang dihasilkan untuk mendengar lagu pada Nokia 8 menggunakan DAC dari Qualcomm yang dinamai Aqstic.
Saya pernah mampir ke lab Qualcomm di kantor pusatnya, dan baru kali itu Qualcomm mengizinkan orang luar untuk masuk dan melihat bagaimana mereka bekerja untuk menghasilkan audio yang baik.
Lab audio R&D Qualcomm sangat luar biasa, karena tidak hanya bicara suara musik yang dihasilkan, tetapi juga bagaimana suara bising sekitar bisa dieliminasi, bagaimana mengalahkan suara angin saat bertelepon dan lain sebagainya.
Satu hal yang penting untuk Qualcomm, selain kualitas, penggunaan daya saat audio standby atau sedang digunakan sangat diperhatikan, agar tidak menghabiskan daya, dan ini sangat impresif, kita bisa mendengarkan lagu dengan sangat lama tanpa menguras daya baterai smartphone.
Dengan DAC Aqstic Qualcomm, suara yang dihasilkan dari jack earphone 3.5 mm nya sangat baik. Bagi Anda penikmat dentuman bass juga bisa merasakan kualitas bass yang baik tanpa kehilangan mid dan treble. Tetapi patut diperhatikan hasil suara yang kita dengar ini juga bergantung dengan earphone yang kita gunakan.
Tetapi intinya, suara yang dihasilkan Nokia 8 bisa diandalkan dengan power yang cukup, dan walaupun earphone bawaan Nokia 8 tidak terlalu spesial, tetapi berada di atas kelas earphone bawaan smartphone kebanyakan, dengan bass yang cukup bertenaga.
Untuk speaker smartphone Nokia 8 sendiri, hasil suaranya cukup lantang, jika diukur desibelnya, rata-rata di atas smartphone lain kekerasannya. Secara kualitas cukup baik untuk sebuah single speaker, tidak pecah atau terlalu melengking, jadi bisa dinikmati.
Epilog
Nokia 8 memang sedikit telat hadir di negara kita, semoga Nokia selanjutnya bisa lebih cepat hadir. Sepertinya Nokia sedang serius untuk kembali, dan melihat Nokia 8, saya percaya Nokia memiliki kesempatan itu, untuk kembali sebagai brand global yang diperhitungkan.
Indonesia dulu juga menjadi pasar yang penting bagi Nokia, di Indonesia tradisi mengantri, mengular, untuk membeli sebuah smartphone baru, pertama kali dibuat oleh Nokia.
Nokia pernah “salah” jalur dulu ketika semua brand menengok ke Android, dan Nokia malah ke OS yang lain. Ada cerita menarik hingga bumbu konspirasi lain kabarnya di masa transisi tersebut. Tetapi sekarang Nokia mulai membangun jalur yang kelihatannya jelas dan bagus, memulai lagi dengan tidak meninggalkan tradisi desain, teknologi, dan jatidiri yang sudah puluhan tahun mereka kembangkan untuk menjadi pionir dan pemimpin di masa lalu.
Google sendiri baru saja me-release daftar smartphone yang bisa menjadi rujukan untuk digunakan enterprise atau perusahaan, dan Nokia 8 menjadi salah satunya.
Pure Android dengan kecepatan update yang bagus, security update terbaru setiap bulan, dikombinasikan dengan SoC hi-end bertenaga, layar resolusi tinggi, fitur kamera bothie, OZO audio, dan baterai yang bagus, menjadi kekuatan Nokia 8, dan harganya sendiri benar-benar “tempting” untuk sebuah flagship kelas global.
Pe-er alias pekerjaan rumah Nokia sekarang ini di Indonesia tinggal harus terus keep-up untuk update dengan device baru, meyakinkan generasi millenials bahwa brand Nokia bukan produk zaman old, tetap teguh dengan jati dirinya, dan menampilkan lagi teknologi-teknologi baru yang menawan sekaligus bisa disampaikan ke para penggemarnya
Sesudah itu, sepertinya Nokia akan menjadi brand global besar lagi. Welcome Back, Nokia! [LS/HBS]