Beranda blog Halaman 34

Samsung Bakal Luncurkan Dua Galaxy Z Fold di 2026, Lawan iPhone Lipat?

0

Telset.id – Bayangkan jika Anda bisa membuka ponsel lipat dan mendapatkan layar yang hampir persegi, sempurna untuk multitasking, gaming, atau menonton video tanpa black bar mengganggu. Itulah yang mungkin akan ditawarkan Samsung dalam waktu dekat. Bocoran terbaru dari media Korea mengindikasikan bahwa raksasa teknologi asal Negeri Ginseng itu berencana meluncurkan tidak hanya satu, melainkan dua model Galaxy Z Fold pada tahun 2026. Salah satunya adalah varian “wide-type” yang benar-benar berbeda dari desain tinggi dan ramping yang selama ini kita kenal.

Lantas, apa yang membuat varian lebar ini begitu istimewa? Menurut laporan, model wide tersebut akan menggunakan dua panel dengan aspek rasio 18:9, yang ketika dibuka akan membentuk layar dalam berukuran hampir persegi dengan rasio 18:18. Bandingkan dengan Galaxy Z Fold 7 yang memiliki rasio 18:20—lebih tinggi dan sempit. Perubahan ini bukan sekadar estetika; ini tentang pengalaman pengguna yang lebih natural. Bayangkan bermain game mobile dengan kontrol yang lebih lebar, atau membuka dua aplikasi bersebelahan tanpa merasa terbatas ruang. Bahkan menonton video pun jadi lebih nyaman, hampir seperti memegang tablet mini.

Varian kedua, yang diduga menjadi penerus langsung Galaxy Z Fold 7, kemungkinan akan mempertahankan format yang serupa. Namun, yang menarik adalah rencana Samsung untuk merilis model wide secara global, tidak seperti edisi khusus tahun 2024 yang hanya tersedia di Korea dan China. Ini sinyal kuat bahwa Samsung serius ingin menjangkau lebih banyak pengguna dengan preferensi berbeda.

Ilustrasi perbandingan Galaxy Z Fold model lebar dan standar

Mengapa tahun 2026? Ternyata, timing ini tidak acak. Apple dikabarkan akan meluncurkan iPhone lipat pertamanya sekitar periode yang sama. Persaingan sengit di pasar foldable semakin memanas, dan Samsung jelas tidak ingin kehilangan momentum. Menurut analis Omdia, pengiriman perangkat lipat diproyeksikan meningkat dari 23,5 juta unit pada 2025 (2,2% dari seluruh smartphone) menjadi lebih dari 51 juta unit pada 2027. Kehadiran Apple diprediksi menjadi katalisator pertumbuhan ini.

Sementara menunggu 2026, Samsung tidak tinggal diam. Perangkat tri-fold pertama mereka, Galaxy Z TriFold, dikabarkan akan diluncurkan pada akhir 2025 di Korea Selatan dan China. Ini memberikan Samsung kesempatan untuk menguji form factor baru sebelum Apple memasuki arena. Seperti yang kita tahu, Samsung selalu unggul dalam inovasi, dan Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7 telah membuktikan ketahanan dan performanya.

Strategi Samsung untuk 2026 terlihat jelas: diversifikasi seri Fold untuk menarik baik pengguna yang fokus pada produktivitas maupun mereka yang menginginkan pengalaman seperti tablet. Dengan integrasi AI yang kian canggih, Samsung berusaha mempertahankan kepemimpinan di pasar foldable sambil bersiap menghadapi rival terberatnya, Apple. Namun, tantangan seperti insiden pencurian massal juga harus diwaspadai.

Jadi, apakah Anda lebih tertarik dengan model lebar yang cocok untuk multimedia atau varian tradisional yang sudah teruji? Apapun pilihannya, tahun 2026 akan menjadi tahun yang menarik bagi penggemar teknologi lipat.

iPhone 17 Perkenalkan 3 Fitur Kamera Baru yang Revolusioner

0

Telset.id – Apple secara resmi meluncurkan seri iPhone 17 dengan tiga peningkatan utama pada sistem kamera, termasuk selfie cerdas, dual capture, dan zoom 8X. Perangkat terbaru ini akan tersedia mulai 19 September 2025 dengan harga mulai dari $799 untuk iPhone 17 standar, $999 untuk iPhone Air, dan $1.099 untuk iPhone 17 Pro.

Selama bertahun-tahun, Apple dikenal dengan kualitas kamera iPhone yang unggul, meski sempat mengalami masa sulit di tengah persaingan. Kini, dengan iPhone 17, Apple kembali memimpin inovasi dengan fitur-fitur yang tidak hanya mengandalkan peningkatan megapiksel, tetapi juga kecerdasan buatan dan desain hardware baru.

Menurut juru bicara Apple, fitur-fitur baru ini dirancang untuk memudahkan pengguna mengambil foto dan video tanpa harus repot mengubah cara memegang perangkat. “Kami ingin pengalaman fotografi menjadi lebih intuitif dan menyenangkan,” ujarnya.

Smarter Selfies: Selfie Cerdas dengan Sensor Persegi

Salah satu fitur unggulan iPhone 17 adalah kemampuan selfie cerdas yang memanfaatkan sensor kamera depan berbentuk persegi. Berbeda dengan sensor persegi panjang pada umumnya, bentuk ini memungkinkan iPhone secara otomatis mendeteksi jumlah orang dalam bingkai dan menyesuaikan orientasi foto.

Dengan dukungan AI melalui fitur Center Stage, iPhone dapat memperlebar bidang pandang dan memutar orientasi dari potret ke lanskap secara otomatis. Pengguna juga dapat memilih orientasi manual dengan mengetuk tombol di layar. Fitur ini sangat berguna untuk selfie kelompok atau mengambil gambar dengan latar belakang tertentu.

Selain itu, semua kamera depan di seri iPhone 17 ditingkatkan dengan sensor 18 megapiksel yang menangkap lebih banyak detail. Video selfie juga memiliki stabilisasi yang lebih baik dalam kualitas 4K HDR.

iPhone 17 hadir dalam lima warna: hitam, lavender, mist blue, sage, dan putih.

Dual Capture: Rekam Depan dan Belakang Sekaligus

Fitur dual capture memungkinkan pengguna merekam video secara bersamaan menggunakan kamera depan dan belakang. Meski bukan hal baru di industri—beberapa ponsel Android telah memilikinya selama satu dekade—keberadaannya di aplikasi kamera native iPhone merupakan pertama kalinya.

Pengguna dapat mengaktifkan fitur ini dengan mengetuk menu overflow di pojok kanan atas saat mode video, lalu memilih Dual Capture. Kualitas video mencapai 4K pada 30 frame per detik, dengan tampilan preview kamera depan yang mengambang di atas tampilan utama kamera belakang.

Posisi preview tidak dapat diubah setelah perekaman, sehingga pengguna perlu memastikan penempatannya tidak mengganggu subjek utama. Meski tidak revolusioner, fitur ini memberikan kemudahan bagi pengguna yang ingin membuat konten kreatif tanpa aplikasi pihak ketiga.

3 Fitur Kamera Menarik di Lineup iPhone 17 Baru Apple

Sebagai informasi, fitur serupa telah hadir di Samsung dengan nama Dual Recording dan di Nokia (kini HMD) dengan sebutan “bothie”. Kehadirannya di iPhone 17 menunjukkan komitmen Apple untuk mengejar ketertinggalan fitur kamera dibandingkan pesaing.

8X Zoom: Peningkatan Signifikan untuk Fotografi Tele

iPhone 17 Pro membawa upgrade besar pada kamera telephoto dengan zoom optik 4X dan kemampuan zoom seperti optik hingga 8X. Peningkatan ini didukung sensor 48 megapiksel yang menangkap detail lebih banyak dan sensor yang lebih besar.

Meskipun zoom optiknya tetap 4X—lebih rendah dari 5X pada model Pro sebelumnya—peningkatan megapiksel dan ukuran sensor memberikan kualitas gambar yang lebih baik pada berbagai level zoom. Pengguna dapat memperbesar hingga 40X dengan zoom digital, meski kualitasnya tidak sebaik zoom optik.

Ini merupakan langkah signifikan bagi Apple, mengingat pesaing seperti Samsung dan Google telah menawarkan zoom yang lebih jauh dalam beberapa tahun terakhir. Samsung pernah memiliki zoom optik 10X di seri Ultra, sementara Google Pixel 10 dan Galaxy S25 Ultra menawarkan kualitas seperti optik pada 10X.

3 Fitur Kamera Menarik di Lineup iPhone 17 Baru Apple

Dari sampel foto yang diambil, kualitas zoom 8X pada iPhone 17 Pro terlihat sangat menjanjikan. Namun, pengujian lebih lanjut diperlukan untuk membandingkannya dengan pesaing terdekat.

Keterbatasan iPhone Air: Hanya Satu Kamera

Meski penuh inovasi, iPhone Air hadir dengan keterbatasan signifikan—hanya satu kamera dengan harga $999. Pengguna tidak dapat menggunakan lensa ultrawide atau zoom melebihi 2X dengan kualitas seperti optik. Bagi penggemar fotografi yang ingin bereksperimen dengan berbagai mode dan level zoom, iPhone Air mungkin bukan pilihan terbaik, meski desainnya yang tipis dan ringan sangat memukau.

Peluncuran resmi iPhone 17 dijadwalkan pada 19 September 2025. Uji lengkap terhadap kemampuan kamera terbaru ini akan segera menyusul untuk memberikan gambaran komprehensif kepada calon pembeli.

Bocoran Skor Geekbench iPhone 17 Ungkap Strategi Baru Apple

0

Telset.id – Hanya beberapa jam setelah Apple meluncurkan iPhone 17 pada 9 September, skor Geekbench yang diduga berasal dari chip A19 dan A19 Pro mulai beredar di internet. Jika angka-angka ini akurat, ini mengindikasikan bahwa Apple tahun ini memilih peningkatan CPU yang relatif moderat. Lantas, apa artinya bagi Anda sebagai pengguna?

Menurut bocoran yang dilaporkan oleh partofstyle.com, iPhone 17 Pro Max dengan chip A19 Pro mencetak 3.781 poin dalam tes single-core dan 9.679 dalam multi-core. Angka ini hanya sekitar 10% lebih tinggi dibandingkan iPhone 16 Pro Max dengan A18 Pro, yang sebelumnya mencatat 3.479 (single-core) dan 8.568 (multi-core). Sementara itu, iPhone 17 reguler dengan chip A19 standar mencapai 3.608 (single-core) dan 8.810 (multi-core), atau sekitar 7% lebih baik dari A18 di iPhone 16.

Perbandingan performa chip A19 Pro dan A18 Pro pada iPhone 17 Pro Max

Peningkatan yang terbilang kecil ini sejalan dengan laporan sebelumnya bahwa chip terbaru Apple—yang diklaim dibangun dengan proses N3P 3nm TSMC—lebih difokuskan pada efisiensi dan performa AI daripada kecepatan CPU mentah. Jadi, jangan berharap lompatan dramatis dalam angka benchmark, karena Apple tampaknya sedang bermain cerdas dengan strategi baru.

Yang menarik, A19 Pro di iPhone 17 Pro dan Pro Max dilengkapi dengan sistem pendingin vapor chamber untuk menangani beban kerja berkelanjutan. Fitur ini sayangnya tidak hadir di iPhone 17 dasar maupun model anyar iPhone Air. Ini menunjukkan bahwa Apple serius menggarap segmentasi produk, di mana varian Pro mendapatkan perlakuan khusus untuk pengguna berat.

Namun, seperti biasa dengan benchmark awal, hasil ini belum terverifikasi dan mungkin tidak mencerminkan performa final. Tes yang lebih reliabel akan muncul ketika para reviewer mulai memegang perangkat secara langsung. Tapi setidaknya, bocoran ini memberikan gambaran awal tentang arah yang diambil Apple.

Ilustrasi chip A19 Pro dengan teknologi vapor chamber cooling

Pesan yang bisa diambil cukup jelas: roadmap silikon Apple tahun ini lebih menekankan penghematan energi, manajemen thermal, dan peningkatan Neural Engine—bukan lompatan CPU yang menggemparkan. Bagi para pemburu angka benchmark, ini mungkin sedikit mengecewakan. Tapi bagi pengguna sehari-hari, ini bisa berarti performa yang lebih halus dan masa pakai baterai yang lebih baik.

Apakah strategi ini tepat? Mengingat tren komputasi AI yang semakin dominan, fokus pada efisiensi dan AI mungkin justru lebih cerdas daripada sekadar mengejar angka. Lagipula, berapa banyak dari Anda yang benar-benar memerlukan kecepatan CPU ekstrem untuk aktivitas sehari-hari?

Jika Anda tertarik dengan detail lebih lanjut tentang iPhone 17, termasuk kapan rilis di Indonesia dan spesifikasi terbarunya, atau ingin membandingkan perkembangan chip dari generasi ke generasi, Telset.id telah menyiapkan analisis mendalam untuk Anda.

Grafik perbandingan skor Geekbench iPhone 17 vs iPhone 16

Jadi, sementara angka benchmark mungkin tidak se-spektakuler yang diharapkan, jangan lupa bahwa performa nyata tidak selalu tentang angka tertinggi. Terkadang, yang lebih penting adalah bagaimana perangkat itu mendukung kebutuhan Anda sehari-hari tanpa membuat Anda terus-terusan mencari stopkontak. Dan siapa tahu, dengan penyimpanan hingga 2TB yang ditawarkan iPhone 17 Pro Max, Anda justru mendapatkan nilai lebih di sisi lain.

Kita tunggu saja review lengkapnya dalam waktu dekat. Sampai saat itu, bijaklah menyikapi setiap bocoran—karena di dunia teknologi, yang pasti hanyalah ketidakpastian itu sendiri.

ARM Umumkan CPU dan GPU Baru, Dimensity 9500 Bakal Lebih Gesit

0

Telset.id – Jika Anda mengira ponsel gaming masa depan hanya soal kecepatan refresh tinggi dan lampu RGB, bersiaplah untuk terkejut. ARM baru saja mengumumkan generasi terbaru inti CPU dan GPU mereka, yang akan menjadi jantung dari MediaTek Dimensity 9500 yang dijadwalkan rilis akhir bulan ini. Perubahan tidak hanya terjadi pada performa, tetapi juga pada pendekatan arsitektur yang bisa mengubah cara perangkat mobile menangani beban komputasi modern.

ARM memutuskan untuk pensiunkan branding Cortex-X dan Cortex-A yang telah lama dikenal, menggantinya dengan keluarga C1. Di puncaknya ada C1-Ultra, disusul oleh C1-Premium (versi dengan footprint lebih kecil), C1-Pro untuk performa mid-tier, dan C1-Nano yang fokus pada efisiensi. Semua inti ini berbasis pada arsitektur keluarga ARMv9.3 ISA. Langkah ini bukan sekadar ganti nama, tetapi menandakan evolusi signifikan dalam desain dan filosofi ARM.

C1-Ultra, yang merupakan penerus Cortex-X925, diklaim memberikan peningkatan IPC sebesar 12% dibandingkan generasi sebelumnya, dengan potensi naik hingga 25% berkat kecepatan clock lebih tinggi pada proses 3nm. Yang lebih menarik, peningkatan ini dicapai dengan konsumsi daya yang dipangkas hampir 28% pada level performa yang sama. Sementara itu, C1-Pro menggantikan Cortex-A725, mampu mencapai performa setara dengan pendahulunya namun dengan daya 26% lebih rendah, atau 11% lebih cepat pada level daya yang sama.

Perbandingan performa ARM C1-Ultra vs generasi sebelumnya

C1-Nano, yang melanjutkan warisan Cortex-A520, berfokus pada peningkatan prediksi cabang dan cache, menghasilkan kenaikan performa 5–8% tetapi efisiensi yang naik 26%. ARM jelas tidak main-main dalam merancang inti yang tidak hanya cepat, tetapi juga hemat daya—kombinasi yang sangat dibutuhkan di era di mana baterai sering menjadi bottleneck.

Fitur CPU paling mencolok tahun ini adalah SME2 (Scalable Matrix Extension 2). Berbeda dengan ekstensi SIMD sebelumnya seperti NEON atau SVE, SME2 beroperasi sebagai akselerator eksternal bersama alih-alih tertanam di setiap inti. Desain modular ini memungkinkan semua inti mengakses unit SME2 saat diperlukan, sementara mematikannya sepenuhnya untuk menghemat daya saat idle.

ARM menyatakan SME2 menangani tugas AI dengan lebih baik: latensi 4,7× lebih rendah untuk pengenalan suara, generasi Stable Audio 2,8× lebih cepat, dan peningkatan rata-rata 3,7× di seluruh benchmark ML. Meskipun SME2 tidak akan menggantikan NPU atau GPU khusus untuk model besar, ini dapat memungkinkan inferensi AI on-device yang lebih mulus untuk model yang lebih kecil, terutama dalam skenario di mana NPU tidak dapat diakses.

Di sisi grafis, ARM menghentikan branding Immortalis dan memperkenalkan lini baru GPU Mali. Keluarga pertama Mali G1 memiliki versi Ultra (10+ core), Premium (6–9 core), dan Pro (1–5 core). Mali G1-Ultra unggul 20% dalam performa dibandingkan Immortalis G925 tahun lalu, dengan energi per frame 9% lebih sedikit dan ray tracing hingga 2× lebih cepat berkat hardware khusus untuk BVH traversal.

Grafik peningkatan performa GPU Mali G1-Ultra

Peningkatan cache dan bandwidth interkoneksi memori lebih lanjut mengurangi bottleneck dan meningkatkan utilisasi. Meski demikian, peningkatan ray tracing di dunia nyata mungkin lebih dekat ke 40%, mengingat sedikit game mobile yang sepenuhnya memanfaatkan hardware baru. Keputusan ARM untuk menggabungkan ray casting dan pengujian persimpangan menjadi satu struktur seharusnya membuat RTU lebih hemat daya daripada sebelumnya.

Lalu, bagaimana ini memengaruhi pengalaman pengguna sehari-hari? Dengan efisiensi yang ditingkatkan, perangkat yang menggunakan chipset Dimensity 9500 kemungkinan akan menawarkan masa pakai baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Bagi gamer, ini berarti sesi marathon yang lebih lancar dengan overheating yang diminimalkan. Bahkan untuk tugas harian seperti menjelajah web atau bermedia sosial, responsivitas yang ditingkatkan akan terasa.

ARM juga menyasar segmen mid-range dengan C1-Pro dan C1-Nano, yang bisa membawa fitur canggih ke perangkat yang lebih terjangkau. Ini sejalan dengan tren di mana teknologi yang sebelumnya eksklusif untuk flagship perlahan merambah ke perangkat harga sedang. Jika Anda mencari HP gaming murah, generasi chipset baru ini mungkin akan segera hadir di genggaman Anda.

Ilustrasi arsitektur modular SME2 pada ARM

Namun, pertanyaannya adalah: apakah peningkatan ini akan benar-benar terasa di dunia nyata, atau hanya sekadar angka di atas kertas? Jawabannya mungkin tergantung pada bagaimana OEM mengimplementasikannya. Optimasi perangkat lunak, pendinginan, dan integrasi sistem akan memainkan peran krusial. Sejarah membuktikan bahwa hardware terhebat pun bisa terkendala oleh software yang buruk.

Dengan peluncuran MediaTek Dimensity 9500 yang semakin dekat, industri mobile bersiap untuk lompatan performa berikutnya. ARM tampaknya tidak hanya ingin mengejar ketinggalan, tetapi juga mendikte arah perkembangan komputasi mobile. Dan bagi konsumen, ini berita bagus—persaingan yang ketat biasanya berarti inovasi lebih cepat dan harga lebih kompetitif.

Jadi, apakah Anda sudah siap menyambut generasi baru chipset mobile? Dengan klaim efisiensi dan performa yang mengesankan, Dimensity 9500 berpotensi menjadi game-changer—terutama bagi mereka yang menginginkan daya tahan baterai lebih baik tanpa kompromi pada kecepatan. Sementara menunggu review mendalam, satu hal yang pasti: masa depan komputasi mobile terlihat semakin menarik.

Visualisasi hierarki keluarga CPU ARM C1

Bagi penggemar teknologi, ini adalah momen yang patut ditunggu. ARM tidak hanya meningkatkan angka benchmark, tetapi juga mendefinisikan ulang bagaimana perangkat mobile menangani komputasi modern. Dari AI hingga gaming, setiap aspek mendapatkan sentuhan inovasi. Dan dengan HP lipat terbaru yang semakin populer, chipset yang lebih efisien bisa membuka pintu untuk desain yang lebih ramping dan baterai yang lebih tahan lama.

Jadi, pantau terus perkembangan terbaru di Telset.id. Kami akan membawa Anda informasi paling aktual seputar peluncuran MediaTek Dimensity 9500 dan bagaimana chipset baru ini memengaruhi lanskap perangkat mobile. Siap-siap, karena revolusi mobile computing baru saja dimulai.

Roblox Cetak Pendapatan Fantastis, AI dan Kolaborasi Jadi Kunci

0

Telset.id – Bayangkan platform yang memungkinkan Anda tidak hanya bermain, tetapi juga menciptakan dunia virtual sendiri, lalu menghasilkan miliaran dolar dari sana. Itulah realitas yang dihadirkan Roblox, di mana 1.000 developer teratasnya berhasil meraup pendapatan fantastis hingga USD 1 miliar per tahun—angka yang meningkat 2,9 kali lipat sejak 2020. Bagaimana mereka melakukannya?

Jawabannya terletak pada kombinasi inovasi teknologi dan strategi kolaborasi yang cerdas. Roblox tidak hanya sekadar platform game; ia telah berevolusi menjadi ekosistem kreatif yang memadukan imajinasi dengan teknologi mutakhir. Dengan fitur penerjemahan suara secara langsung yang baru saja diluncurkan, serta dukungan AI untuk para kreator, Roblox semakin memantapkan diri sebagai pionir di industri konten interaktif.

Nick Tornow, Senior VP Engineering Roblox, menegaskan komitmen platform ini dalam mendukung kesuksesan kreator. “Roblox selalu berupaya mendukung kreator membangun bisnis yang sukses di platform kami. Dengan inovasi AI dan peningkatan DevEx, kreator kini memiliki lebih banyak peluang untuk tumbuh dan berhasil,” ujarnya. Pernyataan ini bukan sekadar jargon—ia didukung oleh data nyata dan terobosan teknologi yang mengubah cara kita berinteraksi di dunia virtual.

AI untuk Kreator: Dari Ide ke Pengalaman Immersif

Salah satu terobosan paling signifikan yang diumumkan Roblox adalah suite AI untuk kreator. Fitur ini mencakup Objek 4D, terjemahan suara real-time, API Text-to-Speech dan Speech-to-Text, serta Assistant cerdas. Dengan alat-alat ini, kreator dapat mengubah ide-ide abstrak menjadi pengalaman interaktif yang mendalam, tanpa terhalang oleh batasan bahasa.

Bayangkan Anda membuat game dengan pemain dari berbagai belahan dunia. Dengan terjemahan suara real-time, percakapan antar-pemain dapat terjadi secara alami, seolah-olah mereka berbicara dalam bahasa yang sama. Ini bukan hanya tentang kenyamanan—ini tentang menciptakan komunitas global yang benar-benar terhubung. Teknologi semacam ini juga membuka peluang bagi kreator lokal untuk menjangkau audiens internasional tanpa harus menguasai multiple bahasa.

Kolaborasi dengan Brand Besar: Ketika Virtual Bertemu Realita

Roblox tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga menjalin kemitraan strategis dengan merek-merek ternama. Kolaborasi dengan Lionsgate untuk karya seperti film Blairwitch, Mattel, dan manga Blue Lock menunjukkan bagaimana platform ini menjadi jembatan antara dunia virtual dan IP populer. Kreator kini bisa menghadirkan karakter ikonik ke dalam pengalaman Roblox, menciptakan konten yang tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki nilai nostalgia dan daya tarik massa.

Ini adalah langkah cerdas untuk memperluas jangkauan audiens. Pemain yang mungkin belum pernah mencoba Roblox sebelumnya bisa tertarik karena adanya karakter atau cerita yang sudah mereka kenal. Sebaliknya, penggemar Roblox bisa terpapar pada IP baru, menciptakan siklus pertumbuhan yang saling menguntungkan.

Peningkatan Pendapatan: DevEx yang Lebih Menguntungkan

Bicara soal uang, Roblox tidak main-main dalam mendukung monetisasi kreator. Nilai konversi DevEx (Developer Exchange) meningkat 8,5%, memberikan kreator kesempatan untuk memperoleh penghasilan lebih besar dari koin Robux mereka. Ini adalah insentif nyata yang mendorong lebih banyak orang untuk serius membangun karir di platform ini.

Dengan 1.000 developer teratas menghasilkan USD 1 miliar per tahun, jelas bahwa Roblox bukan sekadar hiburan—ia adalah bisnis yang viable. Bagi Anda yang berpikir untuk terjun ke dunia development game, platform ini menawarkan peluang yang sulit diabaikan. Apalagi dengan dukungan teknologi AI yang memudahkan proses kreasi, hambatan entry menjadi semakin rendah.

Performa dan genre baru juga menjadi fokus Roblox. Dengan Sistem Server Authority yang meningkatkan keadilan dan kualitas visual di game multiplayer, serta teknologi avatar terbaru yang memungkinkan gerakan lebih natural, pengalaman bermain menjadi semakin immersive. Fitur Roblox Moments (Beta) memungkinkan pemain merekam dan membagikan momen gameplay, menciptakan konten organik yang mempromosikan diri sendiri.

Jadi, apa artinya semua ini bagi masa depan Roblox dan industri game secara keseluruhan? Platform ini tidak hanya mengejar pertumbuhan pengguna, tetapi juga membangun ekosistem yang berkelanjutan bagi kreator. Dengan kombinasi AI, kolaborasi strategis, dan peningkatan monetisasi, Roblox berpotensi menjadi lebih dari sekadar platform game—ia bisa menjadi template untuk masa depan konten interaktif.

Seperti yang kita lihat dalam evolusi cara kerja metaverse, batas antara virtual dan realitas semakin blur. Roblox mengambil peran aktif dalam mendefinisikan ulang batas tersebut, menawarkan tools dan opportunities yang memungkinkan siapapun menjadi bagian dari revolusi digital ini. Jadi, apakah Anda siap untuk berkreasi?

EZVIZ Store Hadir di Surabaya, Antisipasi Kebutuhan CCTV Rumahan

0

Telset.id – EZVIZ, merek keamanan rumah pintar global, meresmikan pembukaan EZVIZ Store pertama di Jawa Timur yang berlokasi di Surabaya. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi peningkatan permintaan CCTV rumahan yang melonjak hingga 50% dalam setahun terakhir di Indonesia.

Diungkapkan Paul Fang, Country Manager EZVIZ Indonesia, kesadaran masyarakat terhadap penggunaan CCTV terus meningkat. Disini sosial media turut berperan. “Karena kita bisa lihat beberapa konten viral sebuah peristiwa diambil dari rekaman CCTV, terutama kasus-kasus kejahatan di lingkungan rumah, seperti pencurian. Jadi, masyarakat mulai mencari-cari informasi mengenai CCTV,” katanya.

Berdasarkan data internal EZVIZ, active device mereka meningkat sebesar 50% di seluruh Indonesia dari tahun 2023 hingga 2024. Peningkatan signifikan juga terjadi di kawasan Jawa Timur, khususnya Surabaya, yang mendorong brand untuk menghadirkan layanan langsung melalui store fisik.

Layanan Lengkap di EZVIZ Store Surabaya

EZVIZ Store Surabaya menawarkan berbagai layanan mulai dari display produk CCTV hingga jasa instalasi. Pengunjung dapat berkonsultasi langsung untuk memilih perangkat yang paling sesuai dengan kebutuhan rumah atau usaha mereka.

“Dengan datang langsung ke sini, tentunya masyarakat Surabaya dan sekitarnya bisa mencoba-coba kecanggihan dari perangkat CCTV kami. Mereka juga bisa bertanya apa saja mengenai spesifikasi yang paling sesuai,” tambah Paul Fang.

H8c Pro: CCTV Rumahan dengan Teknologi AI

Salah satu produk unggulan yang ditawarkan adalah H8c Pro, CCTV outdoor pan & tilt dengan resolusi tinggi dan jangkauan panorama 360 derajat. Perangkat ini dilengkapi Color Night Vision dan deteksi cerdas berbasis AI yang dapat mengenali manusia dan kendaraan.

Fitur lainnya termasuk auto-zoom tracking, komunikasi dua arah, serta perlindungan aktif melalui sirene dan lampu strobo. H8c Pro juga didukung kompresi video H.265, integrasi dengan Google Assistant dan Amazon Alexa, serta penyimpanan fleksibel melalui kartu MicroSD hingga 512 GB atau layanan cloud.

“Kami memahami bahwa rasa aman adalah kebutuhan utama masyarakat saat ini. Karena itu, kami hadirkan H8c Pro yang tidak hanya menawarkan kualitas visual yang jernih, tetapi juga teknologi pintar untuk perlindungan yang lebih proaktif,” jelas Paul Fang.

Dalam rangka peresmian store di Surabaya, EZVIZ menawarkan diskon 12% untuk setiap produk dan tambahan diskon 1% bagi konsumen yang memberikan review di Google. Promo ini berlaku dari 1 hingga 30 September 2025 hanya untuk pembelian langsung di EZVIZ Store Surabaya.

Kehadiran store fisik ini sekaligus menegaskan komitmen EZVIZ dalam menghadirkan solusi keamanan yang terjangkau bagi masyarakat luas. Sejak 2013, EZVIZ telah beroperasi di lebih dari 130 negara dengan fokus pada inovasi teknologi smart home security.

iOS 26 Resmi Rilis! Liquid Glass dan Fitur AI Ubah Wajah iPhone

0

Telset.id – Setelah berbulan-bulan menunggu, akhirnya iOS 26 resmi meluncur untuk semua pengguna iPhone. Bersamaan dengan peluncuran iPhone 17, Apple menghadirkan pengalaman visual dan fungsionalitas yang benar-benar baru. Bukan sekadar pembaruan biasa, iOS 26 membawa Liquid Glass—desain revolusioner yang disebut-sebut akan mengubah cara Anda berinteraksi dengan layar iPhone.

Sejak WWDC Juni lalu, developer dan pengguna beta sudah bisa mencicipi iOS 26. Namun, versi resminya baru tersedia mulai 15 September 2025. Yang menarik, pembaruan ini tidak hanya fokus pada tampilan, tetapi juga membawa sejumlah fitur non-visual yang tak kalah canggih. Visual Intelligence, misalnya, memungkinkan AI melihat dan berinteraksi langsung dengan layar iPhone Anda. Fitur live translation juga diintegrasikan ke dalam Messages, FaceTime, dan aplikasi Telepon, memudahkan komunikasi lintas bahasa.

Selain itu, Apple menyederhanakan aplikasi Kamera untuk memudahkan peralihan antara mode video dan foto. Tapi, yang paling banyak diperbincangkan tentu saja Liquid Glass. Desain ini memberikan efek kaca cair yang dinamis, menciptakan ilusi kedalaman dan fluiditas yang belum pernah ada sebelumnya. Menariknya, jika Anda tidak menyukai tampilan baru ini, cukup nonaktifkan melalui pengaturan aksesibilitas.

Tampilan Liquid Glass pada iOS 26

Bagi Apple, ini adalah langkah berani. Mengubah wajah sistem operasi yang sudah puluhan tahun dikenal bukanlah keputusan mudah. Namun, dengan Liquid Glass, Apple berharap dapat membawa generasi baru iPhone ke masa depan yang lebih imersif dan intuitif. Seperti yang diungkapkan dalam acara Apple “Awe-Dropping” 9 September, perubahan ini adalah bagian dari strategi besar perusahaan untuk terus berinovasi.

Tak hanya iOS, seluruh lini software Apple juga mendapatkan pembaruan serupa. iPadOS 26, macOS 26, dan watchOS 26 akan dirilis pada tanggal yang sama, menandai era baru ekosistem Apple. Bagi pengguna setia, ini adalah momen yang ditunggu-tunggu. Setelah melalui fase beta yang panjang, akhirnya mereka bisa menikmati semua fitur baru tanpa risiko bug atau ketidakstabilan sistem.

Liquid Glass sendiri bukan hanya sekadar efek visual. Menurut Apple, teknologi ini dirancang untuk mengurangi kelelahan mata dan meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbagai kondisi pencahayaan. Dengan memanfaatkan algoritma machine learning, sistem secara otomatis menyesuaikan transparansi dan refleksi layar agar nyaman dilihat dalam waktu lama. Ini adalah terobosan yang mungkin akan diadopsi oleh banyak kompetitor di masa depan.

Fitur Visual Intelligence juga patut mendapat perhatian khusus. Dengan kemampuan AI untuk “melihat” layar, pengguna dapat melakukan tugas-tugas kompleks hanya dengan perintah suara atau gestur. Misalnya, Anda bisa meminta AI untuk mengatur ulang tata letak aplikasi, mengambil screenshot bagian tertentu, atau bahkan menerjemahkan teks dalam gambar secara real-time. Seperti yang pernah dibahas dalam iOS 26 Public Beta, fitur ini masih terus disempurnakan, tetapi versi finalnya sudah jauh lebih responsif dan akurat.

Bagi yang gemang bereksperimen, iOS 26 juga menawarkan fleksibilitas lebih. Seperti diungkap dalam panduan Cara Mudah Spoofing Lokasi di iOS 26 Tanpa Jailbreak, sistem keamanan yang ditingkatkan tidak menghalangi kreativitas pengguna. Justru, Apple memberikan lebih banyak opsi kustomisasi tanpa harus mengorbankan stabilitas atau keamanan perangkat.

Jadi, apakah iOS 26 layak untuk segera diupgrade? Jawabannya: sangat. Dengan kombinasi desain yang segar dan fitur-fitur cerdas, pembaruan ini tidak hanya membuat iPhone terlihat lebih modern, tetapi juga lebih pintar dan efisien. Liquid Glass mungkin butuh waktu untuk membiasakan diri, tetapi opsi untuk menonaktifkannya membuat risiko hampir tidak ada. Yang pasti, Apple sekali lagi membuktikan bahwa inovasi adalah DNA mereka.

ASUS Kuasai 60% Pasar Copilot+ PC dengan Laptop AI 45+ TOPS NPU

0

Telset.id – Jika Anda mengira laptop masa depan masih sekadar tentang kecepatan prosesor atau kapasitas RAM, pikirkan lagi. Industri laptop telah memasuki era baru di mana kecerdasan buatan (AI) bukan lagi fitur tambahan, melainkan jantung dari setiap komputasi. Sejak pertengahan 2024, laptop AI mulai merajai pasar, dan di tahun 2025, gelombang Copilot+ PC semakin mengukuhkan transformasi ini. Dan siapa yang memimpin? Ternyata, ASUS berhasil mendominasi dengan menguasai sekitar 60% pangsa pasar Copilot+ PC di Indonesia.

Dominasi ASUS bukanlah kebetulan. Di balik angka yang mencengangkan itu, ada komitmen kuat dalam menghadirkan teknologi terbaru dari Intel, AMD, dan Qualcomm pada jajaran laptop AI mereka. Prosesor generasi terbaru ini tidak hanya menawarkan performa tinggi untuk komputasi umum, tetapi juga efisiensi daya yang sangat baik. Namun, yang menjadi pembeda utama adalah kehadiran seri ASUS AI 45+ TOPS NPU—sebuah lompatan besar dalam pemrosesan AI lokal yang bahkan melampaui standar yang diterapkan Microsoft.

Menurut Sascha Krohn, Director of Technical Marketing ASUS Global, peningkatan signifikan terjadi dalam setahun terakhir. “Dibanding setahun lalu, sudah banyak improvement yang dihadirkan ASUS dan Microsoft dari sisi software, fitur, dan juga peningkatan terhadap efisiensi energi sehingga membuat masa aktif baterai laptop menjadi lebih panjang,” ujarnya. Dengan kata lain, laptop AI kini tidak hanya lebih pintar, tetapi juga lebih hemat daya—kombinasi yang sulit ditolak bagi siapa pun, mulai dari pelajar hingga profesional.

Lantas, apa sebenarnya yang membuat seri ASUS AI 45+ TOPS NPU begitu istimewa? Pertama, Neural Processing Unit (NPU) dengan kemampuan di atas 45 TOPS (Trillion Operations Per Second) memungkinkan pemrosesan AI berjalan secara lokal, tanpa bergantung pada koneksi cloud. Ini berarti tugas-tugas seperti pengenalan suara, translasi real-time, atau bahkan pengeditan konten menjadi lebih cepat dan aman. Kedua, integrasi yang mulus antara hardware, sistem operasi, dan software AI memastikan pengalaman pengguna yang lebih intuitif dan efisien.

Sascha menambahkan, “Dengan peningkatan di sisi teknologi, pengguna akan semakin mudah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang akan dikerjakan. Kami jamin, pelajar, mahasiswa, pekerja profesional sampai content creator pasti akan sangat terbantu oleh teknologi yang kami sediakan.” Janji ini bukan sekadar jargon pemasaran. Dalam praktiknya, laptop AI ASUS telah membuktikan diri sebagai alat yang mampu mengakselerasi produktivitas di berbagai sektor.

Mengapa ASUS Berhasil Mendominasi?

Dominasi ASUS di pasar Copilot+ PC tidak terjadi dalam semalam. Salah satu kunci suksesnya adalah strategi kolaborasi dengan para raksasa chipset seperti Intel, AMD, dan Qualcomm. Dengan memanfaatkan prosesor generasi terbaru, ASUS tidak hanya menjanjikan performa tinggi, tetapi juga efisiensi energi yang unggul. Ini sejalan dengan tren pasar yang semakin menghargai perangkat yang bisa bertahan seharian penuh tanpa perlu dicharge.

Selain itu, ASUS juga paham betul bahwa laptop AI harus bisa diakses oleh berbagai kalangan. Itulah mengapa jajaran produk mereka tidak hanya terbatas pada segmen premium, tetapi juga merambah ke laptop yang ramah bagi pelajar dan mahasiswa. Seperti yang terjadi pada peluncuran ASUS Vivobook S14, yang menawarkan baterai hingga 16 jam—sebuah nilai tambah yang sulit diabaikan.

Tak ketinggalan, ASUS juga aktif meramaikan pasar laptop AI dengan inovasi berkelanjutan. Seperti ketika mereka merilis Vivobook S 14 OLED, yang tidak hanya mengusung teknologi AI tetapi juga layar berkualitas tinggi. Pendekatan holistik ini jelas berhasil menarik minat konsumen yang menginginkan perangkat serba bisa.

Namun, tentu saja, ASUS bukanlah satu-satunya pemain di pasar laptop AI. Competitor seperti Lenovo juga tak ketinggalan dengan meluncurkan laptop AI baru yang menggunakan Snapdragon X Elite, seperti yang diberitakan di sini. Bahkan, merek seperti Tecno juga mulai merambah pasar dengan laptop AI yang menyasar pelajar dan profesional, seperti yang terjadi di Eropa sebagaimana dilaporkan pada artikel sebelumnya.

Jadi, apa yang membedakan ASUS? Jawabannya mungkin terletak pada konsistensi dan kedalaman integrasi AI. Tidak hanya sekadar menempelkan label “AI-ready”, ASUS benar-benar membangun ekosistem di mana AI menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman pengguna. Dari peningkatan efisiensi baterai hingga fitur software yang lebih cerdas, semuanya dirancang untuk membuat hidup pengguna lebih mudah.

Ke depan, dominasi ASUS di pasar laptop AI tampaknya akan terus berlanjut. Dengan komitmen pada inovasi dan kolaborasi, bukan tidak mungkin angka 60% pangsa pasar Copilot+ PC akan semakin membesar. Bagi Anda yang sedang mencari laptop baru, mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan lompatan ke dunia AI—karena masa depan komputasi sudah ada di sini, dan ASUS sedang memimpinnya.

iPhone 17 Indonesia: Kapan Rilis dan Spesifikasi Terbaru

0

Telset.id – Kapan iPhone 17 masuk Indonesia? Pertanyaan ini pasti menggelayut di benak para penggemar Apple Tanah Air. Setelah peluncuran resmi seri iPhone 17 oleh Tim Cook dalam event “Awe Dropping” di Cupertino, California, kini perhatian beralih ke ketersediaan global—termasuk di pasar Indonesia yang selalu antusias menyambut produk Apple.

Apple secara resmi meluncurkan iPhone 17 series, termasuk anggota baru iPhone Air yang menggantikan varian Plus. Peluncuran jajaran ponsel terbaru ini dilakukan oleh CEO Apple Tim Cook. Seri iPhone 17 tidak membawa varian Plus yang membawa ukuran layar dan baterai yang lebih besar. Meski begitu, iPhone 17 masih akan hadir dengan empat varian, berkat kehadiran ponsel tipis iPhone 17 Air. Dengan demikian, seri iPhone 17 akan beranggotakan varian dasar iPhone 17, iPhone Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max.

Lantas, bagaimana dengan rencana kehadiran iPhone 17 di Indonesia? Berdasarkan pola rilis sebelumnya, ponsel ini umumnya dirilis berselang sebulan dari tanggal peluncuran global. Pre-order seri iPhone 17 dimulai 12 September, dengan penjualan resmi di negara-negara ber-Apple Store pada 19 September. Namun, Indonesia punya cerita sendiri.

Jadwal iPhone 17 di Indonesia: Antara Harapan dan Realita

Pada 2023, seri iPhone 15 resmi diluncurkan ke pasar global pada 15 September 2023. Erajaya kemudian mengumumkan pre-order produk ini di Indonesia pada 20 Oktober 2023, tak sampai 2 bulan berselang. Namun, seri iPhone 16 yang dirilis tahun lalu baru masuk Indonesia pada April. Kemunduran ini terjadi karena masalah sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang belum dipenuhi Apple.

Perundingan antara pemerintah dan Apple berlangsung berbulan-bulan dan cenderung alot sebelum akhirnya menemukan kata sepakat. Baru pada akhir Februari, keduanya menemukan kesepakatan. Melihat sertifikasi tersebut telah dikantongi Apple, iPhone 17 harusnya tidak akan diganjal masalah serupa. CNNIndonesia.com sudah berupaya menghubungi pihak Apple untuk menanyakan jadwal iPhone 17 masuk Indonesia. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada respons dari Apple.

Spesifikasi dan Inovasi iPhone 17 Series

Perubahan utama dari ponsel terbaru Apple adalah dari segi desain kamera. Alih-alih tonjolan berbentuk persegi di sebelah kiri iPhone, Apple memilih tonjolan horizontal besar yang menempati hampir seluruh lebar perangkat. iPhone 17 ditenagai chip A19 berbasis fabrikasi 3nm generasi ketiga. Dengan bantuan chip tersebut, iPhone 17 menawarkan performa CPU 1,5 kali lebih cepat dan GPU 2 kali lebih cepat dibandingkan A15 Bionic.

Chip ini juga dilengkapi akselerator Neural di setiap inti GPU, mendukung pemrosesan AI generatif langsung di perangkat. Di bagian kamera, iPhone 17 membawa sistem kamera Fusion 48 MP ganda, yakni kamera utama dengan kualitas telefoto optik 2 kali dan ultra wide dengan resolusi 4 kali lebih tinggi dari generasi sebelumnya, ideal untuk sudut lebar dan fotografi makro.

Sementara itu, varian Pro dan Pro Max dibekali chip A19 Pro, tiga kamera 48 MP, serta fitur video profesional seperti ProRes RAW dan Apple Log 2. Apple mengklaim perangkat ini merupakan iPhone paling andal yang pernah mereka produksi. Seperti yang diungkapkan Kaiann Drance, Wakil Presiden Pemasaran Produk iPhone Global Apple, “iPhone 17 adalah peningkatan besar dengan fitur-fitur canggih yang menjadikan iPhone semakin bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Anda.”

Dengan harga yang beragam seperti seri sebelumnya, konsumen Indonesia tentu menantikan kehadiran iPhone 17. Apalagi mengingat pengalaman rilis iPhone SE 2022 yang cukup mulus, harapan untuk iPhone 17 semakin tinggi. Namun, kita juga perlu waspada dengan kemungkinan fluktuasi harga seperti yang terjadi pada iPhone 8 dulu.

Jadi, kapan tepatnya iPhone 17 mendarat di Indonesia? Prediksi terbaik adalah akhir Oktober atau awal November, asalkan tidak ada kendala regulasi. Tapi seperti kata pepatah, lebih baik menunggu dengan sabar daripada kecewa karena tergesa-gesa. Bagaimana pendapat Anda? Sudah siap menyambut iPhone 17?

Daftar Harga iPhone 17 Series: Mulai Rp 13 Juta hingga Rp 32,8 Juta

0

Telset.id – Apple kembali mengguncang pasar dengan merilis iPhone 17 series secara resmi pada Rabu dini hari (10/9/2025). Bagaimana dengan harga iPhone 17 yang ditawarkan? Apakah masih terjangkau atau justru melambung tinggi?

Dalam acara Apple Event yang digelar pukul 00.00 WIB, perusahaan asal Cupertino itu memperkenalkan empat varian baru: iPhone 17 reguler, iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max. Yang menarik, Apple langsung mengumumkan harga untuk pasar Amerika Serikat, memberikan gambaran jelas tentang berapa besar investasi yang harus Anda siapkan untuk memiliki flagship terbaru mereka.

Seperti yang telah dibocorkan sebelumnya, seri iPhone 17 menghadirkan perubahan signifikan dalam hal konfigurasi penyimpanan. Tidak ada lagi opsi 128 GB untuk model dasar. Kini, kapasitas terkecil yang ditawarkan adalah 256 GB, menunjukkan komitmen Apple terhadap pengalaman pengguna yang lebih mumpuni.

Harga iPhone 17 Series: Breakdown Lengkap

Mari kita bedah satu per satu harga iPhone 17 series. Untuk varian reguler, iPhone 17 256 GB dibanderol 799 dollar AS (sekitar Rp 13 juta), sementara versi 512 GB dihargai 999 dollar AS (sekitar Rp 16,4 juta). Bandingkan dengan harga iPhone 14 di pasaran yang masih berkisar Rp 11-17 jutaan, tentu terlihat peningkatan yang signifikan.

Varian iPhone 17 Air menawarkan tiga pilihan penyimpanan: 256 GB seharga 999 dollar AS (Rp 16,4 juta), 512 GB seharga 1.199 dollar AS (Rp 19,7 juta), dan 1 TB seharga 1.399 dollar AS (Rp 23 juta). Model Air ini memang ditujukan untuk segmen menengah atas yang menginginkan performa tinggi dengan bodi yang lebih ramping.

Untuk kalangan profesional, iPhone 17 Pro datang dengan harga mulai 1.099 dollar AS (Rp 18 juta) untuk versi 256 GB, 1.299 dollar AS (Rp 21,3 juta) untuk 512 GB, dan 1.499 dollar AS (Rp 24,6 juta) untuk 1 TB. Spesifikasi yang ditawarkan tentu sebanding dengan harganya, terutama dalam hal kemampuan fotografi dan pemrosesan data.

Dan yang paling premium, iPhone 17 Pro Max, hadir dengan empat varian penyimpanan. Mulai dari 256 GB seharga 1.199 dollar AS (Rp 19,7 juta), 512 GB seharga 1.399 dollar AS (Rp 23 juta), 1 TB seharga 1.599 dollar AS (Rp 26,3 juta), hingga yang tertinggi 2 TB seharga 1.999 dollar AS (Rp 32,8 juta). Versi 2TB ini memang fantastis, baik dari segi kapasitas maupun harganya.

Analisis Harga: Naik atau Stabil?

Jika dibandingkan dengan seri sebelumnya, harga iPhone 17 dalam kurs dollar AS relatif sama dengan harga iPhone 16 saat awal rilis. Namun, dengan penghapusan opsi 128 GB, secara tidak langsung terjadi kenaikan harga entry level. Anda sekarang harus merogoh kocek lebih dalam untuk bisa memiliki iPhone series terbaru.

Pertanyaannya: apakah kenaikan ini justified? Dengan penyimpanan dasar yang lebih besar dan fitur-fitur baru yang ditawarkan, mungkin iya. Tapi bagi konsumen yang terbiasa dengan harga lebih terjangkau, ini bisa menjadi pertimbangan serius.

Seperti yang telah dianalisis sebelumnya, kenaikan harga iPhone series terbaru ini berpotensi mempengaruhi seluruh industri smartphone. Competitor mungkin akan menyesuaikan strategi pricing mereka, atau justru melihat ini sebagai peluang untuk menawarkan alternatif yang lebih terjangkau.

Ketersediaan dan Kapan Bisa Dibeli di Indonesia?

iPhone 17 series akan mulai bisa dipesan di lebih dari 63 negara pada 12 September 2025, termasuk AS, Malaysia, Singapura, Meksiko, Jepang, dan Australia. Pengiriman pertama dijadwalkan mulai 19 September. Kemudian, pada 26 September, iPhone 17 akan tersedia di 22 negara dan wilayah lainnya.

Lalu kapan Indonesia bisa menikmati iPhone terbaru ini? Sayangnya, belum ada kepastian. Seperti pengalaman sebelumnya, jika tidak ada kendala perizinan seperti yang terjadi pada iPhone 16 series, biasanya iPhone baru tiba di Indonesia satu hingga dua bulan setelah rilis global. Jadi, bersiaplah menanti hingga November atau Desember 2025.

Sementara menunggu kehadiran resminya, mungkin Anda tertarik dengan alternatif eksklusif seperti iPhone 17 edisi Caviar tanpa kamera yang dibanderol Rp 140 juta. Tapi tentu, itu cerita lain yang sama sekali berbeda kelasnya.

Jadi, sudah siap merogoh kocek dalam-dalam untuk iPhone 17 series? Dengan rentang harga antara Rp 13 juta hingga Rp 32,8 juta, pilihannya ada di tangan Anda. Pertimbangkan dengan matang kebutuhan versus budget, karena seperti biasa, Apple tidak pernah setengah-setengah dalam menetapkan harga untuk produk flagship mereka.

K2 Think: Model AI Uni Emirat Arab yang Guncang Dominasi AS dan China

0

Telset.id – Bayangkan jika sebuah model kecerdasan buatan dengan hanya 32 miliar parameter bisa mengungguli model raksasa seperti ChatGPT dan DeepSeek yang memiliki parameter 20 kali lebih besar. Itulah yang baru saja diumumkan oleh Uni Emirat Arab melalui Institute of Foundation Models dengan peluncuran K2 Think – model open source yang siap mengubah peta persaingan global AI.

Dalam dunia AI, parameter sering dianggap sebagai ukuran kekuatan. Semakin banyak parameter, semakin cerdas modelnya. Tapi K2 Think membalikkan logika itu. Dengan efisiensi yang luar biasa, model ini tidak hanya bersaing dengan model besar tetapi bahkan mengungguli mereka dalam tes penalaran standar. Lalu, bagaimana mungkin negara yang lebih dikenal dengan cadangan minyaknya bisa tiba-tiba muncul sebagai penantang serius dalam perlombaan AI global?

Photo: AP - Presentasi Model AI K2 Think di Uni Emirat Arab

K2 Think dirilis pada Selasa, 9 September 2025, dan langsung membuat gelombang di komunitas AI internasional. Menurut Institute of Foundation Models (IFM), lab AI Emirat yang berada di balik pengembangan model ini, K2 Think unggul dalam berbagai benchmark standar yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan model AI. Yang lebih mengejutkan lagi, klaim mereka menyatakan bahwa model ini memimpin “semua model open source dalam performa matematika” – area yang selama ini didominasi oleh model-model besar seperti DeepSeek V3.

Strategi yang digunakan oleh lab Emirat ini sebenarnya tidak sepenuhnya baru. Mereka mengadopsi pendekatan serupa dengan yang dilakukan DeepSeek awal tahun ini – menawarkan efisiensi komputasi yang optimal dengan biaya lebih rendah namun dengan kemampuan yang setara atau bahkan lebih baik. Tapi yang membedakan adalah komitmen transparansi mereka. IFM tidak hanya open source modelnya, tetapi seluruh proses pengembangan, termasuk kode pelatihan, dataset, dan checkpoint model.

Efisiensi yang Mengubah Permainan

Mari kita lihat angka-angkanya. DeepSeek R1 memiliki 671 miliar parameter (dengan 37 miliar aktif), sementara model terbaru Meta Llama 4 berkisar dari 17 hingga 288 miliar parameter aktif. OpenAI bahkan tidak membagikan jumlah parameter model mereka. Di tengah perlombaan parameter ini, K2 Think datang dengan hanya 32 miliar parameter namun mengklaim kemampuan yang setara bahkan lebih unggul dalam penalaran.

Peng Xiao, anggota dewan Abu Dhabi’s AI and Advanced Technology Council dan CEO G42 (perusahaan yang ikut meluncurkan K2 Think), menyatakan bahwa pencapaian ini menandai dimulainya gelombang inovasi AI berikutnya. “Dengan membuktikan bahwa model yang lebih kecil dan lebih efisien sumber dayanya dapat menyaingi sistem penalaran terbesar, pencapaian ini membuka babak baru dalam inovasi AI,” ujarnya dalam siaran pers.

G42 sendiri bukan nama asing di dunia AI global. Perusahaan ini sebelumnya membuat headlines karena kesepakatan pusat data senilai miliaran dolar dengan pemerintahan Trump awal tahun ini – kesepakatan yang kemudian menghadapi berbagai kekhawatiran keamanan nasional. Kini, dengan K2 Think, mereka kembali menunjukkan ambisi besar di kancah AI global.

Ambisi Besar Uni Emirat Arab di AI

Peluncuran K2 Think bukanlah insiden terisolasi. Uni Emirat Arab serius dengan investasi AI mereka. Antara Juni 2023 dan Juni 2024 saja, negara ini mencatat 672 perusahaan AI baru – menjadikannya kluster AI dengan pertumbuhan tercepat di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Lab di balik K2 Think didirikan oleh Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence yang berkantor pusat di Abu Dhabi dengan dua pusat penelitian di Silicon Valley dan Paris. Universitas ini didirikan beberapa tahun lalu sebagai bagian dari strategi overhaul AI pemerintah Emirat yang disebut Artificial Intelligence 2031. Presiden universitasnya adalah peneliti Amerika kelahiran China, Dr. Eric Xing.

Investasi Emirat di AI juga telah menguntungkan perusahaan-perusahaan Amerika. Dana AI negara Abu Dhabi MGX, yang diketuai oleh penasihat keamanan nasional UAE, adalah partner pendiri Project Stargate Trump. Dana ini sebelumnya juga berinvestasi di OpenAI. Trump bahkan mengumumkan pada Mei bahwa Abu Dhabi dan Washington bermitra untuk menciptakan kluster pusat data AI terbesar di luar AS – dibangun dan dioperasikan oleh G42 dengan bantuan Nvidia, OpenAI, Cisco, Oracle, dan Softbank Jepang.

Namun, seperti yang terjadi dengan persetujuan Grok xAI oleh pemerintah AS, kesepakatan ini juga menghadapi pengawasan regulator AS terkait kekhawatiran keamanan, terutama mengenai hubungan UAE dengan China. Perusahaan teknologi dan AI China seperti Huawei dan Alibaba telah memperluas pengaruh mereka di UAE dan Timur Tengah secara keseluruhan.

AI sebagai Pengganti Minyak di Timur Tengah

Taruhan besar Emirat pada AI didorong oleh keinginan untuk mendiversifikasi investasi dan mengurangi ketergantungan ekonomi pada bahan bakar fosil seperti minyak dan gas. Tren ini juga terlihat di dunia Arab lainnya, khususnya di negara-negara Teluk yang kaya minyak.

Arab Saudi menciptakan dana investasi AI senilai $100 miliar tahun lalu sebagai bagian dari upaya mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak pada 2030. Saudi Arabian DataVolt bahkan berencana menginvestasikan $20 miliar di pusat data AI dan infrastruktur energi di Amerika Serikat. Di tempat lain di Teluk, Qatar Investment Authority menjadi investor signifikan dalam perusahaan AI Amerika Anthropic dalam putaran pendanaan $13 miliar pekan lalu.

Persaingan ini menunjukkan bahwa semakin banyak negara yang ingin bergabung dalam pertempuran untuk dominasi AI global yang saat ini didominasi oleh perusahaan Amerika dan China. Di Asia, Singapura muncul sebagai kekuatan yang berkembang dengan pengawasan regulasi yang ramah AI yang telah memicu peluncuran hub inovasi AI dari raksasa teknologi seperti Microsoft. Di Eropa, Prancis melakukan langkah besar di AI dengan startup Mistral yang baru saja mengamankan investasi $1,5 miliar dari pembuat semikonduktor Belanda ASML.

Lalu bagaimana dengan masa depan K2 Think? Menurut laporan WIRED, rencana jangka panjang adalah mengintegrasikan K2 Think ke dalam LLM penuh dalam beberapa bulan mendatang. Ini bisa menjadi game changer yang sebenarnya – model yang efisien dengan kemampuan setara model besar, tersedia secara open source, dan dikembangkan dengan transparansi penuh.

Dalam dunia di mana isu etika dan transparansi AI semakin mengemuka, pendekatan IFM mungkin justru menjadi kunci kesuksesan mereka. Ketika perusahaan lain berjuang dengan masalah hak cipta dan kekhawatiran transparansi, model yang sepenuhnya open source dengan proses pengembangan yang terbuka bisa menjadi daya tarik utama bagi peneliti dan pengembang di seluruh dunia.

Jadi, apakah K2 Think benar-benar bisa mengganggu dominasi AS dan China di AI? Jawabannya mungkin terletak pada apakah komunitas global akan mengadopsi model ini secara luas. Tapi satu hal yang pasti: perlombaan AI global baru saja mendapatkan pemain baru yang serius, dan kali ini datang dari tempat yang mungkin tidak Anda duga.

Apple Perpanjang Gratis Fitur Satelit iPhone 14 & 15 Hingga 2025

0

Telset.id – Apakah Anda termasuk pengguna iPhone 14 atau 15 yang khawatir kehilangan akses ke fitur satelit andalan? Kabar baik datang dari Apple. Perusahaan asal Cupertino itu secara diam-diam mengumumkan perpanjangan gratis layanan satelit untuk pemilik kedua model tersebut hingga tahun 2025. Ini menjadi kali ketiga Apple memperpanjang masa trial sejak fitur Emergency SOS via satellite pertama kali diluncurkan bersama iPhone 14.

Dalam rilis pers iPhone 17 yang mungkin luput dari perhatian banyak orang, Apple menyelipkan kabar gembira ini. “Masa trial gratis akan diperpanjang untuk pengguna iPhone 14 dan iPhone 15 yang mengaktifkan perangkat mereka di negara yang mendukung fitur satelit Apple sebelum pukul 12 AM PT pada 9 September 2025,” bunyi pernyataan resmi perusahaan. Keputusan ini tentu membuat banyak pengguna lega, mengingat fitur satelit telah menjadi salah satu nilai tambah penting bagi pengguna yang sering beraktivitas di area terpencil.

Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua negara mendapatkan keistimewaan ini. Halaman dukungan Apple secara eksplisit menyebutkan bahwa Armenia, Belarus, China daratan, Hong Kong, Makau, Kyrgyzstan, Kazakhstan, dan Rusia tidak termasuk dalam daftar negara yang didukung. Bagi pengguna di Indonesia, kabar ini tentu menyenangkan mengingat fitur konektivitas satelit semakin penting untuk berbagai keperluan darurat.

Ilustrasi iPhone dengan koneksi satelit

Fitur off-grid Apple memang telah mengalami evolusi signifikan sejak pertama kali diperkenalkan pada 2022. Awalnya hanya tersedia Emergency SOS via satellite, namun dengan iOS 18, fitur ini berkembang mencakup Messages via satellite, akses Find My, dan bahkan bantuan darurat jalan raya. Semua fitur ini bekerja melalui kemitraan eksklusif dengan Globalstar, perusahaan satelit yang menjadi tulang punggung layanan ini.

Lalu, mengapa Apple terus-menerus memperpanjang masa gratis ini? Seorang pengguna Reddit dengan nama akun u/rotates-potatoes mengemukakan teori yang cukup masuk akal setelah pengumuman perpanjangan tahun lalu. “Saya tidak bisa membayangkan Apple akan pernah menagih biaya untuk