Beranda blog Halaman 206

Speaker Mewah Bang & Olufsen Pakai Marmer Italia, Harganya Bikin Melongo!

0

Jika Anda mencari speaker yang tak hanya memukau dari segi audio, tetapi juga desainnya, Bang & Olufsen punya jawabannya. Produsen audio mewah asal Denmark ini baru saja meluncurkan kolaborasi eksklusif dengan Antolini, perusahaan marmer dan granit ternama asal Italia. Hasilnya? Beosound Balance Natura, speaker premium dengan pijakan marmer yang tak hanya cantik, tetapi juga fungsional.

Desain Elegan dengan Sentuhan Alam

Bang & Olufsen tak main-main dalam memilih material untuk speaker terbarunya. Mereka menggandeng Antolini, yang dikenal dengan marmer dan batu alam berkualitas tinggi, untuk menciptakan pijakan speaker yang sekaligus menjadi elemen estetika dan fungsional. Menurut perusahaan, pijakan marmer ini tidak sekadar mempercantik penampilan, tetapi juga membantu mengoptimalkan ketinggian speaker untuk pengalaman mendengar yang lebih baik.

Anda bisa memilih berbagai varian batu alam untuk speaker ini, termasuk:

  • Kuarsa alami
  • Kayu yang telah membatu (petrified wood)
  • Kayu fosil (fossilized wood)

Setiap material menawarkan tingkat transparansi dan kedalaman warna yang berbeda, tetapi semuanya dilengkapi dengan cincin aluminium anodisasi sebagai penghubung antara pijakan dan bodi speaker.

Lebih dari Sekadar Speaker Biasa

Beosound Balance Natura bukan satu-satunya produk yang dipamerkan Bang & Olufsen di Milan Design Week. Perusahaan ini juga memperkenalkan:

  • Beovision Theatre, TV 55 inci yang dikustomisasi
  • Pasangan speaker Beolab 28 dengan Amazon quartite dari Antolini

Semua produk ini dibuat berdasarkan pesanan (made to order) dengan harga yang hanya bisa diketahui setelah permintaan penawaran. Ini menunjukkan segmen pasar yang dituju Bang & Olufsen – kalangan premium yang tak terlalu mempertimbangkan harga.

Sebagai gambaran, versi dasar Beosound Balance tanpa pijakan marmer saja sudah dibanderol seharga $3,300 atau sekitar Rp52 juta. Dengan tambahan marmer eksklusif dari Antolini, bisa dibayangkan berapa harga akhir produk ini.

Fungsi dan Gaya dalam Satu Paket

Kolaborasi antara Bang & Olufsen dan Antolini ini menunjukkan bagaimana perangkat audio modern tidak lagi sekadar tentang kualitas suara. Desain dan material premium menjadi nilai tambah yang semakin penting, terutama untuk segmen pasar high-end.

Speaker dengan pijakan marmer mungkin bukan untuk semua orang, tetapi bagi mereka yang menginginkan perpaduan sempurna antara teknologi audio mutakhir dan desain interior mewah, Beosound Balance Natura layak dipertimbangkan – jika budget Anda memungkinkan.

Amazon Siap Luncurkan Proyek Kuiper, Saingan Starlink!

0

Amazon akhirnya siap meluncurkan proyek ambisiusnya, Project Kuiper, sebagai pesaing utama layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk. Setelah serangkaian uji coba sukses, perusahaan raksasa teknologi ini akan mengirim 27 satelit pertama ke orbit rendah bumi (LEO) pada 9 April mendatang. Peluncuran ini menandai babak baru dalam persaingan sengit di industri internet berbasis satelit.

Peluncuran Pertama: Langkah Awal yang Krusial

Satelit-satelit Project Kuiper akan diluncurkan menggunakan roket Atlas V milik United Launch Alliance (ULA) dari Cape Canaveral. Ini menjadi misi dengan muatan terberat yang pernah diangkut oleh Atlas V, dilengkapi lima pendorong roket padat tambahan dan fairing setinggi 77 kaki. Amazon berencana memulai layanan internet berkecepatan tinggi “pada akhir tahun ini,” dengan harga terminal di bawah $400.

Uji coba sebelumnya pada Oktober 2023 menunjukkan hasil menjanjikan—dua satelit prototipe berhasil mengirim dan menerima data dengan kecepatan hingga 100 gigabit per detik. Desember lalu, Amazon menambahkan jaringan laser berkecepatan tinggi yang diklaim mampu memindahkan data 30% lebih cepat dibanding kabel serat optik konvensional.

Spesifikasi Teknis yang Menjanjikan

Jaringan Project Kuiper akan terdiri dari 3.200 satelit yang diluncurkan bekerja sama dengan ULA, Arianespace, Blue Origin, dan bahkan SpaceX. Beberapa keunggulan yang ditawarkan:

  • Kecepatan internet hingga 1Gbps dengan dish besar
  • Dish kompak berukuran 7 inci dengan kecepatan 100Mbps
  • Satelit dilapisi film cermin dielektrik untuk mengurangi pantulan cahaya
  • Orbit pada ketinggian 392 mil dengan kecepatan 17.000 mph

Dibanding Starlink yang sudah mengoperasikan lebih dari 7.000 satelit, Project Kuiper memang masih berada di tahap awal. Namun, Amazon yakin dengan pendekatan bertahap mereka. “Ini baru permulaan perjalanan kami,” ujar Rajeev Badyal, Wakil Presiden Project Kuiper.

Tantangan dan Risiko di Depan Mata

Meski optimis, Amazon menyadari risiko misi pertama ini. “Ada hal-hal yang hanya bisa dipelajari saat penerbangan nyata,” tambah Badyal. Tantangan utama termasuk:

  1. Uji coba desain satelit final pertama kali
  2. Pelepasan banyak satelit sekaligus
  3. Integrasi dengan jaringan laser antar-satelit

Dengan rencana peluncuran intensif dalam beberapa tahun mendatang, Project Kuiper siap mengubah lanskap internet global. Pertanyaannya sekarang: bisakah Amazon mengejar ketertinggalan dari Starlink yang sudah lebih dulu menguasai pasar?

Samsung Quad-Foldable: Inovasi atau Terlalu Berlebihan?

0

Bayangkan sebuah smartphone yang bisa dilipat hingga empat kali. Konsep yang terdengar seperti fiksi ilmiah ini ternyata sedang dipertimbangkan oleh Samsung, raksasa teknologi asal Korea Selatan. Namun, pertanyaannya: apakah kita benar-benar membutuhkannya?

Samsung dan Obsesi dengan Layar Lipat

Samsung telah lama dikenal sebagai pionir dalam inovasi layar. Dari layar lipat biasa hingga konsep “stretchable display”, perusahaan ini terus mendorong batas teknologi. Kini, paten terbaru mereka mengungkap rencana untuk mengembangkan ponsel dengan layar quad-foldable—yang bisa dilipat di empat titik berbeda.

Namun, sebelum kita terbuai oleh konsep futuristik ini, mari kita tanyakan: apakah quad-foldable benar-benar solusi untuk masalah yang ada, atau sekadar eksperimen teknologi yang berlebihan?

Tri-Foldable Pertama: Huawei Mate XT

Sebelum quad-foldable menjadi kenyataan, Huawei telah meluncurkan Mate XT, ponsel tri-foldable pertama di dunia. Dengan harga sekitar $3.500, perangkat ini jelas bukan untuk semua orang. Jika tri-foldable saja sudah mahal, bagaimana dengan quad-foldable yang pasti lebih kompleks dan lebih mahal?

Prospek Quad-Foldable: Tantangan dan Realita

Ada beberapa alasan mengapa quad-foldable mungkin belum saatnya diluncurkan:

  • Ketebalan dan Portabilitas: Dengan empat lipatan, ponsel ini akan jauh lebih tebal dan kurang praktis dibawa.
  • Harga Tinggi: Biaya produksi yang mahal akan membuat harganya melambung, mungkin melebihi $4.000.
  • Pasar yang Masih Niche: Foldable saat ini masih ditujukan untuk segmen tertentu, seperti profesional yang membutuhkan perangkat multifungsi.

Masa Depan Inovasi Samsung

Samsung tampaknya lebih fokus pada pengembangan Galaxy Z Fold 7 dan Z Flip 7 untuk saat ini. Quad-foldable mungkin masih menjadi konsep yang disimpan untuk masa depan, terutama jika tri-foldable sukses di pasaran.

Namun, satu hal yang pasti: Samsung terus berinovasi untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Dengan kompetitor seperti Huawei dan Motorola yang semakin agresif, quad-foldable bisa menjadi senjata rahasia mereka—meski belum dalam waktu dekat.

Sony Xperia 1 VII: Masih Relevankah di Tengah Persaingan Ketat?

0

Dunia smartphone terus bergerak cepat, dan Sony kembali mencoba mempertahankan eksistensinya dengan Xperia 1 VII. Namun, di tengah persaingan yang semakin ketat, pertanyaan besar muncul: apakah kita benar-benar membutuhkannya?

Sejarah Singkat Xperia: Dari Inovasi Hingga Ketidakpastian

Xperia pernah menjadi nama yang disegani di industri smartphone. Mulai dari era Xperia Play yang legendaris hingga seri Z dengan layar 4K pertamanya, Sony selalu membawa sesuatu yang unik. Namun, setelah rebranding pada 2019 menjadi Xperia 1, 5, dan 10, jalan mereka terasa semakin berliku.

Dulu, Xperia dikenal dengan rasio layar 21:9 yang khas dan fitur kamera profesional. Tapi, apakah keunikan itu cukup untuk bertahan di pasar yang didominasi oleh Samsung, Apple, dan merek China yang agresif?

Masalah Utama Xperia: Harga, Jadwal Rilis, dan Pengalaman Pengguna

Xperia 1 VII dikabarkan akan dibanderol dengan harga $1.399—angka yang sangat tinggi untuk sebuah smartphone. Padahal, harga bukan satu-satunya masalah. Sony juga kerap terlambat dalam merilis produk setelah pengumuman, seperti Xperia 1 Mark III yang butuh empat bulan untuk sampai ke tangan konsumen.

Belum lagi masalah pengalaman pengguna. Meski dibekali hardware canggih, banyak pengguna mengeluhkan bug software, sensor fingerprint yang bermasalah, dan antarmuka yang kurang intuitif. Untuk harga segitu, hal-hal seperti ini seharusnya tidak terjadi.

Xperia 1 VII: Kembalinya Layar 4K dan Kamera Kontinu Zoom

Bocoran terbaru menunjukkan Xperia 1 VII akan membawa kembali layar 4K, setelah generasi sebelumnya “turun kelas” ke resolusi 1080p. Namun, apakah ini langkah tepat? Beberapa pengamat justru menyarankan QHD sebagai solusi yang lebih seimbang antara kualitas dan efisiensi baterai.

Di sisi kamera, Sony mempertahankan sistem zoom kontinu dengan focal length setara 70-200mm (3.5X-8.3X). Fitur ini terdengar menjanjikan di atas kertas, tapi dalam pengujian nyata, performanya sering kali kalah dari lensa telefoto tetap.

Dukungan Software: Masih Tertinggal Jauh

Sementara Samsung dan Google menawarkan update software hingga tujuh tahun, Sony hanya berkomitmen memberikan dua pembaruan OS dan tiga tahun patch keamanan. Di era dimana keamanan dan dukungan jangka panjang menjadi prioritas, kebijakan Sony ini jelas kurang kompetitif.

Apakah Xperia Masih Layak Dipertahankan?

Sebagai penggemar teknologi, kehadiran merek seperti Xperia selalu menyegarkan. Tapi realitanya, Sony tampaknya terjebak antara mempertahankan identitas uniknya atau mengikuti arus mainstream—dan gagal di kedua sisi.

Dengan penjualan yang terus merosot (turun 40% tahun lalu menurut IDC), mungkin sudah waktunya bagi Sony untuk fokus pada bidang lain dimana mereka lebih unggul, seperti kamera profesional, TV OLED, atau PlayStation.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Xperia masih layak dipertahankan, atau sudah saatnya Sony mengucapkan selamat tinggal pada dunia smartphone?

Kustomisasi Layar Kunci Android: Tips Praktis untuk Gaya & Keamanan

0

Layar kunci Android bukan sekadar penghalang akses—ia adalah kanvas personalisasi pertama yang Anda lihat setiap kali menyalakan ponsel. Dari teks kustom hingga metode buka yang cerdas, fitur ini menawarkan lebih dari yang Anda bayangkan. Berikut panduan lengkap untuk mengoptimalkannya, menggabungkan estetika, fungsionalitas, dan keamanan.

1. Tambahkan Sentuhan Personal dengan Teks Kustom

Ingin menampilkan nomor darurat atau kutipan favorit? Android memungkinkan Anda menambahkan teks pada layar kunci melalui Settings > Display & touch > Lock screen > Add text on lock screen. Fitur ini berguna jika ponsel hilang—siapa pun yang menemukannya bisa langsung menghubungi Anda.

2. Akses Cepat dengan Shortcut Praktis

Percepat akses ke kamera atau senter tanpa membuka ponsel. Atur shortcut di Settings > Display & touch > Lock screen > Shortcuts. Pilih fungsi seperti Camera atau Flashlight untuk tombol kiri/kanan. Ideal untuk situasi darurat atau momen spontan yang perlu dokumentasi cepat.

3. Pilih Metode Buka yang Sesuai Kebutuhan

Dari gesek sederhana hingga keamanan biometrik, Android menawarkan beragam opsi:

  • Swipe: Paling dasar, minim keamanan.
  • Pattern/PIN/Password: Tingkatkan proteksi dengan kombinasi unik.
  • Fingerprint: Cepat dan aman, bisa mendaftarkan beberapa sidik jari.

Akses melalui Settings > Security & privacy > Screen lock. Pro tip: Hindari pola sederhana seperti “L” atau “Z”—mudah ditebak!

4. Aktifkan “Find My Device” untuk Jaga-jaga

Fitur ini menjadi penyelamat jika ponsel hilang. Aktifkan di Settings > Security & privacy > Device finders > Find My Device. Dengan ini, Anda bisa:

  • Melacak lokasi ponsel via google.com/android/find.
  • Mengunci atau menghapus data remotely.
  • Memainkan suara meskipun dalam mode senyap.

Pastikan location services selalu aktif untuk hasil optimal.

5. Eksplor Aplikasi Pihak Ketiga untuk Tampilan Unik

Jika opsi bawaan kurang memuaskan, coba aplikasi seperti Solo Locker. Fitur unggulannya:

  • Kustomisasi tema dan wallpaper dinamis.
  • Opsi buka layar dengan foto pribadi sebagai “password”.
  • Antarmuka yang lebih interaktif dibanding standar Android.

Namun, hati-hati dengan izin akses—pastikan aplikasi berasal dari developer tepercaya di Google Play Store.

Dengan tips di atas, layar kunci Android Anda tak hanya aman, tapi juga menjadi ekspresi gaya personal. Selamat mencoba!

Cara Mudah Matikan Screen Lock di Android, Tapi Hati-Hati Risikonya

0

Pernah merasa ribet karena harus membuka kunci layar Android setiap kali ingin menggunakannya? Memang, fitur screen lock seperti PIN, pola, atau sidik jari memberikan keamanan ekstra. Tapi, jika Anda lebih mengutamakan kepraktisan, Anda bisa mematikannya dengan mudah. Namun, sebelum melakukannya, pahami dulu risikonya.

Langkah-Langkah Menonaktifkan Screen Lock di Android

Proses mematikan screen lock di Android cukup sederhana, meski mungkin sedikit berbeda tergantung merek dan versi sistem operasi yang digunakan. Berikut panduannya:

  1. Buka Pengaturan (Settings) di perangkat Anda.
  2. Cari dan pilih Keamanan & Privasi (Security & Privacy). Jika tidak ada, cari opsi serupa seperti Keamanan (Security) atau Keamanan & Lokasi (Security & Location).
  3. Pilih Buka Kunci Perangkat (Device Unlock) > Kunci Layar (Screen Lock).
  4. Masukkan PIN, pola, atau kata sandi yang sedang aktif.
  5. Pilih opsi Tidak Ada (None) > Hapus (Delete).
  6. Baca peringatan yang muncul dan konfirmasi jika Anda yakin.

Setelah itu, perangkat Anda tidak akan lagi meminta autentikasi saat dinyalakan atau dibuka. Praktis, bukan? Tapi tunggu dulu—sebelum Anda memutuskan untuk menghilangkan screen lock, pertimbangkan baik-baik risikonya.

Khusus Pengguna Samsung Galaxy

Jika Anda menggunakan perangkat Samsung Galaxy, langkah-langkahnya sedikit berbeda:

  1. Buka Pengaturan (Settings).
  2. Pilih Layar Kunci & Always On Display (Lock Screen & AOD).
  3. Ketuk Tipe Kunci Layar (Screen Lock Type).
  4. Masukkan PIN atau kata sandi saat ini, lalu pilih Lanjutkan (Continue).
  5. Pilih Tidak Ada (None).
  6. Jika muncul peringatan, konfirmasi dengan mengetuk Hapus Data (Remove Data) untuk menghapus data biometrik.

Risiko Mematikan Screen Lock

Meskipun menghilangkan screen lock membuat akses ke ponsel lebih cepat, ini juga berarti siapa pun bisa membuka perangkat Anda dengan mudah. Bayangkan jika ponsel Anda hilang atau dicuri—semua data pribadi, mulai dari pesan, email, hingga foto, bisa diakses tanpa hambatan.

Screen lock ibarat pintu rumah yang terkunci. Tanpanya, Anda membiarkan semua orang masuk dengan bebas. Jika Anda sering merasa kesal karena harus memasukkan PIN atau pola, pertimbangkan alternatif yang lebih aman seperti:

  • Pemindai Sidik Jari (Fingerprint Scanner) – Cepat dan tidak perlu mengingat kata sandi.
  • Pengenalan Wajah (Face Unlock) – Hanya dengan melihat kamera, ponsel langsung terbuka.

Dengan opsi ini, Anda tetap mendapatkan keamanan tanpa harus mengorbankan kenyamanan.

Kesimpulan

Mematikan screen lock di Android memang mudah, tapi pertimbangkan baik-baik konsekuensinya. Jika Anda benar-benar ingin melakukannya, pastikan perangkat Anda selalu dalam pengawasan. Atau, gunakan metode autentikasi yang lebih praktis seperti sidik jari atau pengenalan wajah untuk keseimbangan antara keamanan dan kemudahan.

Jadi, masih ingin menghilangkan screen lock? Pikirkan lagi sebelum mengambil keputusan!

Touch Screen Error? Ini Solusi Cepat yang Bisa Anda Coba

0

Pernahkah Anda merasa frustasi ketika layar sentuh ponsel atau tablet tiba-tiba tidak merespons? Masalah ini bisa sangat menjengkelkan, terutama karena hampir semua interaksi dengan perangkat bergantung pada layar sentuh. Namun, sebelum Anda buru-buru membawanya ke tukang servis, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dicoba untuk memperbaiki masalah ini.

Mulai dari yang Paling Sederhana: Restart Perangkat

Langkah pertama dan paling dasar adalah merestart perangkat Anda. Meskipun terdengar sepele, banyak masalah teknis—termasuk layar sentuh yang tidak responsif—bisa teratasi hanya dengan reboot. Proses ini membersihkan memori sementara dan menghentikan aplikasi yang mungkin bermasalah.

Bersihkan Layar dengan Hati-Hati

Kotoran, minyak, atau debu yang menumpuk di layar bisa mengganggu sensitivitas sentuhan. Gunakan kain microfiber yang lembut untuk membersihkannya. Hindari penggunaan tisu basah yang mengandung alkohol karena bisa merusak lapisan pelindung layar. Jika Anda menggunakan pelindung layar, coba lepas sementara untuk memastikan bukan itu sumber masalahnya.

Periksa Kelembaban dan Suhu

Layar sentuh bisa bermasalah jika perangkat terkena air atau berada di lingkungan yang terlalu lembab. Jika ponsel Anda basah, segera matikan dan keringkan dengan hati-hati. Jangan gunakan pengering rambut karena panas berlebihan bisa merusak komponen internal.

Coba Mode Aman untuk Mengisolasi Masalah

Jika layar masih bermasalah, coba nyalakan perangkat dalam mode aman (Safe Mode). Mode ini menonaktifkan semua aplikasi pihak ketiga, sehingga Anda bisa memeriksa apakah masalah berasal dari aplikasi tertentu. Jika layar berfungsi normal di mode aman, berarti ada aplikasi yang perlu di-uninstall.

Periksa Driver dan Pembaruan Sistem

Untuk pengguna Windows, pastikan driver layar sentuh sudah diperbarui. Jika masalah muncul setelah pembaruan terakhir, coba roll back ke versi driver sebelumnya. Di Android atau iOS, periksa apakah sistem operasi sudah up-to-date.

Kapan Harus ke Tukang Servis?

Jika semua langkah di atas sudah dicoba dan layar tetap tidak berfungsi, kemungkinan besar ada kerusakan hardware seperti digitizer yang longgar atau rusak. Pada tahap ini, membawa perangkat ke profesional adalah pilihan terbaik.

Dengan mencoba solusi-solusi di atas, Anda bisa menghemat waktu dan biaya sebelum memutuskan untuk memperbaiki atau mengganti perangkat. Selamat mencoba!

Cara Mudah Jadikan SD Card sebagai Penyimpanan Utama di Android

0

Pernah merasa ponsel Android Anda kehabisan ruang penyimpanan? Padahal, ada SD card yang belum dimanfaatkan secara optimal. Jika Anda ingin mengalihkan beban penyimpanan ke SD card, langkah-langkah berikut bisa menjadi solusi praktis. Dengan mengonfigurasi SD card sebagai penyimpanan internal, Anda bisa menginstal aplikasi langsung ke kartu tersebut dan menghindari kekurangan ruang di memori utama.

Langkah-Langkah Mengatur SD Card sebagai Penyimpanan Utama

Proses ini memerlukan Android versi 6 atau lebih baru. Namun, perlu diingat bahwa beberapa produsen ponsel mungkin menonaktifkan fitur ini. Jika ponsel Anda mendukung, ikuti panduan berikut:

  1. Masukkan SD card ke perangkat Anda. Slot SD card bisa berada di samping ponsel atau berbagi tempat dengan slot SIM.
  2. Buka Settings > Storage. Pilih SD card dari bagian Portable Storage. Jika belum diformat, Anda akan diminta melakukannya terlebih dahulu.
  3. Ketuk ikon tiga titik di pojok kanan atas. Pilih Storage settings.
  4. Pilih Format as internal. Konfirmasi dengan mengetuk Format SD card. Perlu diingat, proses ini akan menghapus semua data di SD card, jadi pastikan Anda telah mencadangkan file penting.
  5. Setelah selesai, ketuk Move content > Done. Sekarang, SD card Anda siap digunakan sebagai penyimpanan internal.

Mengapa Memilih SD Card sebagai Penyimpanan Internal?

Fitur ini sangat berguna bagi pengguna perangkat dengan kapasitas penyimpanan terbatas. Dengan SD card berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi, Anda bisa mengunduh lebih banyak aplikasi, menyimpan foto dan video tanpa khawatir kehabisan ruang, bahkan meningkatkan performa perangkat.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. SD card umumnya lebih lambat dibandingkan penyimpanan internal bawaan. Jika kartu yang digunakan terlalu lambat, beberapa aplikasi mungkin tidak berjalan optimal. Selain itu, proses penyimpanan dan pembukaan file bisa memakan waktu lebih lama.

Mengapa Fitur Ini Tidak Tersedia di Perangkat Saya?

Jika opsi Format as internal tidak muncul, kemungkinan besar produsen ponsel Anda menonaktifkannya. Beberapa alasan umum termasuk:

  • Perangkat tidak memiliki slot SD card.
  • Produsen ingin menghindari pengalaman buruk akibat penggunaan SD card lambat.
  • Versi Android di bawah 6 tidak mendukung fitur ini.

Jika SD card tidak terbaca sama sekali, coba periksa apakah kartu rusak atau perangkat perlu diperbarui. Meski tidak bisa dijadikan penyimpanan internal, Anda tetap bisa memindahkan aplikasi dan file secara manual ke SD card.

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar SD Card di Android

Bagaimana cara mengakses file di SD card?

Buka aplikasi Files, lalu gulir ke bagian All storage untuk melihat opsi penyimpanan.

Bisakah foto yang terhapus di SD card dipulihkan?

Ya, dengan aplikasi seperti DiskDigger. Namun, proses ini memerlukan akses root.

Bagaimana memindahkan file ke SD card?

Pilih file di aplikasi Files, tekan lama, ketuk tiga titik > Move to, lalu pilih SD card sebagai tujuan.

Cara Efektif Pantau & Batasi Screen Time di Android

0

Di era digital seperti sekarang, waktu yang dihabiskan untuk menatap layar smartphone bisa dengan mudah lepas kendali. Baik untuk diri sendiri maupun anak-anak, mengelola screen time menjadi kebutuhan yang tak bisa diabaikan. Kabar baiknya, Android telah menyediakan sejumlah fitur canggih dalam Digital Wellbeing untuk membantu Anda memantau dan membatasi penggunaan ponsel.

Mengaktifkan Digital Wellbeing untuk Lacak Screen Time

Fitur Digital Wellbeing di Android (versi 10 ke atas) memungkinkan Anda memonitor berapa lama waktu yang dihabiskan untuk setiap aplikasi, notifikasi yang masuk, hingga frekuensi membuka kunci ponsel. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Buka Pengaturan > Digital Wellbeing dan kontrol orang tua.
  2. Ketuk ikon tiga titik di pojok kanan atas, lalu pilih Pengaturan atau Kelola data Anda (tergantung perangkat).
  3. Pilih Akses data penggunaan > Pengaturan > Izinkan akses.

Setelah diaktifkan, Anda bisa melihat laporan mingguan yang merinci penggunaan aplikasi dan rata-rata screen time harian. Fitur ini juga tersedia dalam bentuk shortcut aplikasi jika Anda mengaktifkan opsi Tampilkan Digital Wellbeing di layar aplikasi.

Atur Timer Aplikasi untuk Kendalikan Kebiasaan

Jika Anda atau anak kerap terjebak dalam pusaran media sosial atau game, fitur App Timer bisa menjadi solusi. Dengan membatasi waktu penggunaan aplikasi tertentu, Anda bisa mengurangi ketergantungan secara bertahap. Caranya:

  • Masuk ke Pengaturan > Digital Wellbeing > Timer aplikasi.
  • Pilih aplikasi yang ingin dibatasi, lalu ketuk Atur timer.
  • Tentukan durasi harian dan hari penerapan timer, lalu simpan.

Begitu waktu habis, aplikasi akan terkunci hingga hari berikutnya—cara efektif untuk meminimalkan distraksi.

Mode Tidur: Kurangi Gangguan di Malam Hari

Untuk membantu Anda lebih rileks sebelum tidur, Android menyediakan Mode Tidur (Sleep Mode) yang bisa dijadwalkan otomatis. Fitur ini akan meredupkan layar, mengaktifkan dark mode, dan membatasi notifikasi. Pengaturannya mudah:

  1. Buka Digital Wellbeing > Mode Tidur.
  2. Atur jadwal (misalnya pukul 22.00–06.00) dan pilih hari aktif.
  3. Aktifkan opsi seperti Do Not Disturb atau Eye Comfort Shield untuk mengurangi cahaya biru.

Kontrol Orang Tua: Awasi Penggunaan Anak

Bagi orang tua, fitur Kontrol Orang Tua dalam Digital Wellbeing memungkinkan Anda memantau aktivitas anak sekaligus membatasi konten tidak sesuai. Berikut panduannya:

  • Buka Pengaturan > Digital Wellbeing > Kontrol Orang Tua.
  • Pilih akun anak, lalu ikuti petunjuk untuk menghubungkannya dengan akun Google Anda.
  • Setel batasan aplikasi, filter web, dan waktu penggunaan harian.

Dengan fitur ini, Anda bisa memastikan anak tidak kecanduan gawai sambil tetap memberi ruang untuk belajar dan bersosialisasi.

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Screen Time

Bagaimana mereset data screen time?

Nonaktifkan Izinkan akses di menu Pengaturan Digital Wellbeing. Data akan terhapus dalam 24 jam.

Apakah fitur ini tersedia di iPhone?

Ya, iOS memiliki Screen Time dengan fungsi serupa, termasuk pembatasan aplikasi dan laporan penggunaan.

Google Siapkan Gemini for Kids, Asisten AI Ramah Anak!

0

Google dikabarkan tengah bersiap meluncurkan versi khusus dari asisten AI mereka, Gemini, yang dirancang khusus untuk anak-anak. Diberi nama Gemini for Kids, layanan ini diprediksi akan menjadi solusi digital bagi orang tua yang ingin memberikan akses aman ke teknologi kecerdasan buatan untuk buah hati mereka.

Gemini for Kids: Lebih dari Sekadar Chatbot Biasa

Berdasarkan temuan terbaru dari tim Android Authority, kode dalam aplikasi Google versi terbaru (v16.12.39) mengungkap keberadaan string yang secara eksplisit menyebutkan ‘Gemini untuk anak-anak.’ Tidak hanya itu, string tersebut juga mengisyaratkan berbagai fitur menarik yang akan ditawarkan:

  • Pembuatan cerita interaktif
  • Bantuan mengerjakan pekerjaan rumah
  • Fitur tanya jawab yang disesuaikan
  • Kemungkinan adanya permainan edukatif

Yang menarik, meski mempertahankan fitur inti Gemini biasa, versi anak-anak ini diprediksi akan dilengkapi dengan sistem filter konten yang lebih ketat dan berbagai opsi kontrol orang tua.

Keamanan dan Perlindungan Data: Prioritas Utama

Google tampaknya sangat serius dalam menyiapkan perlindungan untuk pengguna muda mereka. Beberapa indikator menunjukkan:

  1. Kebijakan penanganan data khusus untuk akun anak-anak
  2. Filter keamanan tambahan yang lebih komprehensif
  3. Kemungkinan adanya batasan waktu penggunaan

Perlu dicatat bahwa kebijakan konten Gemini saat ini sudah termasuk perlindungan default untuk akun remaja. Dengan versi anak-anak ini, proteksi tersebut diprediksi akan ditingkatkan secara signifikan.

Tantangan Regulasi yang Mungkin Dihadapi

Peluncuran Gemini for Kids tidak lepas dari tantangan, terutama terkait regulasi perlindungan data anak di berbagai negara. Beberapa yurisdiksi seperti Uni Eropa dengan GDPR-nya atau Amerika dengan COPPA memiliki aturan yang sangat ketat mengenai hal ini.

Pertanyaan besar yang muncul adalah: Bagaimana Google akan menyesuaikan layanan ini dengan berbagai regulasi yang berbeda-beda di tiap negara? Apakah mereka akan menerapkan standar tertinggi secara global, atau menyesuaikan dengan hukum setempat?

Strategi Implementasi yang Masih Misterius

Sampai saat ini, Google belum memberikan penjelasan resmi tentang bagaimana tepatnya Gemini for Kids akan diimplementasikan. Ada beberapa skenario yang mungkin:

  • Sebagai opsi terpisah yang harus diaktifkan manual oleh orang tua
  • Automatis aktif untuk akun dengan usia tertentu
  • Integrasi dengan fitur Family Link yang sudah ada

Yang pasti, langkah Google ini menunjukkan komitmen mereka dalam memperluas jangkauan produk AI-nya ke berbagai segmen pengguna, termasuk yang paling muda sekalipun.

Mengapa Langkah Ini Penting?

Peluncuran Gemini for Kids bukan sekadar tambahan fitur biasa. Ini merupakan langkah strategis Google dalam beberapa aspek:

  1. Pembentukan kebiasaan pengguna sejak dini: Memperkenalkan anak-anak pada ekosistem Google sejak awal
  2. Respons terhadap tren edukasi digital: Memenuhi kebutuhan pembelajaran modern yang semakin mengandalkan teknologi
  3. Persaingan di pasar AI: Memperkuat posisi melawan kompetitor seperti ChatGPT yang juga mulai merambah segmen pendidikan

Dengan Gemini yang sudah menjadi asisten default di Android, langkah ini semakin mengukuhkan dominasi Google di ranah mobile AI.

Meski demikian, kita masih harus menunggu pengumuman resmi dari Google untuk mengetahui detail lengkap tentang fitur, mekanisme keamanan, dan waktu peluncuran pasti dari Gemini for Kids ini. Satu hal yang pasti, ini akan menjadi perkembangan menarik dalam dunia AI yang patut kita simak bersama.

Insinyur Klaim Temukan Cara Kabur dari Bumi Tanpa Bahan Bakar Roket

0

Seorang insinyur bernama Jim Woodward mengusulkan sistem propulsi revolusioner yang bisa mengubah masa depan perjalanan luar angkasa. Konsepnya yang radikal ini menantang hukum fisika konvensional dengan mengklaim bahwa manusia bisa lepas dari gravitasi Bumi tanpa menggunakan bahan bakar roket tradisional. Diterbitkan di Popular Mechanics, ide ini langsung memicu perdebatan sengit di kalangan ilmuwan.

MEGA Drive: Sistem Propulsi Tanpa Propelan

Inti dari penemuan Woodward adalah perangkat bernama Mach-Effect Gravity Assist (MEGA) drive, sebuah sistem propulsi yang menghasilkan daya dorong tanpa mengeluarkan massa. Konsep ini terinspirasi oleh karya Ernst Mach, fisikawan abad ke-19 yang prinsipnya memengaruhi teori relativitas Einstein. Perangkat ini menggunakan kristal piezoelektrik yang berosilasi cepat untuk menciptakan dorongan terarah melalui fluktuasi massa yang disinkronkan dengan cermat.

Charles Buhler, insinyur NASA dan pendiri Exodus Propulsion Technologies, menjelaskan, “Penemuan ini sangat penting karena medan listrik saja dapat menghasilkan gaya berkelanjutan pada suatu objek dan memungkinkan perpindahan pusat massa tanpa mengeluarkan massa.” Jika terbukti efektif, teknologi ini bisa menjadi terobosan besar untuk misi antariksa jangka panjang.

Hasil Pengujian dan Reaksi Ilmuwan

Uji coba awal di California State University, Fullerton, dilaporkan mendeteksi sejumlah kecil daya dorong. Namun, hasil ini dihadapi dengan skeptisisme oleh banyak ilmuwan. Beberapa peneliti menganggap konsep ini menarik secara teoritis, tetapi khawatir akan potensi kesalahan seperti efek termal, artefak getaran, atau interferensi elektromagnetik.

Gagasan bahwa sistem propulsi ini mungkin melanggar hukum kekekalan momentum juga menjadi titik kritis utama. Sebelumnya, konsep serupa seperti EM Drive akhirnya gagal memenuhi standar ilmiah, sehingga komunitas riset meminta verifikasi lebih lanjut sebelum menerima klaim Woodward.

Implikasi untuk Masa Depan Antariksa

Jika MEGA drive berhasil diverifikasi, implikasinya akan sangat besar. Tanpa kebutuhan propelan, pesawat antariksa bisa dibuat lebih ringan dan mampu menempuh jarak lebih jauh. Misi ke Mars, planet luar, atau bahkan sistem bintang lain bisa menjadi lebih layak.

  • Perjalanan antariksa lebih cepat dengan percepatan konstan
  • Biaya peluncuran yang jauh lebih rendah
  • Kemungkinan eksplorasi antariksa jangka panjang yang lebih realistis

Tim Woodward kini bekerja sama dengan laboratorium independen untuk mereplikasi hasil dan menyempurnakan model mereka. Seperti kata Buhler, “Ada beberapa fisika mendasar yang bisa memberikan gaya pada suatu objek jika kedua kendala itu terpenuhi.”

Dengan ambisi berbagai lembaga antariksa dan perusahaan swasta untuk memperluas kehadiran manusia di luar angkasa, terobosan seperti ini bisa menjadi pengubah permainan. Namun, apakah MEGA drive akan berhasil atau sekadar menjadi catatan kaki menarik dalam sejarah sains, masih harus dibuktikan.

Tarif Baru Trump Guncang Industri Teknologi: Dampak dan Analisis

0

Langkah terbaru Presiden AS Donald Trump dalam menerapkan tarif impor yang masif telah menciptakan gelombang kejut di industri teknologi global. Kebijakan ini, yang mencakup tarif minimum 10% untuk semua negara dan kenaikan signifikan untuk mitra dagang utama seperti China, Vietnam, India, dan Korea Selatan, langsung berdampak pada pasar saham. Saham perusahaan teknologi seperti Meta dan Nvidia turun sekitar 5%, sementara Apple dan Amazon anjlok hingga 6%. Mengapa hal ini terjadi, dan apa implikasinya bagi konsumen serta bisnis?

Dampak Langsung pada Raksasa Teknologi

Apple, yang memperoleh sekitar separuh pendapatannya dari penjualan iPhone yang diproduksi di China dan India, menjadi salah satu korban utama. Amazon juga terpukul karena ketergantungannya pada produk-produk dari pedagang pihak ketiga di China. Tibor Besedes, pakar perdagangan dari Georgia Institute of Technology, mengingatkan bahwa konsumen AS tidak terbukti bersedia membayar lebih untuk produk buatan lokal. “Ini bisa memicu inflasi lebih tinggi,” ujarnya.

Tarif Spesifik Negara dan Pengecualian Semikonduktor

Beberapa negara seperti Inggris, Chili, dan Brasil dikenakan tarif rendah, sementara China, Kamboja, Vietnam, dan India menghadapi tarif 26-49%. Namun, Trump memberikan pengecualian untuk impor semikonduktor, yang menjadi kabar baik bagi perusahaan seperti Nvidia yang bergantung pada chip dari Taiwan. Namun, belum jelas apakah Taiwan akan terbebas dari tarif blanket 10%.

E-Commerce dalam Pusaran Kebijakan Baru

Kebijakan Trump juga menghapus pengecualian bea masuk untuk paket bernilai di bawah $800 dari China dan Hong Kong, yang selama ini dimanfaatkan oleh Shein, Temu, dan platform seperti eBay. Ram Ben Tzion, CEO Publican, memprediksi perubahan drastis dalam belanja online jika kebijakan ini benar-benar berlaku. “Ini bisa mengubah wajah e-commerce,” katanya.

Peluang di Tengah Kekacauan

Meski banyak yang dirugikan, perusahaan logistik dan analisis data seperti Palantir dan Nuvocargo justru melihat peluang. Jay Gerard dari Nuvocargo mengakui bahwa tarif meningkatkan permintaan layanan mereka, meski sempat menciptakan kekacauan saat Trump memberlakukan tarif 25% untuk Meksiko dan Kanada—yang kemudian dicabut dalam hitungan hari.

Strategi Jangka Panjang untuk AS

Nick Vyas dari USC Marshall School of Business berpendapat bahwa tarif bisa mengembalikan AS ke “mindset produksi” setelah puluhan tahun bergantung pada China. Namun, ia menekankan perlunya kebijakan yang konsisten dan terencana. “Saat ini, yang kita lihat lebih banyak ledakan emosional daripada strategi,” ujarnya.

Dengan dampak yang begitu luas, kebijakan Trump ini tidak hanya menguji ketahanan industri teknologi, tetapi juga kesiapan konsumen AS menghadapi kenaikan harga. Apakah ini awal dari perubahan besar dalam perdagangan global? Hanya waktu yang bisa menjawab.