Beranda blog Halaman 187

Robot AI Bantu Atasi Masalah E-Waste di Eropa

0

Telset.id – Bayangkan 1,5 juta truk bermuatan penuh elektronik bekas memenuhi jalanan. Itulah gambaran jumlah limbah elektronik (e-waste) global pada 2022 menurut PBB. Di tengah krisis ini, tim peneliti Eropa mengembangkan solusi revolusioner: robot bertenaga AI yang mampu beradaptasi dengan berbagai jenis perangkat.

Di Goslar, Jerman, fasilitas daur ulang Electrocycling GmbH setiap tahunnya memproses 80.000 ton limbah elektronik. Ironisnya, lebih dari separuh pekerjaannya masih dilakukan secara manual. “Membongkar perangkat kecil dengan palu dan tang bukan pekerjaan ideal,” ujar Hannes Fröhlich, direktur Electrocycling. Tantangan utamanya? Baterai lithium yang semakin mini dan tertanam permanen.

Revolusi Robot Adaptif

Proyek ReconCycle yang dipimpin Dr. Aleš Ude dari Jožef Stefan Institute Slovenia berhasil menciptakan terobosan. Robot-robot ini mampu:

  • Mengidentifikasi berbagai model perangkat secara mandiri
  • Melepas baterai dari detektor asap dan meteran pemanas
  • Berkonfigurasi ulang untuk tugas berbeda tanpa pemrograman ulang

“Industri biasanya menggunakan robot untuk satu tugas spesifik. Kami ingin memperluas batasan ini,” tegas Ude.

Krisis yang Terus Membesar

Data Parlemen Eropa mengungkap fakta mencengangkan:

  1. Eropa menghasilkan 5 juta ton e-waste/tahun (11kg/orang)
  2. Hanya 40% yang didaur ulang
  3. Pertumbuhan e-waste 5x lebih cepat dari daur ulang

Kerugian ekonomi pun mencapai €84 miliar/tahun dari logam mulia yang terbuang. Padahal, Electrocycling membuktikan 80% material bisa dipulihkan – termasuk emas, perak, dan paladium.

Teknologi ini selaras dengan strategi digital UE yang menargetkan netralitas karbon 2050. “Orang harus paham, ini bukan sekadar sampah, tapi bahan baku berharga,” tegas Fröhlich. Robot-robot ini bahkan dilengkapi SoftHand – tangan robotik mirip manusia yang presisi.

Masa depan teknologi ini menjanjikan aplikasi lebih luas, mulai dari perawatan lansia hingga pekerjaan rumah tangga. Seperti diungkapkan Ude: “Potensi robotika di bidang ini sangat besar.” Dengan e-waste yang terus bertumpuk, solusi otomatis seperti ini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak.

Smart Insole Terbaru Lacak Cara Berjalan, Lari, dan Berdiri

0

Telset.id – Bayangkan jika sepatu Anda bisa memberi tahu lebih dari sekadar jarak tempuh. Sebuah inovasi terbaru dari para peneliti di The Ohio State University menghadirkan smart insole yang mampu memantau gerakan kaki secara real-time, mulai dari berjalan, berlari, hingga sekadar berdiri. Teknologi ini tidak hanya membantu memperbaiki postur, tetapi juga berpotensi mendeteksi dini berbagai kondisi kesehatan, mulai dari plantar fasciitis hingga Parkinson.

Smart insole ini dilengkapi dengan 22 sensor tekanan kecil yang tersebar dari ujung jari hingga tumit. Yang menarik, sistem ini ditenagai oleh panel surya mini yang dipasang di bagian atas sepatu, sehingga tidak perlu khawatir kehabisan daya. Data yang dikumpulkan kemudian dikirim via Bluetooth ke smartphone untuk analisis mendalam. “Tubuh kita menyimpan banyak informasi berharga yang sering tidak kita sadari,” kata Jinghua Li, salah satu peneliti di balik proyek ini. “Dengan teknologi ini, kami ingin membantu orang memahami sinyal-sinyal tersebut untuk perawatan kesehatan yang lebih baik.”

Mengapa Smart Insole Ini Berbeda?

Sebelumnya, sudah ada beberapa prototipe smart insole, namun banyak yang terkendala masalah daya dan performa tidak stabil. Tim peneliti Ohio State berhasil mengatasi tantangan ini dengan menggabungkan sensor beresolusi tinggi, sistem self-powering, dan algoritma machine learning. Hasilnya, perangkat ini tidak hanya akurat tetapi juga tahan lama—tetap berfungsi optimal bahkan setelah 180.000 kali tekanan.

Keunggulan lain terletak pada kecerdasan buatan yang tertanam di dalamnya. Smart insole ini mampu mengenali delapan jenis gerakan berbeda, mulai dari duduk dan berdiri hingga berlari dan squat. Dengan distribusi sensor yang merata, sistem ini juga bisa membedakan tekanan kaki saat berjalan (dimulai dari tumit ke jari) dan berlari (tekanan terjadi secara bersamaan di seluruh bagian kaki).

Potensi Aplikasi di Dunia Kesehatan dan Olahraga

Dalam dunia medis, smart insole ini bisa menjadi alat analisis gait (cara berjalan) yang sangat berguna. Misalnya, untuk mendeteksi kelainan tekanan kaki pada penderita diabetes atau gangguan muskuloskeletal seperti plantar fasciitis. Bahkan, kondisi neurologis seperti Parkinson bisa terdeteksi lebih dini melalui perubahan pola berjalan.

Di sisi lain, atlet dan pelatih bisa memanfaatkannya untuk memantau performa latihan, mencegah cedera, atau merancang program rehabilitasi yang lebih personal. “Ini seperti memiliki pelatih pribadi di dalam sepatu Anda,” tambah Li. “Kami yakin teknologi ini akan tersedia secara komersial dalam 3-5 tahun ke depan.”

Langkah selanjutnya? Tim peneliti berencana meningkatkan kemampuan gesture recognition dengan menguji coba pada populasi yang lebih beragam. “Setiap orang memiliki karakteristik gerakan yang unik, seperti sidik jari. Karena itu, kami perlu memperluas pengujian untuk memastikan sistem ini bisa beradaptasi dengan berbagai kebutuhan,” jelas Li.

Dengan fleksibilitas material dan keamanan yang setara smartwatch, smart insole ini siap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Jadi, bersiaplah untuk era di mana sepatu tidak hanya melindungi kaki, tetapi juga menjadi asisten kesehatan pribadi Anda.

OpenAI Ungguli DeepSeek dalam Kemampuan Penalaran Tingkat Kalimat

0

Telset.id – Jika Anda mengira semua model AI memiliki kemampuan penalaran yang setara, hasil riset terbaru ini mungkin mengejutkan. OpenAI, raksasa kecerdasan buatan asal Amerika Serikat, ternyata masih unggul dibandingkan DeepSeek R1—model AI berbasis bahasa besar (LLM) asal China—dalam hal akurasi kutipan dan penalaran tingkat kalimat.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari AI Institute di University of South Carolina, Ohio State University, dan University of Maryland Baltimore County mengungkap fakta menarik. Mereka mengembangkan benchmark bernama “Reasons” untuk menguji sejauh mana model AI dapat menghasilkan kutipan penelitian dan penalaran yang logis. Hasilnya? OpenAI o1 mengalahkan DeepSeek R1 dengan margin yang cukup signifikan.

Mengapa Penalaran Tingkat Kalimat Penting?

Penalaran tingkat kalimat adalah kemampuan AI untuk memahami dan merespons informasi secara spesifik pada level kalimat, bukan sekadar paragraf atau dokumen secara keseluruhan. Ini penting karena:

  • Mengurangi kesalahan interpretasi (hallucination) yang sering terjadi ketika AI mencoba menganalisis teks panjang.
  • Memastikan kutipan yang diberikan relevan dengan konteks spesifik, bukan generalisasi yang kabur.
  • Meningkatkan akurasi dalam tugas-tugas seperti pencarian informasi ilmiah atau analisis dokumen hukum.

Dalam pengujian, OpenAI o1 menunjukkan kemampuan lebih baik dalam menggabungkan ide secara semantik, sementara DeepSeek R1 cenderung memaksakan respons meski tidak selalu akurat. Angka hallucination rate (tingkat kesalahan penalaran) OpenAI o1 hanya sekitar 35%, jauh lebih rendah dibanding DeepSeek R1 yang mencapai 85%.

Perbandingan Kinerja OpenAI o1 vs. DeepSeek R1

Tim peneliti menggunakan dua metrik utama untuk mengukur performa kedua model:

  1. F-1 Score: Mengukur akurasi kutipan yang diberikan. OpenAI o1 mencetak skor 0,65 (65% benar), sementara DeepSeek R1 hanya 0,35 (35% benar).
  2. BLEU Score: Mengukur kualitas bahasa alami dalam respons. OpenAI o1 unggul dengan skor 0,70, sedangkan DeepSeek R1 tertinggal di angka 0,20.

Meski DeepSeek R1 sempat menjadi sorotan karena efisiensi dan biaya pengembangan yang lebih rendah, keunggulan OpenAI o1 dalam penalaran dan integrasi pengetahuan menunjukkan bahwa kualitas data pelatihan dan arsitektur model masih menjadi faktor kritis.

Implikasi bagi Pengguna AI

Bagi peneliti, akademisi, atau profesional yang mengandalkan AI untuk analisis dokumen, temuan ini memberikan beberapa pelajaran penting:

  • Verifikasi selalu kutipan AI: Meski OpenAI o1 lebih akurat, tetap ada risiko 35% kesalahan. Jangan percaya sepenuhnya pada output AI tanpa pengecekan manual.
  • Pilih model sesuai kebutuhan: Jika Anda memprioritaskan efisiensi biaya, DeepSeek R1 mungkin masih layak dipertimbangkan. Namun, untuk tugas yang membutuhkan presisi tinggi, OpenAI o1 tetap pilihan terbaik.
  • Waspadai bias pelatihan Kedua model dilatih dengan dataset berbeda, yang bisa memengaruhi respons mereka terhadap topik tertentu.

OpenAI sendiri baru-baru ini meluncurkan “deep research tool” yang diklaim mampu menghasilkan laporan dengan kutipan, pertanyaan lanjutan, dan penalaran mendalam. Namun, seperti selalu diingatkan oleh para ahli: AI adalah alat bantu, bukan pengganti kecerdasan manusia.

Jadi, meski OpenAI saat ini memimpin dalam lomba penalaran tingkat kalimat, persaingan AI masih panjang. Siapa tahu dalam beberapa bulan ke depan, DeepSeek atau pesaing lainnya akan meluncurkan terobosan baru yang mengubah peta persaingan.

RoboCake: Kue Robot yang Bisa Dimakan, Inovasi Baru dari Italia

0

Bayangkan sebuah kue yang tidak hanya lezat, tetapi juga bisa bergerak dan memiliki baterai yang bisa dimakan. Kedengarannya seperti adegan dari film fiksi ilmiah, tetapi inilah kenyataan yang diciptakan oleh para peneliti dari Istituto Italiano di Tecnologia (IIT) bersama EPFL dan EHL. RoboCake, kue robot yang bisa dimakan, adalah hasil kolaborasi brilian antara teknologi robotik dan seni kuliner.

Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif RoboFood yang didanai oleh Uni Eropa, bertujuan untuk menciptakan generasi baru robot yang bisa dimakan dan makanan cerdas. RoboCake bukan sekadar eksperimen lucu, melainkan langkah revolusioner yang bisa mengubah cara kita memandang makanan dan teknologi.

Dari baterai cokelat hingga beruang gummy yang menari, RoboCake menawarkan pengalaman gastronomi yang benar-benar unik. Tapi di balik keunikannya, proyek ini juga membawa solusi untuk masalah lingkungan dan kesehatan. Mari kita telusuri lebih dalam.

RoboCake: Perpaduan Sempurna Teknologi dan Kuliner

RoboCake dirancang sebagai kue pernikahan robotik dengan dua beruang gummy yang bisa bergerak dan baterai cokelat yang bisa dimakan untuk menyalakan lilin LED. Kue ini pertama kali diperkenalkan di Paviliun Swiss di Expo 2025 Osaka melalui video dan gambar yang memukau.

Menurut Dario Floreano, kepala Laboratorium Sistem Cerdas di EPFL dan koordinator proyek RoboFood, menggabungkan robotik dengan makanan menawarkan banyak keuntungan. “Ini bisa mengurangi limbah elektronik dan makanan,” katanya. Selain itu, robot yang bisa dimakan juga memiliki potensi besar dalam bidang nutrisi darurat dan kesehatan.

Komponen Edible yang Menakjubkan

Dua beruang gummy yang menghiasi RoboCake dibuat oleh tim EPFL dari gelatin, sirup, dan pewarna makanan. “Mereka digerakkan oleh sistem pneumatik internal: ketika udara disuntikkan melalui saluran khusus, kepala dan lengan mereka bergerak,” jelas Bokeon Kwak, peneliti di EPFL. Beruang ini memiliki rasa seperti permen gummy buah delima yang lembut.

Sementara itu, tim IIT yang dipimpin Mario Caironi mengembangkan baterai isi ulang pertama di dunia yang bisa dimakan. Baterai ini terbuat dari vitamin B2, quercetin, karbon aktif, dan cokelat hitam. “Rasa pertama yang Anda dapatkan saat memakannya adalah cokelat hitam, diikuti dengan sensasi asam yang mengejutkan karena elektrolit yang bisa dimakan di dalamnya,” kata Valerio Galli, mahasiswa PhD di IIT.

Kolaborasi dengan Ahli Kuliner

Untuk memastikan RoboCake tidak hanya inovatif tetapi juga lezat, para insinyur bekerja sama dengan ahli makanan dan pastry chef dari EHL. Julien Boutonnet, dosen senior di EHL dan penerima penghargaan Meilleur Ouvrier de France untuk pastry, mengatakan tantangannya adalah menemukan cara terbaik untuk memamerkan inovasi sambil mempertahankan kenikmatan rasa.

“Ini adalah kolaborasi interdisipliner yang membuka jalan bagi pengalaman gastronomi interaktif dan lezat,” kata Floreano. “Ini juga mengingatkan kita bahwa makanan adalah sumber daya berharga dan mungkin bisa mengurangi makan berlebihan.”

Dengan potensi aplikasi mulai dari pengiriman makanan di daerah berbahaya hingga pengiriman obat yang inovatif, RoboCake dan teknologi sejenisnya mungkin akan segera mengubah cara kita berinteraksi dengan makanan.

Bocoran Samsung Galaxy S26: Kameranya Bikin DSLR Mati Gaya

0

Pernahkah Anda membayangkan smartphone yang bisa mengalahkan kamera DSLR profesional? Jika bocoran terbaru ini akurat, Samsung Galaxy S26 mungkin akan mewujudkannya. Dengan inovasi yang terus digenjot, raksasa teknologi asal Korea Selatan ini dikabarkan sedang mempersiapkan lompatan besar dalam dunia fotografi mobile.

Sejak era Galaxy S21, Samsung konsisten menghadirkan terobosan di segmen kamera. Mulai dari sensor beresolusi tinggi hingga teknologi zoom periskop, setiap generasi membawa kejutan baru. Namun, S26 diprediksi akan menjadi titik balik yang mengubah permainan secara fundamental.

Berdasarkan laporan dari insider industri, berikut adalah analisis mendalam tentang fitur kamera Samsung Galaxy S26 yang bisa membuat fotografer profesional berpikir dua kali sebelum membawa peralatan berat mereka.

Sensor 200MP dengan Teknologi Pixel Binning Generasi Ketiga

Bocoran mengindikasikan Samsung akan mempertahankan sensor 200MP tetapi dengan penyempurnaan signifikan pada teknologi pixel binning. Sistem baru ini diklaim mampu menghasilkan gambar dengan dynamic range lebih lebar dan noise lebih rendah bahkan dalam kondisi low-light ekstrem.

Yang membuatnya istimewa:

  • Algoritma AI baru untuk penggabungan pixel yang lebih cerdas
  • Peningkatan 40% dalam penyerapan cahaya dibanding generasi sebelumnya
  • Dukungan untuk RAW 16-bit profesional

Lensa Vari-Aperture: Revolusi dalam Fotografi Mobile

Fitur paling menggemparkan adalah kemungkinan hadirnya lensa dengan aperture variabel. Sistem mekanis ini memungkinkan smartphone menyesuaikan bukaan lensa dari f/1.4 hingga f/2.4 secara otomatis, mirip dengan lensa kamera profesional.

Implikasinya sangat besar:

  • Kontrol depth of field yang sebelumnya mustahil di smartphone
  • Fleksibilitas dalam berbagai kondisi pencahayaan
  • Kualitas bokeh alami tanpa bergantung sepenuhnya pada software

Zoom Hybrid 20x dengan Kualitas Setara Optical

Samsung dikabarkan mengembangkan sistem zoom hybrid baru yang menggabungkan periskop telephoto 10x dengan teknologi AI super-resolution. Hasilnya? Zoom 20x dengan kualitas hampir menyamai optical zoom, sesuatu yang belum pernah dicapai sebelumnya.

Keunggulan sistem ini:

  • Presisi detail yang meningkat 300% dibanding solusi digital zoom biasa
  • Stabilisasi gambar multi-axis untuk hasil tanpa blur
  • Mode khusus untuk fotografi bulan dan astrofotografi

Dengan spekulasi harga yang diperkirakan mulai dari Rp18 jutaan, Samsung Galaxy S26 jelas bukan mainan biasa. Ini adalah pernyataan bahwa masa depan fotografi mungkin tidak lagi memerlukan peralatan besar dan berat. Pertanyaannya sekarang: apakah Anda siap meninggalkan DSLR kesayangan?

MediaTek Dimensity 9400 vs Snapdragon 8s Gen 4: Pertarungan Chipset Flagship 2025

Telset.id – Jika Anda berpikir smartphone masa kini sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari, bersiaplah untuk terkejut. Tahun 2025 akan menjadi ajang pertarungan sengit antara dua chipset terbaru: MediaTek Dimensity 9400 dan Snapdragon 8s Gen 4. Bukan sekadar soal angka benchmark, tapi bagaimana keduanya membawa pengalaman pengguna ke level berikutnya.

1. Performa CPU: Kekuatan vs Efisiensi

MediaTek Dimensity 9400 jelas tak main-main. Dibangun dengan arsitektur all-big-core generasi kedua dari ARM, chipset ini menampilkan satu core Cortex-X925 berkecepatan 3.62GHz, didukung tiga core Cortex-X4 dan empat Cortex-A720. Dengan peningkatan cache L2 dan L3 (2x dan 1.5x lebih besar) serta kenaikan IPC sebesar 15%, MediaTek mengklaim peningkatan performa single-core hingga 35% dan multi-core 28% dibanding pendahulunya.

Di sisi lain, Snapdragon 8s Gen 4 mengambil pendekatan lebih seimbang. Core utamanya, Cortex-X4, berjalan pada 3.2GHz, sementara sisanya terdiri dari core Cortex-A720 dengan konfigurasi berbeda. Qualcomm mengklaim peningkatan performa 31% dari generasi sebelumnya, dengan fokus pada efisiensi daya tanpa mengorbankan performa.

2. Gaming: Ray Tracing dan Teknologi Canggih

Bagi para gamer, Dimensity 9400 menawarkan GPU Immortalis-G925 berbasis arsitektur ARM generasi kelima. Fitur seperti hardware-based ray tracing, efisiensi daya 44% lebih baik, dan teknologi HyperEngine Gaming 3.0 menjadikannya pilihan utama untuk pengalaman gaming premium.

Snapdragon 8s Gen 4 tak kalah menarik dengan GPU Adreno yang mendukung arsitektur sliced seperti varian flagship-nya. Fitur Snapdragon Elite Gaming, Adaptive Performance Engine, dan Game Super Resolution 2.0 membuatnya tetap kompetitif, meski mungkin tak segesit Dimensity 9400 dalam hal detail grafis.

3. AI: Pertarungan Kecerdasan Buatan

Dimensity 9400 membawa NPU generasi kedelapan MediaTek dengan dukungan “Agentic AI”, termasuk kemampuan on-device video generation dan LoRA model training. Klaim peningkatan kecepatan generasi diffusion 2x lebih cepat dan penanganan prompt LLM 80% lebih cepat menunjukkan betonnya posisi MediaTek di ranah AI.

Qualcomm merespons dengan Hexagon NPU pada 8s Gen 4 yang mendukung on-device LLM dan LVM, serta peningkatan performa AI 44% lebih cepat. Meski tak seganas MediaTek, chipset ini tetap mampu menangani tugas-tugas AI modern dengan mulus.

4. Kamera dan Konektivitas: Fitur Unggulan

Dimensity 9400 dilengkapi ISP Imagiq 1090 yang memungkinkan rekaman HDR berkelanjutan, AI super-resolution hingga 100x zoom, dan efisiensi daya untuk rekaman 4K 60fps selama tiga jam. Sementara itu, Snapdragon 8s Gen 4 membawa Spectra AI ISP dengan dukungan sensor 320MP dan fitur koreksi warna real-time.

Di sisi konektivitas, Dimensity 9400 unggul dengan modem 5G Release-17 berkecepatan hingga 7 Gbps dan Wi-Fi 7 tri-band. Snapdragon 8s Gen 4 menawarkan kecepatan 5G hingga 4.2 Gbps dan dukungan Bluetooth 6.0 dengan fitur Snapdragon Seamless untuk integrasi perangkat yang lebih baik.

5. Pilihan Akhir: Flagship atau Hampir Flagship?

Jawabannya tergantung kebutuhan Anda. Jika Anda menginginkan yang terbaik tanpa kompromi, Dimensity 9400 adalah pilihan jelas. Namun, jika Anda mencari performa hampir flagship dengan harga lebih terjangkau, Snapdragon 8s Gen 4 layak dipertimbangkan.

Kedua chipset ini membuktikan bahwa tahun 2025 akan menjadi era di mana smartphone tak lagi sekadar alat komunikasi, tapi pusat komputasi dan hiburan yang sesungguhnya.

Apple Fokus Kembangkan Kacamata AR, Saingi Meta

0

Telset.id – Jika Anda mengira Apple hanya akan berkutat dengan Vision Pro, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru dari Bloomberg mengungkap bahwa raksasa teknologi asal Cupertino itu kini mengalihkan perhatiannya ke pengembangan kacamata augmented reality (AR) yang lebih ringan dan terjangkau. Langkah ini jelas ditujukan untuk menyaingi dominasi Meta di segmen wearable AR.

Menurut laporan Mark Gurman, CEO Apple Tim Cook menjadikan proyek AR glasses sebagai prioritas utama. Sebuah sumber dekat bahkan menyatakan, “Tim tidak peduli dengan hal lain. Ini satu-satunya produk yang benar-benar ia tekuni dari sisi pengembangan.” Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya Apple dalam merambah pasar AR yang diprediksi akan meledak dalam beberapa tahun ke depan.

Dari Vision Pro ke AR Glasses: Pergeseran Strategi Apple

Berbeda dengan Vision Pro yang dibanderol seharga $3.499 dan menyasar pasar niche, kacamata AR Apple dikabarkan akan lebih ramah konsumen baik dari segi desain maupun harga. Namun, tantangan teknis seperti miniaturisasi komponen, efisiensi baterai, dan harga yang kompetitif masih menjadi penghalang besar. Perangkat ini disebut masih dalam tahap pengembangan awal, dengan timeline rilis yang mungkin masih memakan waktu beberapa tahun.

Analis memperkirakan Apple sengaja mempercepat pengembangan untuk mengalahkan peluncuran kacamata AR Meta Orion, yang saat ini masih berupa prototipe seharga $10.000 dan diperkirakan baru akan dikomersialkan sebelum 2030. “Ini perlombaan teknologi yang menentukan masa depan wearable AR,” ujar seorang insider yang enggan disebutkan namanya.

Smart Glasses Sebagai Jembatan

Sembari menyempurnakan AR glasses, Apple dikabarkan akan merilis perangkat mirip smart glasses dengan fitur berbasis AI, mungkin terintegrasi dengan Apple Watch atau AirPods generasi mendatang. Produk ini akan lebih mirip dengan Ray-Ban Meta milik kompetitornya—yang menawarkan fitur fotografi, musik, dan asisten virtual, tetapi belum memiliki kemampuan AR sejati.

Langkah ini dinilai sebagai strategi transisi yang cerdas. “Dengan menguji pasar melalui produk perantara, Apple bisa memetakan kebutuhan pengguna sebelum meluncurkan AR glasses yang lebih canggih,” jelas seorang pengamat teknologi wearable.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah kacamata AR akan menjadi revolusi berikutnya setelah smartphone, atau hanya sekadar tren sesaat? Ikuti terus perkembangan terbaru di Telset.id untuk analisis mendalam seputar teknologi masa depan.

Infinix XBOOK B15 Resmi Meluncur 23 April: Laptop Tangguh untuk Generasi Muda

0

Telset.id – Jika Anda mencari laptop yang tak hanya bertenaga tetapi juga tahan banting, Infinix punya jawabannya. Brand teknologi yang dikenal dengan inovasinya bagi generasi muda ini baru saja mengumumkan peluncuran resmi Infinix XBOOK B15, laptop perdana dari seri XBOOK yang akan hadir di Indonesia pada 23 April 2025. Dengan tagline “Memori Besar, Tahan Gempur”, perangkat ini dirancang untuk pengguna aktif dengan mobilitas tinggi.

Sergio Ticoalu, Head of Marketing Infinix Indonesia, tak bisa menyembunyikan antusiasmenya. “XBOOK B15 adalah langkah strategis kami untuk menghadirkan laptop tangguh yang siap mendukung multitasking dan produktivitas harian,” ujarnya. Laptop ini bukan sekadar perangkat biasa—ia dibekali fitur-fitur unggulan yang jarang ditemukan di segmen harganya.

Performa Tinggi, Desain Tangguh

XBOOK B15 hadir dengan prosesor AMD Ryzen 7, kombinasi yang menjanjikan performa mumpuni untuk segala kebutuhan. Yang menarik, laptop ini dilengkapi slot Dual SO-DIMM untuk ekspansi memori, memastikan Anda tak perlu khawatir kehabisan ruang penyimpanan. Layar 15.6” FHD IPS dengan ultra-slim bezel juga menjadi nilai tambah, menawarkan pengalaman visual yang memukau.

Tapi keunggulan XBOOK B15 tak berhenti di situ. Laptop ini menjadi produk pertama Infinix yang mengantongi sertifikasi MIL-STD-810H, bukti ketangguhannya dalam menghadapi berbagai kondisi ekstrem. Dengan baterai 50Wh dan dukungan 45W Type-C Mobile Fast Charging, perangkat ini siap menemani Anda sepanjang hari tanpa khawatir kehabisan daya.

Strategi Pemasaran dan Ketersediaan

Infinix tak main-main dalam memasarkan XBOOK B15. Sergio mengungkapkan, “Kami akan menjalin kemitraan strategis dengan distributor IT terkemuka di Indonesia untuk memastikan produk ini tersedia secara nasional.” Langkah ini menunjukkan komitmen Infinix dalam menjangkau lebih banyak konsumen, termasuk di daerah-daerah.

Peluncuran XBOOK B15 juga menandai perluasan portofolio Infinix di kategori laptop. Dengan desain yang tetap portabel namun sarat fitur, laptop ini siap bersaing di pasar yang semakin ketat. Pertanyaannya sekarang: akankah XBOOK B15 menjadi game-changer bagi Infinix di industri laptop Indonesia? Jawabannya akan terlihat setelah 23 April mendatang.

Wikipedia Hadapi Tantangan AI: Solusi Baru untuk Pengembang

0

Telset.id – Wikipedia, ensiklopedia digital terbesar di dunia, kini menghadapi tantangan baru: serbuan bot AI yang menyedot bandwidth dan memperlambat akses pengguna manusia. Dalam upaya mengatasi masalah ini, Wikimedia Foundation meluncurkan solusi menarik untuk para pengembang kecerdasan buatan.

Bayangkan Anda sedang mencari informasi penting di Wikipedia, tapi halaman tak kunjung terbuka. Itulah yang terjadi belakangan ini akibat lonjakan aktivitas bot AI yang “menggaruk” data untuk melatih model generatif. Wikimedia Foundation, organisasi di balik Wikipedia, mengungkapkan bahwa beban server mereka meningkat signifikan karena ulah bot-bot ini.

Solusi Cerdas: Dataset Khusus untuk AI

Alih-alih memblokir akses bot, Wikimedia mengambil pendekatan berbeda. Mereka bekerja sama dengan Kaggle, platform sains data milik Google, untuk merilis dataset terstruktur dalam bahasa Inggris dan Prancis. Dataset ini dirancang khusus untuk kebutuhan machine learning, mencakup:

  • Abstrak artikel
  • Deskripsi singkat
  • Data infobox (pasangan nilai-kunci)
  • Tautan gambar
  • Bagian artikel yang sudah tersegmentasi

Yang menarik, dataset ini sengaja tidak menyertakan referensi atau elemen non-teks seperti video. Keputusan ini mungkin akan memicu perdebatan tentang akurasi atribusi informasi, namun Wikimedia menegaskan semua konten tetap berlisensi terbuka (Creative Commons atau domain publik).

Dampak Jangka Panjang

Langkah ini bukan hanya tentang mengurangi beban server. Dengan menyediakan data terstruktur, Wikimedia sebenarnya sedang membentuk masa depan AI yang lebih transparan. Pengembang kini memiliki akses legal ke data berkualitas untuk melatih model mereka, sementara Wikipedia bisa bernapas lega dari serangan bot liar.

Tapi pertanyaannya: Akankah solusi ini benar-benar mengurangi penyalahgunaan data Wikipedia? Atau justru membuka pintu bagi eksploitasi konten ensiklopedia kolaboratif ini? Hanya waktu yang akan menjawab.

Yang pasti, langkah Wikimedia ini patut diapresiasi sebagai upaya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi AI dan keberlanjutan pengetahuan terbuka. Bagi Anda pengguna Wikipedia, bersiaplah untuk pengalaman browsing yang lebih lancar—setidaknya sampai bot AI berikutnya muncul dengan strategi baru.

TikTok Shop dan Tokopedia Berdayakan Perempuan di Hari Kartini Tahun 2025

0

Telset.id – Di era digital yang terus berkembang, perempuan Indonesia semakin menunjukkan taringnya sebagai penggerak ekonomi kreatif. TikTok Shop by Tokopedia dan Tokopedia sendiri menjadi dua platform yang tidak hanya merayakan Hari Kartini setiap 21 April, tetapi juga secara aktif memberdayakan perempuan melalui berbagai inisiatif dan program kolaboratif.

Rizky Juanita Azuz, Communications Senior Lead Tokopedia dan TikTok E-commerce, menegaskan komitmen mereka dalam mendukung perempuan Indonesia. “Kami percaya perempuan bisa menjadi penggerak ekonomi digital. Lewat Tokopedia dan TikTok Shop, kami membuka peluang luas bisnis online bagi pelaku usaha perempuan untuk menjangkau lebih banyak pembeli di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Kisah Sukses UMKM Perempuan

Dua contoh nyata kesuksesan perempuan di platform ini adalah Bolosego dan Animate. Bolosego, usaha oseng mercon asal Yogyakarta yang didirikan oleh Dyah Laily Fardisa, berawal dari keterpurukan akibat PHK di masa pandemi. Kini, bisnisnya memberdayakan 150 pekerja, 50% di antaranya perempuan. “70% pendapatan online kami berasal dari TikTok Shop by Tokopedia,” ungkap Dyah.

Sementara itu, Animate, brand skincare lokal karya Yunna Mercier, juga menunjukkan bagaimana perempuan bisa sukses di dunia digital. Dengan 70% karyawan perempuan, Animate berhasil mencatatkan 30% penjualan online melalui TikTok Shop. “Saya ingin menghidupkan kepercayaan diri perempuan melalui produk kami,” kata Yunna.

Perempuan di Balik Konten Edukatif

TikTok juga menjadi wadah bagi perempuan seperti Suci Ambar Wati, seorang guru sejarah yang mengubah kecintaannya pada sejarah menjadi konten edukatif. Dengan lebih dari 23.000 pengikut, Suci membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi sumber inspirasi dan edukasi di dunia digital.

Amelia Hasanah, kreator affiliate TikTok Shop, adalah contoh lain bagaimana perempuan bisa menghasilkan pendapatan dari passion-nya. Sebagai ibu rumah tangga, Amel berhasil membangun tabungan pendidikan anaknya hingga jenjang perguruan tinggi berkat profesi barunya ini.

Tren Belanja Online Perempuan

Data internal Tokopedia dan TikTok Shop menunjukkan peningkatan signifikan dalam partisipasi perempuan sebagai pembeli. Fesyen perempuan, kecantikan, dan produk ibu-bayi menjadi kategori yang paling digemari. “Kami melihat pertumbuhan pembeli perempuan di berbagai daerah, termasuk Maluku Utara dan Sulawesi Barat,” tambah Rizky.

Inisiatif Beli Lokal terus menjadi fokus utama kedua platform ini, dengan menampilkan produk-produk dari merek lokal yang didirikan oleh perempuan Indonesia. Semangat Kartini terus hidup melalui berbagai program pemberdayaan ini, membuktikan bahwa perempuan Indonesia bisa menjadi penggerak ekonomi digital yang tangguh.

Instagram Blend: Fitur Baru untuk Reels yang Lebih Personal

0

Telset.id – Pernah penasaran dengan jenis Reels yang sering ditonton teman Anda di Instagram? Kini, Meta menghadirkan solusinya dengan fitur terbaru bernama “Blend”. Fitur ini memungkinkan Anda dan teman untuk berbagi rekomendasi Reels dalam satu feed khusus, menciptakan pengalaman menonton yang lebih personal dan kolaboratif.

Blend bukanlah ide yang benar-benar baru. Fitur ini pertama kali terendus lebih dari setahun lalu sebagai prototipe internal. Namun, setelah melalui berbagai pengembangan, Meta akhirnya merilisnya secara resmi. Dalam pengumumannya, Blend digambarkan sebagai “feed Reels undangan untuk Anda dan teman Anda”.

Cara Kerja Instagram Blend
Anda bisa mengundang teman atau grup untuk bergabung dalam Blend melalui direct message (DM) atau grup chat di Instagram. Setelah undangan diterima, Instagram akan secara otomatis menghasilkan feed Reels yang dipersonalisasi berdasarkan preferensi masing-masing pengguna. Uniknya, saat Anda menelusuri feed ini, Anda bisa melihat untuk siapa setiap rekomendasi Reels ditujukan. Ini memberi Anda gambaran tentang jenis konten yang sering dikonsumsi oleh teman Anda.

Lebih dari Sekadar Rekomendasi
Blend adalah langkah terbaru Meta dalam memberikan lebih banyak wawasan tentang kebiasaan menonton Reels pengguna lain. Sebelumnya, Instagram juga memperkenalkan tab khusus yang menampilkan video yang disukai oleh teman-teman Anda.

Fitur ini bisa menjadi cara yang menarik untuk menemukan konten baru atau sekadar membandingkan preferensi Anda dengan teman. Namun, di sisi lain, ini juga mengingatkan kita bahwa aktivitas di Instagram—termasuk likes—tidak pernah benar-benar privat.

Masa Depan Reels yang Lebih Interaktif
Dengan Blend, Meta tampaknya ingin memperdalam interaksi sosial di platformnya. Fitur ini tidak hanya membuat Reels lebih menarik, tetapi juga mendorong kolaborasi antar pengguna. Bagi Anda yang merasa rekomendasi Reels mulai membosankan, Blend bisa menjadi solusi segar.

Namun, pertanyaannya adalah: seberapa nyaman Anda berbagi preferensi menonton dengan orang lain? Apakah fitur ini akan menjadi tren baru atau justru menimbulkan kecemasan privasi? Jawabannya mungkin tergantung pada bagaimana Anda dan teman-teman memanfaatkannya.

Satu hal yang pasti: Instagram terus berinovasi untuk membuat pengalaman penggunanya semakin personal dan sosial. Dan dengan Blend, kita mungkin akan melihat lebih banyak lagi cara baru untuk berinteraksi melalui Reels di masa depan.

Mario Kart World: Bocoran Gameplay dan Fitur Baru di Nintendo Switch 2

0

Telset.id – Jika Anda penggemar Mario Kart, bersiaplah untuk petualangan terbesar dalam sejarah franchise ini. Nintendo baru saja mengungkap detail lengkap tentang Mario Kart World, judul eksklusif yang akan meluncur bersama Nintendo Switch 2 pada 5 Juni mendatang. Lewat presentasi Direct selama 17 menit, perusahaan membeberkan segudang fitur baru yang siap mengubah cara Anda bermain.

Bayangkan sebuah dunia terbuka tempat Anda bisa menjelajah sambil berlomba. Inilah yang ditawarkan Mario Kart World. Dua trek baru yang diungkap, Salty Salty Speedway yang berlatar kanal dan Boo Cinema bernuansa horor, hanyalah puncak gunung es. Yang lebih menarik, trek klasik dari seri sebelumnya akan hadir dalam bentuk “reimagined” di seluruh peta open-world ini.

Lebih Dari Sekadar Balapan Biasa

Nintendo tak main-main dengan variasi gameplay. Selain mode Knockout Tour yang menantang, pemain bisa mencoba:

  • Team-based races: Bertarung dalam tim 6-12 pemain
  • Time trials: Uji keterampilan melawan waktu
  • Balloon Battle: Mode klasik yang kembali dengan sentuhan segar
  • Coin Runners: Kompetisi mengumpulkan koin terbanyak

Fitur mekanik baru seperti charge jump dan wall-riding yang sempat muncul di trailer kini dikonfirmasi. Namun yang paling menarik perhatian adalah sistem Rewind — mirip dengan yang ada di Forza Horizon — memungkinkan Anda mengulangi beberapa detik balapan jika melakukan kesalahan. Tapi hati-hati, lawan bisa dengan mudah menyusul saat Anda sibuk mengulang waktu!

Senjata Baru dan Nostalgia yang Menyegarkan

Item baru siap membuat kekacauan lebih seru:

  • Hammer Bro’s Arsenal: Menghujani trek dengan palu-palu penghancur
  • Ice Flower: Membekukan lawan di tempat
  • Coin Shell: Aneh tapi nyata — meninggalkan jejak koin untuk dikumpulkan

Penggemar lama pasti akan tersenyum melihat kembalinya feather, item legendaris dari Super Mario Kart era SNES. Nintendo jelas tak melupakan akar seri ini meski membawa banyak inovasi.

Dunia Terbuka Penuh Kejutan

Konsep open-world di Mario Kart World bukan sekadar gimmick. Anda bisa:

  • Menjelajah bersama teman (dengan dukungan GameChat)
  • Menemukan ratusan P-Switch yang memicu minigame seperti berburu koin biru
  • Memamerkan kreativitas lewat mode foto

Fitur assist seperti Smart Steering dan kontrol gyro tetap ada untuk pemain kasual. Tapi yang paling unik adalah sistem Dash Food — beli makanan di drive-thru, dapatkan kostum baru. Makan sushi? Dapat outfit bergaya Jepang. Nintendo benar-benar memadukan unsur balapan dengan kehidupan nyata!

Sayangnya, meski tanggal rilis sudah pasti, pre-order Nintendo Switch 2 di AS dan Kanada masih tertunda. Kabar terakhir menyebut pembukaan pre-order mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang. Satu hal yang pasti: Mario Kart World siap menjadi alasan kuat untuk segera memiliki konsol generasi baru Nintendo.