Beranda blog Halaman 185

Star Wars Zero Company: Game Strategi Baru yang Siap Guncang 2026

0

Pernahkah Anda membayangkan memimpin pasukan elite dalam dunia Star Wars dengan taktik cerdas ala XCOM? Impian itu akan segera menjadi nyata. EA dan Lucasfilm baru saja mengungkap Star Wars Zero Company, game strategi single-player terbaru yang diumumkan di Star Wars Celebration Jepang. Game ini bukan sekadar adaptasi biasa—ia menjanjikan pengalaman taktis mendalam dengan sentuhan sinematik khas Star Wars.

Diumumkan pertama kali pada 2022 sebagai salah satu dari tiga proyek Star Wars yang dikembangkan Respawn Entertainment (studio di balik kesuksesan Jedi: Fallen Order dan Jedi: Survivor), Zero Company akhirnya menunjukkan wajahnya. Meski belum ada tanggal rilis pasti, game ini dipastikan meluncur di PC, Xbox Series X/S, dan PlayStation 5 pada 2026. Lantas, apa yang membuatnya istimewa?

Kisah Kelam di Tengah Perang Clone

Anda akan memerankan Hawks, mantan perwira Republik yang memimpin tim operasi khusus di era akhir Perang Clone. Narasinya digadang-gadang “gritty dan autentik”—sebuah janji yang mengisyaratkan cerita kompleks dengan konsekuensi dari setiap keputusan pemain. Dalam trailer perdananya, suasana gelap dan intens terasa jelas, jauh dari kesan heroik konvensional yang sering mewarnai kisah Star Wars.

Kolaborasi Respawn dan Bit Reactor: Formula Taktis yang Segar

Game ini adalah hasil kolaborasi antara Respawn dan Bit Reactor, studio baru yang didirikan oleh Greg Foertsch, mantan sutradara seni XCOM: Enemy Unknown. Tak heran jika gameplay Zero Company mengadopsi elemen strategi berbasis giliran ala XCOM, tetapi dengan sentuhan Star Wars yang lebih sinematik. Foertsch menegaskan, timnya berfokus pada keseimbangan antara kedalaman taktis dan aksesibilitas. “Kompleksitas bukanlah kedalaman,” ujarnya dalam wawancara dengan PC Gamer.

Gameplay: Lebih dari Sekadar “Star Wars XCOM”

Meski terinspirasi XCOM, Bit Reactor menambahkan lapisan naratif yang lebih dinamis. Pemain akan menghadapi skenario dengan multi-solusi, di mana pilihan taktis juga memengaruhi alur cerita. Misalnya, mengorbankan satu anggota tim untuk menyelamatkan misi mungkin berdampak pada hubungan antar-karakter di cutscene berikutnya. Sistem ini mirip dengan Mass Effect, tetapi dengan mekanik pertempuran yang lebih teknis.

Fitur unggulan lainnya adalah presentasi visual. Animasi pertempuran dirancang oleh Hector Antunez (animator utama XCOM 2) untuk terlihat “hidup” tanpa mengorbankan kejelasan informasi taktis. Hasilnya? Adegan tembak-menembak yang dramatis, tetapi tetap mudah dibaca untuk keputusan strategis.

Target Audiens: Penggemar Star Wars atau Strategi?

Inilah tantangan terbesar Zero Company. Game ini harus memuaskan dua basis penggemar: pecinta Star Wars yang mungkin baru mengenal genre strategi, dan veteran taktik yang menginginkan kedalaman mekanik. Bit Reactor mengaku telah mempelajari kesalahan Star Wars: Empire at War (2006) yang dianggap terlalu rumit untuk pemain kasual. Solusinya? Tutorial bertahap dan mode kesulitan yang bisa disesuaikan.

Kabar baiknya, kolaborasi dengan Respawn memastikan kualitas naratif setara dengan Jedi: Survivor. Jika berhasil, Zero Company bisa menjadi game strategi Star Wars pertama yang sukses secara mainstream sejak era 2000-an.

Dengan peluncuran masih dua tahun lagi, masih banyak misteri yang tersisa. Namun, satu hal sudah pasti: 2026 akan menjadi tahun di mana taktik dan Star Wars bersatu dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

iPhone 17 Pro Tampil Menawan dengan Desain Kamera Baru

0

Telset.id – Jika Anda termasuk yang skeptis dengan perubahan desain iPhone 17 Pro, bocoran render terbaru mungkin bisa mengubah pandangan Anda. Apple dikabarkan akan menghadirkan desain kamera yang lebih besar dan berani, terinspirasi dari langgam Google Pixel 9. Bagaimana hasilnya? Simak analisis mendalam dari Telset.id.

Setelah bertahun-tahun mempertahankan desain yang hampir serupa, Apple akhirnya mengambil langkah berani dengan mengubah tata letak kamera belakang pada iPhone 17 Pro dan Pro Max. Trio kamera tetap dipertahankan, namun kini ditempatkan pada “pulau kamera” yang jauh lebih besar. Desain ini, yang terlihat mirip dengan seri Pixel 9, telah memicu perdebatan sengit di berbagai forum teknologi.

Beberapa bocoran gambar casing iPhone 17 Pro telah mengkonfirmasi perubahan desain ini. Namun, yang lebih menarik adalah render terbaru yang menunjukkan bagaimana ponsel ini bisa terlihat sangat menawan ketika dipasangkan dengan casing warna-warni. Meski tidak semua orang menyukai perubahan ini, Apple tampaknya memberikan opsi lain dengan menghadirkan model standar iPhone 17 dan varian baru bernama iPhone 17 Air.

Desain yang Membagi Opini

Desain kamera besar pada iPhone 17 Pro jelas bukan untuk semua orang. Bagi yang tidak menyukainya, Apple menyediakan alternatif melalui iPhone 17 standar yang mempertahankan desain iPhone 16, serta iPhone 17 Air dengan pulau kamera yang lebih ramping dan elegan. Varian Air ini bahkan disebut-sebut sangat mirip dengan desain Pixel dari kejauhan.

Sementara itu, kompetitor seperti Samsung dan Google tampaknya belum berniat mengubah desain ikonik mereka dalam waktu dekat. Galaxy S26 yang masih jauh dari peluncuran diperkirakan akan mempertahankan bahasa desain yang sudah dikenal, meski tanpa edges tajam seperti sebelumnya.

Masa Depan Lini iPhone

Perubahan desain pada iPhone 17 Pro mungkin hanya awal dari transformasi besar Apple. Kabarnya, perusahaan asal Cupertino ini sedang mempersiapkan model Pro baru dan iPhone lipat yang rencananya akan dirilis pada 2027. Inovasi-inovasi ini tentu sangat dinantikan, meski kekhawatiran tentang kenaikan tarif mungkin bisa mempengaruhi keterjangkauannya bagi konsumen biasa.

Lalu, apakah perubahan desain iPhone 17 Pro ini akan diterima pasar? Masih terlalu dini untuk memastikan. Namun satu hal yang pasti: Apple sekali lagi membuktikan keberaniannya untuk berinovasi, meski harus menanggung risiko perbedaan pendapat dari para penggemarnya.

TSMC Tetap Percaya Diri di Tengah Kekhawatiran Tarif Global

0

Telset.id – Di tengah gejolak tarif global yang membuat industri teknologi kalang kabut, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) justru menunjukkan ketangguhan yang mengejutkan. Perusahaan ini dengan tegas menyatakan bahwa proyeksi pertumbuhannya tetap tidak berubah, meskipun kebijakan tarif Presiden Donald Trump terus menciptakan ketidakpastian di pasar global.

Tarif yang naik-turun seperti roller coaster ini telah menyebabkan fluktuasi saham, penarikan investasi, dan ketidakpastian jangka panjang. Banyak perusahaan, seperti OnePlus, terpaksa menaikkan harga produk mereka—contohnya OnePlus Watch 3 yang kini lebih mahal di AS dibandingkan wilayah lain. Namun, TSMC tampaknya berdiri tegak di tengah badai ini.

TSMC dan Optimisme di Tengah Badai Tarif

TSMC, raksasa chipset asal Taiwan, tetap yakin bisnisnya tidak akan terdampak signifikan. Perusahaan ini bahkan mempertahankan prediksi pertumbuhan lebih dari 20% di tahun 2025, dengan pendapatan dari sektor AI yang diproyeksikan melonjak dua kali lipat. Kebutuhan chip untuk pengembangan model AI menjadi salah satu faktor utama yang memperkuat keyakinan TSMC.

“Kami melihat permintaan yang sangat kuat, terutama dari sektor AI,” ujar perwakilan TSMC. “Ini menjadi pendorong utama pertumbuhan kami, terlepas dari tantangan tarif yang dihadapi industri global.”

Pabrik AS TSMC: Awalnya Diremehkan, Kini Jadi Andalan

Salah satu kejutan terbesar datang dari pabrik TSMC di Amerika Serikat. Awalnya, perusahaan ini tidak terlalu berharap banyak dari operasinya di AS karena biaya produksi di Taiwan jauh lebih efisien. Namun, kebijakan tarif yang tidak menentu justru membuat perusahaan seperti Apple dan Nvidia beralih ke pabrik TSMC di AS untuk menghindari risiko di masa depan.

“Kami melihat peningkatan pesat dalam pesanan dari pabrik AS,” tambah perwakilan TSMC. “Bahkan, kami telah menaikkan harga di sana dan tetap mendapatkan keuntungan yang sehat.”

Analis: Keyakinan TSMC Mungkin Terlalu Berani

Meski TSMC tampak optimis, beberapa analis meragukan ketahanan perusahaan ini dalam jangka panjang. Mereka berpendapat bahwa dampak tarif global mungkin baru akan terasa beberapa bulan ke depan, dan TSMC tidak akan kebal terhadap efeknya.

“TSMC mungkin sedang berusaha menenangkan investor,” kata seorang analis industri. “Atau mungkin mereka memang memiliki pengaruh yang cukup besar untuk bertahan. Namun, situasi ini tetap berisiko.”

Dunia bisnis sedang mempersiapkan diri untuk tahun 2025 yang penuh tantangan, dengan perdagangan global diperkirakan menurun akibat tarif. Apakah TSMC benar-benar bisa melewati badai ini, atau justru akan terseret seperti perusahaan lainnya? Jawabannya mungkin akan segera terungkap.

Oppo A5 Pro 5G Siap Guncang Pasar India dengan Ketangguhan Ekstra

0

Bayangkan ponsel yang tak hanya elegan, tetapi juga siap menghadapi segala tantangan—mulai dari terjatuh hingga terendam air. Oppo baru saja mengumumkan kehadiran A5 Pro 5G di India, dan janjinya jelas: ketangguhan bukan sekadar jargon. Dijadwalkan meluncur pada 24 April 2025, ponsel ini membawa fitur-fitur yang seolah menantang batas ketahanan perangkat seluler.

Di tengah maraknya ponsel dengan desain tipis namun rentan, Oppo mengambil jalan berbeda. A5 Pro 5G hadir dengan “360° Armor Body”, klaim perusahaan bahwa bodinya dirancang untuk bertahan dari jatuh dari segala sudut. Tak main-main, ponsel ini juga mengantongi sertifikasi IP69, level tertinggi untuk ketahanan terhadap debu dan air. Bagi pengguna aktif yang sering bekerja di lingkungan ekstrem, ini bisa menjadi solusi.

Tapi Oppo tak hanya mengandalkan ketangguhan fisik. Dengan baterai 5800mAh dan dukungan fast charging 45W SUPERVOOC, A5 Pro 5G menjanjikan daya tahan yang sulit ditandingi. Belum lagi fitur “200% network boost” yang diklaim mampu menjaga konektivitas stabil bahkan di area dengan sinyal lemah. Lantas, apa lagi yang tersembunyi di balik desainnya yang kokoh?

Desain Tangguh untuk Pengguna Aktif

Oppo secara eksplisit menyebut A5 Pro 5G sebagai ponsel yang “damage-proof”. Konsep 360° Armor Body bukan sekadar lapisan pelindung biasa—melainkan hasil rekayasa material dan struktur yang mampu menyerap guncangan dari berbagai arah. Ini berarti, baik terjatuh secara vertikal maupun miring, risiko kerusakan diminimalisir.

Sertifikasi IP69 melengkapi ketangguhannya. Berbeda dengan rating IP68 yang umum di pasaran, IP69 menjamin ketahanan terhadap tekanan air tinggi dan partikel debu ekstrem. Cocok untuk pekerja lapangan, traveler, atau bahkan mereka yang sering “ceroboh” dengan gadget.

Daya Tahan Baterai dan Teknologi Charging Cepat

Dengan kapasitas 5800mAh, A5 Pro 5G termasuk dalam jajaran ponsel dengan baterai terbesar di segmennya. Oppo mengklaim pengguna bisa bertahan hingga dua hari pemakaian intensif tanpa perlu mencari stopkontak. Ketika baterai akhirnya habis, teknologi 45W SUPERVOOC siap mengisi ulang dengan kecepatan yang mengesankan.

Fitur ini bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga efisiensi. Oppo menjamin bahwa sistem pendingin terintegrasi mencegah overheating selama pengisian, memperpanjang umur baterai dalam jangka panjang.

Konektivitas Tanpa Kompromi

Fitur “200% network boost” menjadi sorotan utama. Teknologi ini bekerja dengan mengoptimalkan antena internal dan perangkat lunak untuk memperkuat sinyal di lokasi sulit. Hasilnya? Streaming tanpa buffering dan panggilan lebih jernih meski di basement atau pedesaan.

Sayangnya, Oppo masih menyimpan detail spesifikasi lain seperti chipset, kamera, atau harga. Informasi ini dijanjikan akan dibeberkan mendekati tanggal peluncuran. Namun, dengan positioning sebagai perangkat “affordable”, A5 Pro 5G berpotensi menjadi pesaing serius di pasar mid-range India.

Jika Oppo konsisten dengan strategi sebelumnya, kita bisa mengharapkan harga kompetitif di kisaran Rp3-4 jutaan. Dengan kombinasi ketangguhan, baterai besar, dan fitur konektivitas unggulan, A5 Pro 5G mungkin akan menggeser persepsi bahwa ponsel tangguh harus berharga mahal.

Oppo K12s Resmi Meluncur, Baterai 7.000 mAh Tahan 5 Tahun!

0

Bayangkan ponsel yang bisa bertahan seharian penuh bahkan setelah lima tahun pemakaian. Itulah janji Oppo dengan K12s, anggota terbaru keluarga K12 yang siap mengguncang pasar. Bocoran terbaru mengindikasikan, perangkat ini akan resmi diluncurkan pada 22 April 2025 dengan sejumlah fitur unggulan yang sulit diabaikan.

Di tengah maraknya ponsel dengan spesifikasi tinggi namun boros baterai, Oppo mengambil pendekatan berbeda. K12s tidak hanya mengandalkan desain stylish, tetapi juga fokus pada ketahanan baterai yang luar biasa. Dengan kapasitas 7.000 mAh dan dukungan pengisian cepat 80W, ponsel ini siap menjadi solusi bagi pengguna aktif.

Lantas, apa saja yang membuat Oppo K12s layak ditunggu? Mari kita kupas lebih dalam.

Daya Tahan Baterai yang Revolusioner

Oppo mengklaim baterai K12s mampu bertahan hingga 1.800 siklus pengisian atau sekitar lima tahun pemakaian tanpa kehilangan lebih dari 20% kapasitas aslinya. Angka ini jauh melampaui standar industri yang biasanya hanya menjanjikan 800-1.000 siklus. Teknologi baterai canggih ini kemungkinan besar didukung oleh algoritma pengisian pintar dan material elektroda berkualitas tinggi.

Dengan kapasitas 7.000 mAh, pengguna bisa menikmati:

  • Waktu aktif hingga 2 hari untuk pemakaian normal
  • Streaming video hingga 20 jam non-stop
  • Gaming intensif selama 8-10 jam

Desain dan Warna yang Memikat

Berdasarkan gambar resmi yang dibagikan Oppo, K12s akan hadir dalam tiga varian warna: putih, ungu, dan hitam. Desainnya mengusung konsep minimalis dengan kamera belakang berbentuk persegi panjang – mirip dengan desain OnePlus 13T yang sempat menjadi perbincangan.

Bocoran dari TENAA mengungkapkan, ponsel ini akan dibekali layar AMOLED 6,67 inci dengan resolusi FHD+. Sensor sidik jari tertanam di bawah layar (in-display), memberikan pengalaman penggunaan yang lebih mulus tanpa tombol fisik.

Spesifikasi Unggulan untuk Segmen Menengah

Meskipun Oppo belum merilis detail resmi, benchmark terbaru menunjukkan K12s akan ditenagai oleh Snapdragon 6 Gen 4. Chipset ini diprediksi akan menawarkan:

  • Peningkatan performa 25% dibanding generasi sebelumnya
  • Efisiensi daya yang lebih baik
  • Dukungan jaringan 5G

Untuk memori, pilihan RAM 8GB atau 12GB akan disandingkan dengan penyimpanan internal 128GB, 256GB, atau 512GB. Kombinasi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan multitasking dan penyimpanan data pengguna sehari-hari.

Sistem Kamera yang Solid

Di sektor fotografi, K12s diperkirakan mengusung konfigurasi kamera belakang ganda:

  • Sensor utama 50MP untuk hasil foto tajam
  • Sensor sekunder 2MP yang kemungkinan berfungsi sebagai depth sensor
  • Kamera depan 16MP untuk selfie dan video call

Meski tidak sebanyak ponsel flagship, kombinasi ini sudah cukup memadai untuk kebutuhan fotografi harian. Pertanyaannya, akankah Oppo menyertakan fitur AI canggih untuk meningkatkan kualitas gambar?

Dengan harga yang belum diumumkan, K12s diprediksi akan bersaing ketat di segmen menengah. Jika Oppo bisa menawarkan harga kompetitif, ponsel ini berpotensi menjadi bestseller berkat kombinasi baterai tahan lama dan spesifikasi solid. Tunggu tanggal mainnya pada 22 April mendatang!

iPhone 16e Ungguli iPhone 16 Berkat Komponen Buatan Apple

0

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa iPhone 16e, yang harganya lebih terjangkau, justru memiliki performa yang mengesankan? Bocoran terbaru dari analisis komponen mengungkap rahasia di balik keunggulan ponsel ini dibandingkan iPhone 16. Ternyata, kunci utamanya terletak pada komponen buatan Apple yang lebih banyak digunakan dalam iPhone 16e.

iPhone 16e, yang dianggap sebagai penerus spiritual iPhone SE 3, awalnya dipandang sebagai varian “entry-level” dengan fitur yang lebih sederhana. Namun, laporan terbaru dari Counterpoint Research menunjukkan bahwa ponsel ini justru memiliki keunggulan teknis yang signifikan berkat komponen buatan Apple yang lebih banyak dibandingkan iPhone 16.

Meskipun iPhone 16e tidak memiliki fitur premium seperti Dynamic Island atau MagSafe, ponsel ini membuktikan bahwa kualitas tidak selalu harus mahal. Dengan harga mulai dari $599, atau $200 lebih murah dari iPhone 16, iPhone 16e berhasil menarik perhatian pasar dan membantu Apple mendominasi penjualan smartphone di Q1 2025.

Komponen Buatan Apple: Rahasia di Balik Keunggulan iPhone 16e

Menurut analisis Counterpoint, 40% komponen dalam iPhone 16e dibuat oleh Apple sendiri. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan iPhone 16 (29%) dan iPhone SE 3 (31%). Beberapa komponen kunci yang dibuat oleh Apple termasuk modem C1, chip pemrosesan, dan manajemen daya.

Modem C1, yang merupakan modem pertama buatan Apple, tidak hanya menghemat biaya produksi sebesar $10 per unit, tetapi juga memberikan keunggulan performa. Meskipun secara teknologi dianggap lebih sederhana dibandingkan Qualcomm Snapdragon X71 5G modem yang digunakan di iPhone 16, modem C1 justru menunjukkan kecepatan unggah dan unduh yang lebih baik dalam banyak situasi. Selain itu, modem ini lebih efisien dalam penggunaan daya dan desainnya yang ringkas memungkinkan ruang untuk baterai yang lebih besar.

Desain dan Fitur: Apa yang Membuat iPhone 16e Spesial?

iPhone 16e memiliki layar 6.1 inci yang sama dengan iPhone 16, serta ditenagai oleh chip A18 dan dukungan Apple Intelligence. Namun, ponsel ini memiliki beberapa perbedaan signifikan:

  • Notch alih-alih Dynamic Island
  • Satu kamera belakang
  • Tombol Aksi, tetapi tanpa tombol Kontrol Kamera
  • Tidak mendukung pengisian daya nirkabel MagSafe

Meskipun fiturnya lebih sederhana, penggunaan komponen buatan Apple yang lebih banyak memberikan kontrol yang lebih ketat terhadap pengalaman pengguna. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa banyak pengguna melaporkan kepuasan yang tinggi dengan performa iPhone 16e meskipun harganya lebih terjangkau.

Dampak pada Pasar Smartphone

Keberhasilan iPhone 16e tidak hanya terlihat dari penjualannya yang tinggi, tetapi juga dari bagaimana ponsel ini mengubah persepsi pasar tentang smartphone entry-level. Dengan komponen buatan sendiri yang lebih banyak, Apple tidak hanya mengurangi ketergantungan pada vendor eksternal tetapi juga mampu menawarkan produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif.

Strategi ini mungkin akan menjadi tren di masa depan, di mana produsen smartphone akan berusaha untuk mengembangkan lebih banyak komponen secara internal guna meningkatkan kendali atas produk mereka dan menekan biaya produksi.

Jadi, apakah iPhone 16e layak menjadi pilihan Anda? Jika Anda mencari pengalaman inti iPhone dengan harga lebih terjangkau dan performa yang mengesankan, jawabannya mungkin ya. Namun, jika Anda menginginkan semua fitur flagship terbaru, iPhone 16 tetap menjadi pilihan yang lebih baik—meskipun dengan harga premium.

Asus Luncurkan Chromebook CX14 & CX15: Stylish, Cerdas, dan Ramah Lingkungan

0

Pernahkah Anda membayangkan sebuah Chromebook yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga memiliki desain premium dan fitur canggih? Asus menjawab tantangan ini dengan meluncurkan dua model terbaru mereka: Chromebook CX14 dan CX15. Kedua perangkat ini tidak hanya menawarkan performa solid, tetapi juga desain yang stylish dan berkelanjutan.

Chromebook telah lama dikenal sebagai perangkat terjangkau yang ideal untuk pelajar dan pengguna casual. Namun, Asus membawa konsep baru dengan Chromebook CX14 dan CX15, menggabungkan estetika premium, keberlanjutan lingkungan, dan kecerdasan buatan (AI) dari Google. Dengan pilihan warna yang menarik dan fitur Chromebook Plus, Asus berani menantang persepsi tradisional tentang Chromebook.

Mari kita telusuri lebih dalam apa yang membuat Chromebook CX14 dan CX15 layak menjadi pilihan Anda.

Desain Stylish dengan Sentuhan Ramah Lingkungan

Asus tidak main-main dalam hal desain. Chromebook CX14 dan CX15 hadir dengan pilihan warna yang menarik seperti Quiet Blue, Misty Green, dan Cream Pink. Tidak hanya itu, mereka juga menawarkan tiga jenis finishing berbeda, termasuk Crystallice dan Washi, yang dilapisi dengan cat tahan lama untuk ketahanan ekstra.

Yang lebih mengesankan, Asus menggunakan 30% plastik daur ulang dalam konstruksi perangkat ini dan mengemasnya dengan kemasan ramah lingkungan. Ini adalah langkah besar dalam mengurangi jejak karbon, sekaligus membuktikan bahwa teknologi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan.

Performa dan Fitur Canggih dengan Chromebook Plus

Chromebook CX14 dan CX15 tersedia dalam dua varian: standar dan Chromebook Plus. Varian Plus adalah yang paling menarik, dengan dukungan penuh untuk fitur AI ChromeOS. Pengguna akan mendapatkan integrasi Gemini untuk bantuan menulis, wallpaper kustom, latar belakang panggilan video, serta alat tambahan di Gmail dan Docs.

Asus bahkan menyertakan langganan Google One AI Premium selama satu tahun, yang mencakup penyimpanan 2TB dan akses ke Gemini Advanced. Ini adalah nilai tambah yang signifikan bagi mereka yang bergantung pada ekosistem Google.

Spesifikasi Teknis yang Solid

Berikut adalah rincian spesifikasi utama Chromebook CX14 dan CX15:

  • Prosesor: Intel Celeron N4500 atau Intel Core 3 N355 (untuk Chromebook Plus)
  • RAM: 4GB hingga 16GB LPDDR4X/LPDDR5 (tergantung model)
  • Penyimpanan: 32GB hingga 256GB eMMC
  • Layar: CX14: 14-inch FHD, hingga 300 nits, opsional touch; CX15: 15.6-inch FHD, hingga 300 nits
  • Port: USB-C, USB-A, HDMI 1.4b, jack 3.5mm, Kensington lock
  • Bobot: 1.39kg (CX14), 1.59kg (CX15)
  • Baterai: Opsi hingga 63Wh
  • Daya Tahan: Sertifikasi MIL-STD-810H
  • Ekstra: Chip keamanan Titan C, NumberPad pada CX15, integrasi Google AI pada Chromebook Plus

Fitur yang Dioptimalkan untuk Pengguna

Asus tidak hanya fokus pada spesifikasi teknis, tetapi juga pada pengalaman pengguna. Engsel yang dapat dilipat hingga 180 derajat memudahkan berbagi layar, sementara penempatan port yang didesain ulang memberikan ruang lebih untuk pergerakan mouse.

Khusus untuk CX15, Asus menyertakan keyboard ukuran penuh dengan numeric keypad, fitur yang sangat berguna bagi pelajar atau profesional yang sering bekerja dengan spreadsheet. Dengan sertifikasi MIL-STD-810H, Chromebook ini juga dibangun untuk bertahan dalam kondisi yang menantang.

Dengan semua fitur ini, Asus Chromebook CX14 dan CX15 tidak hanya cocok untuk penggunaan sehari-hari, tetapi juga siap mendukung produktivitas yang lebih serius. Apakah ini akhir dari era Chromebook sebagai perangkat sekunder? Waktu yang akan menjawab, tetapi Asus jelas telah menaikkan standar.

OnePlus Pad 2 Pro Bocoran: Tablet Flagship dengan Performa Gahar!

0

Pernahkah Anda membayangkan tablet dengan performa setara smartphone flagship? Bocoran terbaru mengindikasikan OnePlus sedang mempersiapkan kejutan besar di segmen tablet Android. Sebuah perangkat misterius yang diduga sebagai OnePlus Pad 2 Pro (atau mungkin Pad Pro 2) baru saja muncul di Geekbench, dan angka benchmark-nya sungguh mencengangkan.

OnePlus memang belum resmi mengumumkan kehadiran tablet terbarunya, tetapi jejak digital yang tertinggal di platform pengujian performa sudah cukup membuat para penggemar teknologi bersemangat. Jika bocoran ini akurat, kita mungkin sedang menyaksikan langkah besar OnePlus untuk bersaing di liga premium tablet.

Lantas, apa saja yang membuat tablet ini begitu spesial? Mari kita telusuri lebih dalam.

Spesifikasi Gahar yang Mengejutkan

Dari listing Geekbench yang terungkap, tablet dengan kode model OPD2413 ini mengusung prosesor Snapdragon 8 Elite dari Qualcomm yang berjalan pada kecepatan 4.32GHz. Prosesor ini dipasangkan dengan GPU Adreno 830 dan didukung RAM berkapasitas 16GB. Yang lebih menarik, perangkat ini sudah menjalankan Android 15.

Dalam pengujian Geekbench 6, tablet ini mencetak skor 3091 untuk single-core dan 9638 untuk multi-core. Angka-angka ini tidak main-main—performanya setara dengan smartphone flagship terbaik di pasaran saat ini, bahkan melampaui kebanyakan tablet sekelasnya.

Desain dan Fitur yang Diharapkan

Berdasarkan berbagai bocoran dan spekulasi, berikut adalah gambaran spesifikasi OnePlus Pad 2 Pro:

  • Layar LCD 13.2 inci dengan resolusi 3.4K dan refresh rate 144Hz
  • Chipset Snapdragon 8 Elite dengan GPU Adreno 830
  • Sistem operasi Android 15
  • RAM LPDDR5x hingga 16GB
  • Penyimpanan UFS 4.0 hingga 1TB
  • Kamera belakang 13MP dan kamera depan 8MP
  • Baterai 10,000mAh dengan dukungan pengisian cepat 80W

Model lain dengan kode OPD2408 juga telah muncul di dokumen FCC, yang kemungkinan akan dirilis secara global dengan nama OnePlus Pad 3R. Perangkat ini diduga akan membawa spesifikasi serupa dengan dukungan stylus dan baterai lebih besar berkapasitas 12,140mAh dengan pengisian cepat 67W.

Persaingan di Pasar Tablet Premium

OnePlus Pad sebelumnya memang telah memberikan pengalaman yang mengesankan dengan harga yang relatif terjangkau. Namun dengan spesifikasi seperti ini, OnePlus tampaknya serius ingin bersaing di segmen premium, langsung berhadapan dengan iPad Pro dan Galaxy Tab terbaru.

Pertanyaan besarnya adalah: apakah performa gahar saja cukup untuk menggeser dominasi Apple dan Samsung di pasar tablet high-end? OnePlus perlu membawa lebih dari sekadar angka benchmark yang tinggi—pengalaman pengguna yang holistik, dukungan aksesori, dan ekosistem aplikasi yang matang akan menjadi penentu kesuksesan.

Yang pasti, kehadiran OnePlus Pad 2 Pro ini akan menyegarkan pasar tablet Android yang selama ini didominasi oleh beberapa pemain utama. Konsumen akhirnya memiliki pilihan lebih banyak untuk tablet premium dengan performa top-tier.

Kita tunggu saja pengumuman resmi dari OnePlus. Jika bocoran ini akurat, kita mungkin sedang menyaksikan kelahiran penantang baru yang serius di dunia tablet premium.

Nothing CMF Phone (2) Pro: Kamera “Best-in-Segment” yang Siap Guncang Pasar

0

Pernahkah Anda merasa kamera ponsel mid-range masih kurang memuaskan? Nothing, perusahaan asal Inggris yang dikenal dengan desain industrial dan inovasinya, siap menjawab keluhan itu. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa CMF Phone (2) Pro—produk terbaru sub-brand mereka—akan membawa kamera “best-in-segment” yang bisa menyaingi flagship.

Nothing memang sedang naik daun. Setelah meluncurkan Phone (3a) dan (3a) Pro, kini mereka bersiap merilis ponsel lebih terjangkau di bawah label CMF. Meski harganya lebih murah, CMF Phone (2) Pro tidak main-main dalam hal spesifikasi, terutama di sektor kamera.

Lewat unggahan di Twitter, Nothing memperlihatkan desain unik kamera belakang ponsel ini. Tiga lensa bundar dan LED flash menonjol dari bodi belakang, dikelilingi bingkai aluminium yang memberi kesan kokoh. Dua sekrup yang terlihat semakin menegaskan gaya industrial khas CMF.

Spesifikasi Kamera yang Menjanjikan

Nothing mengklaim CMF Phone (2) Pro memiliki triple kamera terbaik di segmennya. Berikut detailnya:

  • Lensa Utama 50MP: Sensor 1/1.58-inch (terbesar di kelasnya) untuk hasil foto lebih detail bahkan dalam kondisi minim cahaya.
  • Telefoto 50MP: Dukungan zoom optik 2x—sebuah fitur langka untuk ponsel mid-range.
  • Ultra-wide 8MP: Sudut pandang 119.5 derajat untuk menangkap pemandangan luas tanpa distorsi.

Di atas kertas, konfigurasi ini memang mengesankan. Namun, pertanyaannya: apakah chipset MediaTek Dimensity 7300—yang bukan termasuk yang terbaru—mampu mengoptimalkan performa kamera? Chipset 4nm ini diluncurkan pada Juni 2024 dan mungkin kurang gesit dalam pemrosesan gambar dibandingkan rival seperti Snapdragon 7 Gen 3.

Desain dan Fitur Lain yang Diumumkan

Selain kamera, CMF Phone (2) Pro diprediksi memiliki:

  • Layar 6.7-inch AMOLED: Resolusi FHD+ dengan refresh rate 120Hz untuk pengalaman visual lebih halus.
  • Baterai 5.000 mAh: Dukungan fast charging 45W untuk isi daya lebih cepat.

Meski belum dikonfirmasi resmi oleh Nothing, rumor ini cukup valid mengingat bocoran sebelumnya tentang kamera ternyata akurat. Jika spekulasi ini benar, CMF Phone (2) Pro bisa menjadi pesaing serius di pasar mid-range.

Kapan Peluncurannya?

Nothing telah mengonfirmasi bahwa ponsel ini akan resmi diluncurkan pada 28 April 2025. Dengan waktu yang tinggal sebentar, tidak menutup kemungkinan akan ada bocoran lain yang muncul.

Bagi Anda yang mencari ponsel mid-range dengan kamera unggulan, CMF Phone (2) Pro patut ditunggu. Apalagi jika harganya benar-benar lebih terjangkau dibanding seri Phone (3a). Tapi, apakah performanya bisa setara dengan klaim “best-in-segment”? Kita lihat saja nanti.

RTX 5060 Ti 8GB vs 16GB: Kesenjangan Performa yang Mengejutkan

0

Telset.id – Jika Anda berpikir varian 8GB dan 16GB dari RTX 5060 Ti hanya berbeda dalam kapasitas memori, siap-siap tercengang. Bocoran benchmark terbaru dari Bilibili mengungkapkan jurang performa yang signifikan antara kedua model ini, terutama dalam game yang haus VRAM. Bagaimana bisa selisih $50 menentukan pengalaman gaming Anda?

Dalam uji coba di Cyberpunk 2077 dengan pengaturan maksimal dan DLSS 4 Quality (tanpa Frame Generation), RTX 5060 Ti 8GB hanya mampu mencapai 9.1 FPS pada resolusi 1440p. Bandingkan dengan versi 16GB yang melesat hingga 18.5 FPS—selisih 200% yang tak bisa dianggap remeh. Ketika Frame Generation diaktifkan, jarak memang menyempit, tetapi tetap terlihat di mode 4x: 113 FPS (16GB) vs 92.4 FPS (8GB).

Game AAA Jadi Medan Uji

Horizon Zero Dawn Remastered, yang secara resmi merekomendasikan VRAM 16GB, menjadi bukti nyata keunggulan varian berkapasitas lebih besar. Pada 1080p, RTX 5060 Ti 16GB unggul 29% dalam FPS rata-rata dan 30% lebih stabil di 1% lows—faktor krusial untuk gameplay yang mulus. Di 1440p, keunggulan ini bertahan di angka 16%.

Tapi jangan salah sangka. Di game seperti Assassin’s Creed: Shadows yang tidak terlalu memakan VRAM, kedua GPU ini berimbang. Untuk gaming 1080p/60 FPS standar, 8GB masih cukup. Pertanyaannya: seberapa sering Anda hanya bermain game “ringan”?

Strategi Nvidia yang Mencurigakan

Yang menarik, Nvidia diam-diam tidak mengirimkan sampel 8GB untuk diulas media. Tindakan ini bisa ditafsirkan sebagai pengakuan tidak langsung atas keterbatasan model tersebut. Dengan tren game AAA yang semakin demanding, lonjakan harga $50 untuk versi 16GB terasa seperti investasi wajib—apalagi mengingat RTX 5060 Ti 16GB dibanderol $429.

Jadi, mana pilihan tepat? Jika budget ketat dan Anda hanya main game esports atau title lama, 8GB masih bisa dipertimbangkan. Tapi untuk future-proofing, 16GB jelas pemenangnya. Lagipula, siapa yang mau mengalami stuttering saat menjelajahi Night City?

Blizzard Umumkan Cara Kerja Hero Bans di Overwatch 2 Kompetitif

0

Telset.id – Blizzard akhirnya mengungkap detail mekanisme hero bans yang akan hadir di mode kompetitif Overwatch 2. Fitur ini memungkinkan pemain melarang hero tertentu yang dianggap terlalu kuat atau mengganggu, tanpa bisa memprediksi pilihan lawan. Langkah ini mengikuti jejak game kompetitif lain seperti League of Legends, di mana bans menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi.

Blizzard berharap fase “Ban Phase” ini tidak hanya mengurangi frustrasi pemain, tetapi juga menjadi alat pengumpulan data untuk rebalance game. Saat memasuki match kompetitif, Anda akan diminta memilih “Preferred Hero” sebagai sinyal kepada tim tentang karakter yang tidak ingin dilarang. Selanjutnya, Anda bisa memilih tiga hero untuk di-ban, dengan prioritas tertinggi pada pilihan pertama dan terendah pada pilihan ketiga.

Pemungutan suara dilakukan secara serentak oleh semua pemain, dengan chat antar tim lawan dinonaktifkan hingga voting selesai. Hasil bans kemudian dihitung berdasarkan aturan berikut:

  • Tim dengan suara terbanyak untuk hero tertentu akan dianggap sebagai “tim pertama” dan hero pilihan mereka otomatis dilarang. Jika seri, tim pertama ditentukan secara acak.
  • Tim kedua akan melarang hero pilihan mereka, kecuali jika hero tersebut sudah dilarang oleh tim pertama. Jika terjadi tumpang tindih, hero ketiga dari tim kedua akan dilarang.
  • Hero kedua yang paling banyak dipilih oleh tim pertama juga akan dilarang, dengan pengecualian yang sama.

Jika terjadi seri dalam jumlah suara, game akan memilih hero yang dipilih oleh mayoritas pemain di lobi. Jika masih seri, keputusan diambil secara acak. Selain itu, terdapat batasan maksimal dua bans per role. Bagi yang tidak ingin berpartisipasi, Anda bisa melewatkan fase voting dan membiarkan tim memutuskan.

Konteks dan Tujuan Hero Bans

Blizzard pertama kali mengumumkan hero bans dalam pengumuman Season 15 Overwatch 2, yang juga memperkenalkan sistem perks baru. Fitur ini akan resmi diluncurkan pada Season 16 mulai 22 April, bersamaan dengan mode Stadium yang menawarkan pertarungan 5v5 dengan mekanisme upgrade berbasis currency.

Dari perspektif desain, hero bans bukan sekadar alat untuk menyeimbangkan game, tetapi juga cara Blizzard memantau meta yang berkembang. Dengan melihat hero mana yang sering dilarang, developer bisa mengidentifikasi karakter yang mungkin membutuhkan nerf atau buff di masa depan.

Namun, pertanyaan besar tetap menggantung: Akankah sistem ini benar-benar mengurangi frustrasi pemain, atau justru menciptakan ketidakseimbangan baru? Bagaimana jika hero favorit komunitas terus-menerus dilarang? Jawabannya mungkin baru akan jelas setelah Season 16 berjalan.

Satu hal yang pasti, Overwatch 2 terus berupaya menyegarkan pengalaman kompetitifnya. Dengan hero bans, Stadium mode, dan perubahan lain, Blizzard berharap bisa mempertahankan relevansi game di tengah persaingan ketat genre hero shooter.

Google Gemini 2.5 Flash: AI dengan Kemampuan Berpikir yang Bisa Disesuaikan

0

Telset.id – Jika Anda mengira model AI hanya bisa bekerja dengan satu mode berpikir, Google baru saja membuktikan sebaliknya. Perusahaan raksasa teknologi itu meluncurkan Gemini 2.5 Flash, model AI ringan terbaru yang memungkinkan pengembang mengatur seberapa “keras” model ini berpikir. Inovasi ini menawarkan kontrol lebih besar atas biaya, kecepatan, dan kualitas hasil.

Gemini 2.5 Flash bukan sekadar pembaruan kecil. Model ini disebut sebagai “upgrade besar” dari pendahulunya, Gemini 2.0 Flash, dengan peningkatan signifikan dalam kemampuan penalaran. Yang membuatnya unik adalah fitur hybrid reasoning—pertama kali dihadirkan dalam keluarga Gemini—yang memungkinkan pengguna menyesuaikan tingkat pemrosesan sesuai kebutuhan.

Kontrol Penuh di Tangan Pengembang

Bayangkan Anda memiliki tombol yang bisa mengatur seberapa cerdas asisten AI Anda. Itulah yang ditawarkan Gemini 2.5 Flash. Pengembang bisa memilih untuk:

  • Menonaktifkan pemrosesan mendalam untuk tugas sederhana
  • Menetapkan “anggaran berpikir” untuk menyeimbangkan kecepatan dan akurasi
  • Mengaktifkan penalaran penuh saat dibutuhkan solusi kompleks

Menurut Google, pendekatan ini menciptakan model “Pareto frontier”—istilah teknis untuk solusi optimal yang tidak mengorbankan satu aspek demi meningkatkan aspek lain. Dalam benchmark resmi, Gemini 2.5 Flash menunjukkan performa kuat di bidang:

  • Pemecahan masalah matematika dan sains
  • Generasi kode pemrograman
  • Penalaran logis kompleks

Lebih Cepat, Lebih Efisien

Meski memiliki kemampuan berpikir yang lebih canggih, Gemini 2.5 Flash tetap mempertahankan kecepatan dan efisiensi biaya yang menjadi ciri khas varian Flash. Model ini sekarang tersedia dalam versi preview melalui:

  • Gemini API
  • Google AI Studio
  • Vertex AI

Bagi pengguna biasa, model baru ini juga bisa diakses melalui aplikasi Gemini, lengkap dengan fitur Canvas—ruang kolaboratif untuk menyempurnakan teks dan kode. Google sepertinya tidak ingin berhenti berinovasi, mengingat ini adalah model Gemini kelima yang diluncurkan dalam waktu kurang dari setahun.

Lalu, bagaimana dengan persaingan dengan model AI lain? Google mengakui Gemini 2.5 Flash tidak selalu unggul di semua bidang. Namun, perusahaan menekankan bahwa kekuatan model ini terletak pada kemampuan menyeimbangkan tiga faktor kritis: kecepatan, biaya, dan kualitas—sesuatu yang jarang ditemukan di pasar AI saat ini.

Dengan peluncuran ini, Google semakin memperkuat posisinya dalam perlombaan AI. Pertanyaan besarnya sekarang: apakah fleksibilitas berpikir ini akan menjadi standar baru untuk model AI masa depan? Jawabannya mungkin ada di tangan para pengembang yang akan mulai bereksperimen dengan Gemini 2.5 Flash mulai hari ini.