Pernahkah Anda membayangkan memiliki username unik di platform media sosial favorit? X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kini memberikan kesempatan itu—dengan harga yang tak main-main. Platform ini akan mulai menjual username yang sudah lama tidak aktif, dengan tarif mulai dari Rp 167 juta hingga miliaran rupiah. Namun, tidak semua orang bisa membelinya.
Kebijakan ini muncul setelah reverse engineer Nima Owji menemukan perubahan di aplikasi web X yang mengindikasikan proses penjualan username. Halaman dukungan untuk “handle inquiry” telah muncul, meski belum sepenuhnya aktif. Di dalamnya, terdapat FAQ yang menjelaskan bahwa hanya akun perusahaan dan organisasi berlangganan Verified Organizations yang boleh mengajukan penawaran.
Langkah ini bukanlah hal baru. Sebelum Elon Musk mengambil alih X (saat itu masih Twitter), perusahaan sempat mempertimbangkan lelang username tidak aktif. Musk sendiri mendukung ide ini sebagai cara membersihkan akun-akun mati sekaligus menambah sumber pendapatan baru.
Proses Pembelian yang Eksklusif
Bagi perusahaan yang tertarik, prosesnya cukup unik:
- Mengajukan penawaran melalui bot khusus
- Menunggu verifikasi ketersediaan username dalam 3 hari kerja
- Transfer username ke pemilik baru dalam 1-2 hari
Range harga yang ditawarkan sangat bervariasi, mulai dari USD 10.000 (Rp 167 juta) hingga lebih dari USD 500.000 (Rp 8,4 miliar). Nilai ini tentu mencerminkan potensi nilai branding sebuah username unik di platform dengan ratusan juta pengguna aktif.
Dampak bagi Pengguna Biasa
Kebijakan ini memiliki beberapa implikasi menarik:
- Perusahaan besar bisa mendapatkan username premium untuk branding
- Pengguna biasa harus lebih aktif agar akunnya tidak “dibersihkan”
- X mendapatkan aliran pendapatan baru di luar iklan dan langganan
Meski terdengar menggiurkan, proses ini masih menyisakan pertanyaan. Bagaimana jika username yang dijual sebenarnya masih dipakai oleh pengguna yang hanya jarang login? Apakah ada mekanisme banding bagi pemilik asli yang merasa dirugikan?
Yang pasti, langkah ini menunjukkan bagaimana X di bawah Musk terus bereksperimen dengan model bisnis baru. Setelah langganan premium, akses API berbayar, kini giliran username mati yang dikomersilkan. Pertanyaannya: strategi apa lagi yang akan muncul berikutnya?